JAMBI,KOMPAS.com- Geopark Merangin tengah menunggu keputusan genting terkait statusnya menjadi warisan dunia United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (Unesco) Global Geopark (UGG).
Penetrasi pada ruang konservasi, penelitian dan pendidikan serta pemberdayaan masyarakat tak henti digaungkan. Ratusan peneliti pun berdatangan. Bahkan ekonomi masyarakat sekitar meningkat tanpa "mengeksploitasi" fosil purba yang berumur ratusan juta tahun.
"Kita yakin Geopark Merangin menjadi warisan dunia. Update terbaru, asesor dari Unesco akan datang melakukan penilaian dalam waktu dekat, Juli atau Agustus mendatang," kata General Manager Geopark Merangin, Agus Zainudin kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.
Baca juga: Geopark Merangin di Jambi Disiapkan Jadi UNESCO Global Geopark
Ia mengatakan keyakinan menjadi warisan dunia bukan isapan jempol belaka. Sebab dokumen yang didaftarkan, Geopark Merangin termasuk paling lengkap dan komprehensif.
Dirinya tidak membantah, jika pengajuan awal Geopark Merangin menjadi warisan dunia, memang masih mengalami banyak kekurangan.
Tidak hanya dari sisi sarana dan prasarana, untuk wilayah pemberdayaan masyarakat juga masih kurang.
Apalagi untuk membicarakan ranah perlindungan dengan konservasi terhadap situs geologi, biologi dan budaya, itu masih jauh.
Berbeda dengan saat ini, untuk wilayah geologi pihaknya sudang mengantongi SK Kementerian ESDM, ranah biologi dalam kawasan Geopark terdapat dua kawasan hutan lindung yakni Hutan Adat Guguk dan Rantau Kermas.
Selanjutnya, pihak Geopark Merangin telah bekerja sama dengan perguruan tinggi Universitas Jambi dengan menjadikan situs Geopark Merangin sebagai laboratorium kebumian, tempat mahasiswa mengikuti program merdeka belajar.
"Rata-rata penelitian itu sudah lebih dari 1.000 orang. Termasuk Unja, BRIN, UPN dan UGM bahkan peneliti dari luar negeri," kata Agus.
Baca juga: Lagi, Harimau Mangsa Kambing di Merangin Jambi, Warga Takut Keluar Rumah
Persiapan warisan dunia, Geopark Merangin telah memberdayakan masyarakat dengan menghadirkan kelompok sadar wisata, yang fokus pada refting dan edukasi fosil.
Selanjutnya memberdayakan petani kopi perempuan di wilayah jangkat, untuk meningkatkan ekonomi masyarakat.
Keunikan lain dari gugusan Geopark Merangin itu adalah surga tersembunyi di Gunung Masurai dan jejak artefak megalitikum di Gua Tiangko.