KOMPAS.com - Sebuah mobil terbakar saat mengisi bahan bakar minyak (BBM) di SPBU Wero, Kecamatan Gombong, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.
Peristiwa tersebut terjadi pada Kamis (7/7/2022) sekitar pukul 20.20 WIB.
Kejadian itu sempat terekam dalam video. Videonya kemudian beredar di media sosial.
Berita lainnya, yayasan Aksi Cepat Tanggap (ACT) kembali menjadi perbincangan. Di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur (Jatim), ACT menghilang dan tidak menyelesaikan pembangunan hunian sementara (huntara) bagi penyintas erupsi Gunung Semeru.
Sedianya, ACT membangun 100 unit huntara di kompleks relokasi Bumi Semeru Damai di Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro, Lumajang.
Namun, hingga 6 bulan berjalan, hanya 22 unit yang sudah dibangun, ditambah 7 unit yang progres pembangunannya stagnan.
Berikut berita-berita yang menjadi sorotan pembaca Kompas.com pada Jumat (7/7/2022).
Sebuah mobil Suzuki Carry terbakar sewaktu mengisi BBM di SPBU Wero, Kecamatan Gombong, Kabupaten Kebumen, Kamis malam.
Kasubsi Penmas Aiptu S Catur Nugraha mengatakan, kebakaran terjadi disebabkan pengemudi menghidupkan mesin mobil saat pengisian pertalite. Hal itu diduga menimbulkan percikan api.
Begitu mesin mobil menyala, tiba-tiba muncul percikan api dari bawah mesin.
Heru menuturkan, mobil tersebut berhasil didorong jauh dari mesin pompa dan kemudian dipadamkan. Tak lama berselang, mobil kembali bisa dinyalakan lalu dibawa pulang oleh pemilik.
"Itulah mengapa kita harus mematikan mesin saat pengisian BBM, untuk menghindari hal semacam ini. Beruntung petugas SPBU sigap memadamkan menggunakan APAR," ujarnya, Jumat (8/7/2022).
Baca selengkapnya: Viral Video Mobil Terbakar di SPBU Gombong Kebumen, Ini Penjelasan Polisi
Kabar kurang sedap soal Aksi Cepat Tanggap (ACT) berembus dari Kabupaten Lumajang. Yayasan itu menghilang dan tak menyelesaikan pembangunan huntara bagi para korban erupsi Semeru.
Bupati Lumajang Thoriqul Haq menuturkan, berdasarkan Surat Keputusan (SK) Bupati Lumajang tentang Pembagian Lokasi Huntara, ACT seharusnya membangun 100 unit huntara di kompleks relokasi Bumi Semeru Damai di Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro, Lumajang.
Meski sudah enam bulan berjalan, hanya 22 unit yang sudah dibangun, ditambah 7 unit yang progres pembangunannya stagnan. Adapun 71 unit lain masih belum jelas kelanjutannya.
Thoriq menjelaskan, sudah tiga minggu pihak ACT tidak bisa dihubungi. Mereka, terang Thoriq, mengaku penanggung jawab pembangunan huntara sudah ganti.
"Pembahasan huntara ACT telah menyanggupi 100 unit, sudah kita bagi ternyata sekarang hanya 22 yang jadi, 7 progresnya stagnan, dan sisanya belum apa-apa. Ini malah sekarang tidak bisa kami hubungi," ucapnya, Kamis.
Baca selengkapnya: Menghilang, ACT Tak Selesaikan Pembangunan Huntara untuk Penyintas Erupsi Semeru
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.