Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkunjung ke Kampoeng Reklamasi Air Jangkang, Galian Bekas Tambang Disulap Jadi Lahan Konservasi

Kompas.com - 02/07/2022, 16:42 WIB
Gloria Setyvani Putri,
Khairina

Tim Redaksi

 

PANGKALPINANG, KOMPAS.com - Satu dari tiga penghasil timah di Indonesia adalah Provinsi Bangka Belitung. Bahkan, provinsi ini merupakan penghasil timah terbesar di Tanah Air.

Menilik masa lalu, penambangan timah di Provinsi Bangka Belitung sudah dilakukan sejak abad ke-17.

Berawal dari penambangan tradisional hingga modern seperti saat ini. Dari penambangan di darat maupun laut.

Baca juga: Nama Kampung di Yogyakarta yang Berasal dari Nama Dalem Pangeran dan Bangsawan Keraton

Lahan bekas penambangan biasanya meninggalkan kolom-kolom. Tentu saja, penambangan ini ada masanya tidak dapat ditambang lagi.

Lantas, bagaimana sisa-sisa penambangan tersebut? Dimanfaatkan untuk apa?

Pekan lalu, Kompas.com berkesempatan menilik langsung salah satu bekas penambangan yang saat ini diubah menjadi Kampung Reklamasi di Pangkalpinang oleh PT Timah Tbk (TINS).

Menempuh perjalanan udara kurang lebih satu jam dari Bandara Soekarno Hatta menuju Bandara Depati Amir, Pangkalpinang. Kemudian dilanjutkan perjalanan darat kurang lebih satu jam, kita akan sampai di Kampoeng Reklamasi Air Jangkang yang ada di Kabupaten Bangka, Kepulauan Bangka Belitung.

Saat menginjakkan kaki di Kampoeng Reklamasi Air Jangkang, Anda tak akan menemukan pembangunan perumahan atau tembok beton.

Namun sebuah rumah panggung khas Melayu dari kayu, dengan latar danau kehijauan di belakangnya.

Lahan yang luasnya sekitar 36,6 hektare itu dikelola anak perusahaan TINS yang bernama PT Timah Agro Manunggal (TAM) menjadi destinasi wisata dengan mengusung konsep edu ecotourism.

Baca juga: Nama Kampung di Yogyakarta yang Berasal dari Profesi Abdi Dalem Keraton

Manajer Pengelola Kampoeng Reklamasi Air Jangkang Anugrah mengatakan, kawasan bekas tambang ini dialihfungsungsikan menjadi beberapa spot, mulai dari agro wisata, perkebunan, pertanian, peternakan, wisata air, hingga tempat penampungan sementara bagi satwa yang dilindungi untuk nantinya dilepasliarkan.

Rumah panggung di Kampoeng Air Jangkang, Rabu (22/6/2022).KOMPAS.COM/GLORIA SETYVANI Rumah panggung di Kampoeng Air Jangkang, Rabu (22/6/2022).

"Sebelumnya, lahan ini kritis, minus unsur hara, suhu terbatas, putih tidak ada tanaman yang tumbuh, tapi sekarang sudah hijau," ungkap Anugrah, Rabu (22/6/2022) di lokasi Kampoeng Air Jangkang.

Dia mengatakan, danau hijau yang ada di belakang rumah panggung itu dulunya merupakan salah satu bekas lubang tambang timah.

Karena bekas penambangan timah, tentu saja kandungan air yang ada di dalam lubang tersebut asam.

Namun, pihaknya melakukan rekayasa untuk membuat kadar air yang sesuai untuk ditinggali ikan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berapa Gaji PPK, PPS, KPPS, dan Pantarlih di Pilkada 2024?

Berapa Gaji PPK, PPS, KPPS, dan Pantarlih di Pilkada 2024?

Regional
4 Kapal Ikan Terbakar di Pelabuhan Cilacap

4 Kapal Ikan Terbakar di Pelabuhan Cilacap

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Petani Milenial Blora yang Sempat Kerja di Korea Selatan (Bagian 2)

Kisah Adi Latif Mashudi, Petani Milenial Blora yang Sempat Kerja di Korea Selatan (Bagian 2)

Regional
Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Regional
Airin dan Mantan Bupati Pandeglang Daftar Jadi Bacagub Banten lewat PDI-P

Airin dan Mantan Bupati Pandeglang Daftar Jadi Bacagub Banten lewat PDI-P

Regional
Polres Siak Pasang Stiker 'Cahaya' pada Truk di Jalan Tol Permai

Polres Siak Pasang Stiker "Cahaya" pada Truk di Jalan Tol Permai

Regional
2 Residivis Jambret di 7 TKP Diringkus di Pekanbaru

2 Residivis Jambret di 7 TKP Diringkus di Pekanbaru

Regional
10.700 Vaksin Hewan Penular Rabies Diperkirakan Tiba di Sikka Awal Mei

10.700 Vaksin Hewan Penular Rabies Diperkirakan Tiba di Sikka Awal Mei

Regional
Bermesraan, 4 Pelanggar Syariat Islam di Banda Aceh Dicambuk 17 Kali

Bermesraan, 4 Pelanggar Syariat Islam di Banda Aceh Dicambuk 17 Kali

Regional
Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Regional
Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Regional
RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

Regional
Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Regional
Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com