ADA yang sempat hilang dari pemberitaan yaitu terkait kasus temuan bahan peledak lengkap dengan detonatornya, ribuan amunisi alias peluru berkaliber 7,62 dan 9 milimeter, beserta senapan serbu AK-47 di Bandung, Jawa Barat. Sudah sebulan berlalu, tetapi kasus itu belum terungkap. Pertanyaannya, siapa pemilik semua itu dan untuk apa?
Saya mendatangi Kota Bandung, Jawa Barat. Yang menarik, temuan ini berada di kawasan ring-1 Kota Bandung, di sebuah bangunan tepat di tepi jalan utama Bandung, Jalan Asia Afrika. Lokasinya hanya berjarak 200 meter menuju Gedung Merdeka tempat dilangsungkannya Peringatan 60 tahun Konferensi Asia Afrika pada tahun 2015. Saat itu sejumlah pemimpin negara datang, mulai dari Presiden Tiongkok Xi Jinping, Perdana Menteri Malaysia kala itu Najib Razak, Presiden Iran Hasan Rouhani, dan puluhan pemimpin pemerintahan dan kepala negara di benua Asia & Afrika.
Baca juga: Polisi Akui Kesulitan Ungkap Temuan Bahan Peledak dan Senjata di Rumah Jalan Asia Afrika Bandung
Lokasi itu hanya sekitar 1 kilometer dari Gedung Sate, pusat Pemerintahan Provinsi Jawa Barat.
"Betapa kondisinya betul-betul ring-1," kata Arfin Sudirman, Kepala Departemen Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran, Bandung.
Saya menelusuri rumah atau bangunan, yang tampak dari Jalan Asia Afrika hanya semacam ruko kosong yang kecil. Loparan tentang hal ini dapat diikuti di program Eksklusif AIMAN di Kompas TV, tayang setiap Senin pukul 20.30 WIB malam.
Setelah saya mendapatkan akses untuk melihat lebih dekat dari berbagai sisi secara eksklusif, saya mendapatkan fakta yang berbeda. Pertama, bangunan ini begitu luas, dan di bagian belakang terdapat sebuah ruangan mirip gudang. Di sinilah pertama kali ditemukan bahan peledak, peluru, dan senjata itu yang jika dimiliki tanpa hak, punya konsekuensi hukuman hingga pidana hukuman mati berdasarkan Undang - Undang Darurat Tahun 1951.
Kedua, saya mendapati bagian atap yang baru saja diberi cat pelapis anti bocor, dan ketiga lampu led baru, serta ada galon air mineral. Galonnya belum lama dan masih bersih airnya.
Itu artinya bangunan itu tadinya berpenghuni dan salah satu penghuninya mengetahui segala temuan tersebut.
Setelah saya telusuri, diketahi penghuninya bernama Sulaksono Adjie yang biasa dipanggil Ko Acing. Ko Acing tinggal bertahun-tahun di bangunan itu. Dia meninggal Agustus 2021. Bahan peledak, senapan serbu, dan amunisinya ditemukan pada 6 Juni 2022.
Setelah Ko Acing meninggal, konon bangunan ditinggalkan. Satpam di sekitar lokasi mengatakan bahwa beberapa kali ada sejumlah mobil yang datang ke bangunan tersebut.
Maka, ada dua kemungkinan yang terjadi. Bahan peledak, senapan serbu, dan ribuan pelurunya sudah berada di lokasi itu saat Ko Acing masih hidup, atau semua itu ditaruh seseorang di tempat tersebut setelah Ko Acing meninggal. Hal ini tentu akan menjadi poin penting penyelidikan.
Sejumlah senjata AK-47 digunakan untuk perlawanan oleh gerakan separatis misalnya Tentara OPM di Papua dan sebagian lainnya digunakan oleh kelompok teroris ISIS.
Sebulan telah berlalu dan kasus itu belum juga terungkap. Pihak Polda Jawa Barat beserta Polrestabes Bandung kini terus menyelidikinya. Apalagi, ini kasus yang ancaman hukuman bagi pelakunya adalah hukuman mati. Siapa yang berada di balik ini, adakah ancaman bahaya di dalam kasus itu?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.