Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seekor Sapi Mati karena PMK, Dispangtan Salatiga Minta Panitia Idul Adha Selektif Pilih Hewan Kurban

Kompas.com - 07/07/2022, 23:26 WIB
Dian Ade Permana,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

SALATIGA, KOMPAS.com - Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Salatiga, Jawa Tengah, mengimbau kepada panitia Hari Raya Idul Adha untuk mematuhi pengecekan kondisi kesehatan hewan kurban.

Dinas juga menegaskan, setiap hewan yang hendak dikurbankan harus memiliki Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH).

Kepala Dispangtan Kota Salatiga, Henni Mulyani mengatakan Idul Adha tahun ini terasa berbeda karena dilaksanakan saat wabah penyakit mulut dan kuku (PMK).

Baca juga: Jelang Idul Adha, Vaksinasi PMK di Jateng Capai 62 Persen

"Karena keadaan tersebut, maka perlu persiapan khusus. Kami berharap panitia lebih selektif saat memilih hewan kurban," jelasnya Kamis (7/7/2022), di sela penyemprotan disinfektan kandang sapi di Kelurahan Randuacir Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga.

Henni menyatakan, kewaspadaan perlu ditingkatkan karena hari ini ada satu lagi sapi yang mati. "Ini tadi diobservasi ada sapi yang mati, total ada 10 ternak yang mati karena PMK," ungkapnya.

Selain selektif, dia juga meminta panitia untuk menyiapkan tempat penguburan dan perebusan yang steril. "Itu merupakan bagian dari SOP untuk pecegahan PMK," kata Henni.

Henni mengungkapkan penanganan PMK sejauh ini berjalan baik. "Kemarin produksi susu hanya satu liter saja sekarang menjadi delapan liter per hari. Angka hewan sapi yang terjangkit PMK tinggal 126 ekor, dari sebelumnya 500-an ekor," terangnya.

Sementara itu Kapolres Salatiga AKBP Indra Mardiana menyampaikan penyemprotan disinfektan diintensifkan untuk mencegah PMK.

Indra menjelaskan sudah melakukan pengecekan kesehatan 46 ekor sapi perah dan penyemprotan disinfektan di kandang milik Kelompok Rani Rukun Santoso, berlokasi di Tetep Wates RT 04 RW 06, Kelurahan Kumpulrejo, Kecamatan Argomulyo.

"Yang mana bertujuan untuk mencegah dan mengantisipasi masuknya penyakit mulut dan kuku pada hewan," jelasnya.

Indra menegaskan telah memerintahkan jajaran Bhabinkamtibmas untuk membantu para mantri memberikan penyuluhan soal PMK, dan melihat kondisi kesehatan hewan ternak di wilayahnya masing - masing.

"Apabila terdapat gejala PMK pada hewan yang dimiliki warga, para Bhabinkamtibmas harus segera melaporkan agar bisa dilakukan penanganan secepatnya," ungkapnya.

Baca juga: Tak Terpengaruh PMK, Warga di Magetan Jual Ratusan Sapi untuk Kurban dengan Harga Rp 30 Juta per Ekor

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com