KOMPAS.com - Penerapan aplikasi mypertamina bagi para nelayan di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), menemui sejumlah kendala.
Salah satunya banyai nelayan yang tak memiliki ponsel pintar untuk memasang aplikasi itu.
Kondisi itu membuat Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kota Mataram memilih menunggu aturan resmi pemerintah pusat untuk masalah itu.
Baca juga: Warga Yogya Keluhkan Ribet Beli Pertalite Pakai Aplikasi, Ini Penjelasan Pertamina
"Tapi tidak semua nelayan punya ponsel pintar (smartphone)," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kota Mataram H Irwan Harimansyah di Mataram, Kamis, dilansir dari Antara.
Menurutnya, sebagian nelayan di Lombok memakai pertalite. Jumlahnya lebih kurang ada 1.500 nelayan.
Baca juga: Pakai Aplikasi Mypertamina Saat Beli BBM, Benarkah Subsidi Akan Tepat Sasaran?
Untuk itu penerapan aplikasi Mmypertamina akan sangat terasa dampaknya bagi nelayan.
Apalagi, pihaknya juga belum mendapat kepastian soal rencana pembatasan pembelian pertalite yang disesuaikan dengan kapasitas mesin perahu nelayan.
Menurut informasi yang diterimanya, nelayan yang memiliki perahu 550 GT boleh membeli hingga 50 liter, sedangkan nelayan yang menggunakan sampah dibatasi hanya 30 liter.
Baca juga: Beli BBM Pakai Aplikasi Mypertamina, Dianggap Diskriminatif hingga Persulit Penimbun BBM
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.