Sedangkan Bharada E membalas dengan menembak sebanyak lima kali.
"(Ada) tujuh kali tembakan (yang dilakukan oleh Brigadir J) kepada Bharada E. (Bharada E) tidak ada (tidak kena tembakan) karena posisinya lebih di atas dan dia (dalam posisi yang) terlindung. Sedangkan dia (Bharada E) membalasnya dengan lima tembakan (kepada Brigadir J)," ujar Ramdahan.
"Namun, luka tembaknya ada tujuh (di tubuh Brigadir J), tetapi satu tembakkan bisa mengenai dua bagian. Seperti misalnya ketika dia menembakkan tangan dan tembus (ke badan)," ungkap Ramadhan.
Sementara, Samuel Hutabarat, ayah Brigadir J, merasa ada kejanggalan atas kematian putranya.
Samuel mengatakan, kejanggalan pertama, tim dari Mabes Polri menyampaikan bahwa Brigadir J terlebih dahulu mengeluarkan senjata api dan menembak secara membabi buta ke arah ajudan yang berada di rumah tersebut.
"Kalau anak saya yang menembak secara membabi buta, terus kondisi yang ditembak gimana, katanya lagi diperiksa di sana. Nah, logikanya kalau jarak 3 meter tidak mungkin tidak kena kalau terjadi baku tembak," kata Samuel, saat diwawancarai Tribunjambi.com di kediamannya di Jambi, Senin (11/7/2022).
Samuel juga mempertanyakan jarak tembak antara Bharada E dan Brigadir J.
Samuel mengatakan, kepada pihak keluarga, polisi menyebut jarak tembak sejauh 5-7 meter. Sementara, dalam keterangan ke publik, polisi menyebut jarak tembak 10 meter.
Samuel juga meminta pihak kepolisian untuk memperlihatkan rekaman kamera CCTV di lokasi kejadian jika memang anaknya terlebih dahulu melakukan penembakan.
Menurut dia, rumah perwira tinggi seharusnya memiliki kamera CCTV dan pengawasan ketat.
Kejanggalan kedua, beberapa jam sebelum kejadian, Brigadir J dan keluarganya masih intens berkomunikasi.
Saat itu, orangtua Brigadir J bersama adiknya sedang pulang ke kampung halaman, Balige, Sumatera Utara, untuk ziarah.
Brigadir J selalu aktif memberi komentar setiap foto yang diunggah sang adik.
Brigadir J seyogianya ingin ikut pulang ke kampung halaman, tetapi ia dalam kondisi sedang bertugas.
Saat itu, Brigadir J sedang mendampingi keluarga perwira Polri tersebut ke Magelang. Kemudian berkomunikasi dengan sang ibu bahwa ia akan kembali ke Jakarta.
"Waktu itu masih aktif chatting-an, setiap foto-foto selalu dikomentari. Dia bilang enak ya, katanya sama adiknya," jelas Samuel.
Mereka menghubungi Brigadir J untuk memastikan apakah sudah tiba di Jakarta.
Kejanggalan ketiga, saat itu Brigadir J tidak bisa dihubungi. Semua kontak keluarganya telah diblokir.
"Semua diblokir, kakaknya, dan yang lainnya diblokir," katanya.
Tidak berselang lama, mereka mendapat kabar bahwa Brigadir J telah meninggal dunia.
Adapun informasi tersebut tidak mereka terima langsung dari kepolisian, tetapi dari adik kandung Brigadir J yang juga bertugas di Mabes Polri.
Kejanggalan keempat, Samuel mengaku tidak dimintai persetujuan terkait proses autopsi yang dilakukan terhadap anaknya.
Ia mendapati anaknya sudah dalam kondisi lebam di sekujur tubuh dan luka tembak di dada, tangan, leher, dan bekas jahitan hasil autopsi.
"Tidak ada meminta persetujuan keluarga atas autopsi yang dilakukan," katanya.
Kejanggalan kelima, saat jenazah korban tiba, pihak keluarga sempat tidak diizinkan untuk melihat atau membuka pakaian korban.
Kemudian, mereka juga melarang pihak keluarga untuk mendokumentasikan kondisi korban saat pertama kali tiba di rumah duka.
"Awalnya kita dilarang, tapi mamaknya maksa mau lihat dan pas dilihat, saya langsung teriak lihat kondisi anak saya badannya lebam, mata kayak ditusuk, dan ada luka tembak," ujarnya.
Samuel meminta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo membentuk tim khusus atas kasus tewasnya Brigadir J.
"Saya minta kepada Pak Jendral Listyo Sigit Prabowo supaya ada perhatiannya dan membentuk tim pencari fakta yang murni atas perintah bapak sebagai Kapolri," katanya.
Artikel ini telah tayang di TribunJambi.com dengan judul: Penembakan Brigadir J, Ayah Temukan Kejanggalan Minta Kapolri Bentuk Tim Pencari Fakta
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul: KRONOLOGI Penembakan di Rumah Kadiv Propam Ferdy Sambo, Brigadir J Lebih Dulu Menembak Bharada E
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.