Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS DAERAH

Kunker ke Australia, Walkot Danny Bahas Kelanjutan Kerja Sama Revitalisasi Permukiman Kumuh di Makassar

Kompas.com - 08/07/2022, 12:05 WIB
Inang Sh ,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Wali Kota (Walkot) Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto melakukan kunjungan kerja (kunker) ke beberapa institusi di Australia pada Selasa-Rabu, 5-13 Juli 2022.

Walkot yang akrab disapa Danny itu mengatakan, salah satu agenda penting dalam kunjungan ini adalah membahas kelanjutan program Revitalisasi Pemukiman Kumuh dan Lingkungannya atau Revitalising Informal Settlements and their Environments (RISE).

Danny menemui Chief Executive Senior The Australia - Indonesia Center Eugene Sebastian bersama Tim Australia Indonesia Center (AIC) untuk membahas lingkup kerja yang sedang dilaksanakan AIC di Makassar yang memiliki banyak kesamaan dengan visi misi Pemerintahan Danny - Fatma.

Dia mengatakan, pertemuan dengan Tim RISE tersebut untuk membahas persiapan groundbreaking program RISE di Kota Makassar.

Terlebih, Makassar merupakan satu-satunya kota di Indonesia yang menjalankan program RISE, yang peletakan batu pertamanya dimulai pada Agustus nanti.

Baca juga: Kunjungi 4 Kota di Australia, Ini Kegiatan Wali Kota Makassar

"RISE sangat berhasil untuk menjadi sorotan Australia, dan RISE itu hanya ada di Makassar," katanya di Melbourne, Australia, Kamis (7/7/2022).

Pengentasan kawasan kumuh melalui program RISE sudah berjalan sejak 2017. Program ini merupakan salah satu upaya Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar menuju 0 persen kawasan kumuh.

"Tahun ini kita akan kembangkan dengan enam titik lainnya dengan pembiayaan dari Australia," tuturnya.

Setelah itu, Danny melanjutkan aktivitasnya dengan memberikan kuliah umum di depan mahasiswa program S2 dan S3 Monash Art Design and Architecture (MADA) Monash University.

Pada kesempatan itu, Leader Penelitian Intervensi Infrastruktur Hijau Program RISE Monash University Diego mengaku terkesan dengan visi wali kota dengan beberapa program strategis yang diusung.

Menurutnya, meski efek pandemi sangat terasa di seluruh dunia, dia melihat Makassar tampak berbeda karena kerja sama seperti di atas tidak ditemukan di kota-kota lain.

Baca juga: Kisah Danny Pomanto Anak Lorong, Bangun Kota Makassar dari Gang Kecil

"Pendekatan yang dilakukan Walkot Makassar, yaitu Pak Danny, dan stakeholders lain di program RISE sangat efektif dalam mencapai target yang diinginkan," ujarnya.

Kepala Laboratorium Permukiman Informal MADA Monash University itu menambahkan bahwa untuk mengembangkan program yang baik membutuhkan koordinasi yang baik dengan semua pihak.

"Tidak hanya antar perangkat daerah akan, tetapi juga dengan pemerintah provinsi dan pusat. Kami percaya Pak Danny punya kemampuan tersebut," ungkapnya.

Usai bertemu Tim RISE, Danny melanjutkan lawatannya dengan menyampaikan kuliah umum di hadapan mahasiswa program magister dan doktoral Monash University. Ia berbagi ilmu dan strategi selama memimpin Kota Makassar.

Salah satunya adalah inovasi yang diinisiasi Danny, yakni Makassar Recover. Dia menilai, program ini berhasil melewati masa kritis, terutama di masa pandemi dengan tiga fokus utama, yaitu imunitas kesehatan, adaptasi sosial, dan pemulihan ekonomi.

Selain membahas konsep Makassar Recover, Danny juga membahas Lorong Wisata dan beberapa program yang telah diinisiasinya dari periode pertama jabatannya.

Baca juga: Walkot Makassar Samakan Ketua RT/RW yang Tak Mau Diganti dengan Putin

Ia juga berbicara tentang kedekatan Makassar dan suku Aborigin Australia yang sejak ratusan tahun lalu telah menjalin kerja sama dalam hal perikanan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com