I Gede Pasekan meneruskan perjalanannya ke Desa Panji.
Sesampainya di desa tersebut, I Gede Pasekan berjalan-jalan ke pantai dan melihat ada kapal yang kandas di antara batu karang.
Tiba-tiba, ada seseorang yang meminta tolong pada I Gede Pasekan. Ternyata, orang tersebut adalah nahkoda kapal yang kandas itu.
Baca juga: Cerita Rakyat Papua, Asal-usul Penyebaran Suku-suku di Merauke
Nahkoda itu meminta bantuan untuk membebaskan kapalnya, karena penumpangnya terjebak di dalam kapal.
Ia bercerita bahwa dirinya telah meminta bantuan, namun tidak ada yang bisa menolongnya.
Sang nahkoda menawarkan imbalan separuh hartanya, jika I Gede Pasekan bisa membantunya.
I Gede Pasekan menyanggupi untuk membantu nahkoda itu. Kemudian, I Gede Pasekan duduk bersila menatap kapal yang kandas.
Tak berapa lama kemudian, angin kencang berhembus dan membawa ombak ke arah kapal. Akhirnya, kapal bisa terbebas dari batu karang.
Nahkoda menepati janjinya, ia memberikan separuh hartanya kepada I Gede Pasekan.
Sejak saat itu, I Gede Pasekan menjadi orang yang sangat kaya dan bergelar I Gusti Panji Sakti.
Semakin lama, wilayah kekuasaan I Gede Pasekan semakin luas. Kemudian, ia membangun istana di tengah hutan yang banyak ditumbuhi pohon buleleng.
Wilayah itu diberi nama Kerajaan Buleleng dan istana yang dibangun I Gede Pasekan bernama Singaraja.
Baca juga: Dongeng Situ Bagendit, Cerita Rakyat dari Jawa Barat: Pesan Moral dan Letak
Makna Singaraja adalah raja perkasa seperti layaknya singa.
Pendapat lain, Singaraja berarti tempat persinggahan raja. Singaraja berasal dari kata singgah raja.
Ada beberapa pesan moral dalam cerita rakyat Asal-usul Buleleng dan Singaraja.