Setelah itu barulah Sunan Gresik memilih tempat untuk menetap dan berdakwah di sebuah desa bernama Leran.
Hal pertama yang dilakukan Sunan Gresik dalam memulai kegiatan berdakwah saat itu adalah berdagang dan menyediakan kebutuhan pokok dengan harga murah.
Selain itu beliau juga membuka layanan untuk sebagai tabib yang mengobati masyarakat secara gratis.
Cara lain yang dilakukan Sunan Gresik dalam berdakwah adalah dengan mengajarkan cara-cara baru bercocok tanam kepada masyarakat.
Cara Sunan Gresik tersebut berhasil merangkul masyarakat bawah yang menjadi kasta yang disisihkan dalam komunitas Hindu berhasil dan membuatnya mendapat tempat di hati masyarakat.
Dalam berdakwah Sunan Gresik juga tidak menentang kepercayaan penduduk asli secara tajam, namun dengan menunjukkan sisi indah dan kebaikan yang dibawa oleh agama Islam.
Hingga akhirnya bisa berdakwah di kalangan kerajaan dan sempat disambut dengan baik oleh raja Majapahit.
Meski sang raja tidak kemudian memeluk Islam, namun raja Majaphit itu menganugerahi satu bidang tanah kepada Sunan Gresik yang wilayahnya kini dikenal dengan nama Desa Gapura.
Sunan Gresik juga membangun pondok pesantren dan Masjid Pasucian yang berada di Leran, Manyar, Gresik.
Sunan Gresik wafat pada tahun 1419 setelah selesai membangun dan menata pondok sebagai tempat belajar agama Islam.
Kompleks makam Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim berada di Desa Gapura, Sukolilo, Gresik.
Kompleks makam ini dekat dengan alun-alun Gresik dan Masjid Jami' Gresik.
Hingga saat ini makam Sunan Gresik masih kerap diziarahi oleh umat Islam dari berbagai daerah di Indonesia.
Sumber:
uin-malang.ac.id
cagarbudaya.kemdikbud.go.id
tribunnewswiki.com
gramedia.com