Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Rakyat Kalimatan Selatan: Asal Usul Nama Kampung Uka Uka

Kompas.com - 09/07/2022, 06:00 WIB
Dini Daniswari

Editor

Ning Mundul masih bersikap tenang dan menyanggupi permintaan perampok termasuk membawa istrinya, asal perampok itu mau adu kesaktian dengannya.

Kesaktian Ning Muncul

Kemudian, Ning Mundul meminta kapten perampok untuk adu lari cepat sepanjang pantai dari rumahnya menuju rumah di ujung kampung sebanyak tiga putaran. Yang tercepat akan menjadi pemenangnya.

Kapten perampok menganggap enteng tantangan yang diajukan Ning Mundul.

Setelah beberapa putaran, Ning Mundul berhasil mendahului kapten perampok, ia berlari sangat cepat dan terlihat biasa saja. Sedangkan, kapten perampok terlihat sangat kelelahan dengan nafas tersengal-sengal.

Baca juga: Legenda Si Lancang, Kisah Anak yang Durhaka Kepada Ibunya

Kemudian, Ning Mundul mengajak bertanding adu ponco atau bapacan. Dalam kompetisi ini, kapten perampo kembali mengalami kekalahan.

Masih penasaran dengan kesaktian Ning Mundul, kapten perampok kembali mengajak adu ponco pelaut atau panca laut.

Kembali, kapten perampok mengalami kekalahan. Kali ini, kapten mulai mengakui kekuatan Ning Mundul.

Pertandingan terakhir adalah menebas tamiang. Tamiang ini harus terpotong dengan sekali tebas. Keduanya sepakat boleh menggunakan senjata masing-masing.

Kapten perampok gagal menebas tamiang dengan sekali tebas, meskipun senjata yang digunakan sangat tajam.

Giliran Ning Muncul yang menggunakan mandau (senjata khas Kalimantan). Ning Muncul secepat kilat menebas tamiang, tamiang yang ditebas Ning Muncul juga terlihat tidak langsung terpotong.

Kapten perampok yang mengetahui hal tersebut tertawa kesenangan, mengira bahwa lawannya telah gagal menebas tamiang.

Ternyata dengan dorongan satu ibu jari, taming itu langsung roboh dan terbelah menjadi dua.

Baca juga: Cerita Rakyat Roro Kuning

Kepala perampok terkejut akan hal itu dan menyadari kekalahannya.

Permintaan maaf kapten perampok

Lalu, kapten perampok mengakui kekalahannya dan meminta maaf telah bermaksud akan mengambil istri Ning Muncul.

Kemudian, kapten perampok menjadikan Ning Muncul sebagai saudara angkatnya. Ning Muncul menerima persaudaraan itu dengan tangan terbuka. Warga pun menerima niat baik perampok dan anak buahnya.

Berkat kekuatan dan kerendahan hati, Ning Mundul berhasil mengubah tabiat kapten perampok sombong. Kini, kapten kapal selalu membela kebenaran dan baik hati seperti Ning Mundul, begitu juga kawan-kawannya.

Ning Mundul makin disegani warga kampungnya. Kampung tersebut pun dikenal dengan nama Uka-Uka. Nama itu berasal dari panggilan istri Ning Mundul kepada suaminya saat akan diculik kawanan perampok, "Uu kaa...Uu Kaa", yang artinya "Oo Kak...Oo Kak".

Sumber:

https://gln.kemdikbud.go.id/glnsite/wp-content/uploads/2017/10/Cerita-Asal-Usul-Nama-Kampung-Uka-Uka.pdf

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ditinggal 'Njagong', Nenek Stroke di Grobogan Tewas Terbakar di Ranjang

Ditinggal "Njagong", Nenek Stroke di Grobogan Tewas Terbakar di Ranjang

Regional
Terungkap, Napi LP Tangerang Kontrol Jaringan Narkotika Internasional

Terungkap, Napi LP Tangerang Kontrol Jaringan Narkotika Internasional

Regional
Siswi SMA di Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Siswi SMA di Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Regional
Mengaku Khilaf, Pria di Kubu Raya Cabuli Anak Kandung Saat Tidur

Mengaku Khilaf, Pria di Kubu Raya Cabuli Anak Kandung Saat Tidur

Regional
Masyarakat Diminta Waspada, 5 Orang Meninggal akibat DBD di Banyumas

Masyarakat Diminta Waspada, 5 Orang Meninggal akibat DBD di Banyumas

Regional
Tangerang-Yantai Sepakat Jadi Sister City, Pj Walkot Nurdin Teken LoI Persahabatan

Tangerang-Yantai Sepakat Jadi Sister City, Pj Walkot Nurdin Teken LoI Persahabatan

Regional
Lebih Parah dari Jakarta, Pantura Jateng Alami Penurunan Muka Tanah hingga 20 Cm per Tahun

Lebih Parah dari Jakarta, Pantura Jateng Alami Penurunan Muka Tanah hingga 20 Cm per Tahun

Regional
Kasus DBD di Demak Tinggi, Bupati Ingatkan Masyarakat Fogging Bukanlah Solusi Efektif

Kasus DBD di Demak Tinggi, Bupati Ingatkan Masyarakat Fogging Bukanlah Solusi Efektif

Regional
Stok Vaksin Hewan Penular Rabies di Sikka Semakin Tipis

Stok Vaksin Hewan Penular Rabies di Sikka Semakin Tipis

Regional
BBWS Pemali Juana Ungkap Solusi Banjir Pantura Jateng: Harus Keluarkan Sedimen dan Perkuat Tanggul

BBWS Pemali Juana Ungkap Solusi Banjir Pantura Jateng: Harus Keluarkan Sedimen dan Perkuat Tanggul

Regional
Siswi SMA di Kupang Melahirkan, Bayi Disembunyikan dalam Koper

Siswi SMA di Kupang Melahirkan, Bayi Disembunyikan dalam Koper

Regional
9 Nelayan di Lombok Timur Ditangkap Terkait Dugaan Pengeboman Ikan

9 Nelayan di Lombok Timur Ditangkap Terkait Dugaan Pengeboman Ikan

Regional
Pengedar Narkoba Ditangkap di Semarang, Barang Bukti Sabu 1 Kg, Diduga Jaringan Fredy Pratama

Pengedar Narkoba Ditangkap di Semarang, Barang Bukti Sabu 1 Kg, Diduga Jaringan Fredy Pratama

Regional
Momen Mantan Gubernur NTB Ditanya soal Perselingkuhan dengan Istri Terdakwa saat Jadi Saksi Persidangan

Momen Mantan Gubernur NTB Ditanya soal Perselingkuhan dengan Istri Terdakwa saat Jadi Saksi Persidangan

Regional
Apple Mau Tanam Modal di Indonesia, Pemkot Tangerang Buka Peluang Investasi bagi Perusahaan Multinasional

Apple Mau Tanam Modal di Indonesia, Pemkot Tangerang Buka Peluang Investasi bagi Perusahaan Multinasional

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com