Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS DAERAH

Pertama di Indonesia, Pemkot Cilegon Gandeng PLN Olah Sampah Kota untuk Gantikan Batu Bara

Kompas.com - 30/06/2022, 20:40 WIB
Fransisca Andeska Gladiaventa,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon menggandeng PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero untuk mengatasi problematika pengelolaan sampah kota.

Bantuan tersebut berupa pembangunan bahan bakar jumputan padat (BBJP) plant yang mampu mengolah sampah melalui metode co-firing untuk menggantikan batu bara di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya.

Direktur Utama (Dirut) PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan, PLN hadir dengan kewajiban memberikan listrik yang bersih dan andal sekaligus menciptakan lingkungan yang lebih bersih dengan sistem pengelolaan sampah yang baru.

“Saat ini sampah masih menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Namun, PLN punya solusi untuk setidaknya bisa mengurangi beban sampah dengan mengolahnya menjadi sumber energi,” jelas Darmawan dalam keterangan persnya, Kamis (30/6/2022).

Baca juga: Pemkot Cilegon Akan Sebar Paket Obat Herbal untuk Warga yang Isoman

Hal itu disampaikan oleh Darmawan saat menghadiri acara kesepakatan yang ditandai dengan Seminar Bionergi antara PT PLN dengan Pemkot Cilegon, di Denpasar, Kamis.

Oleh karena itu, PLN bersama dengan Pemkot Cilegon akan membangun siteplant pengolahan sampah menjadi BBJP.

Untuk diketahui, sampah yang nantinya akan diolah mencapai 30 ton per harinya dari tempat pembungan akhir (TPA) Bagendung, Cilegon. Sampah-sampah ini nantinya akan diolah menjadi biomassa untuk kebutuhan co-firing PLTU Suralaya.

Dengan jaminan tersebut, PLN sekaligus bisa mewujudkan dua tujuan baru, yakni mengelola sampah kota serta menciptakan listrik berbasis energi bersih dan sumber daya domestik untuk mengejar target karbon netral pada 2060.

Pada kesempatan itu, Wali Kota Cilegon Helldy Agustian mengapresiasi kerja sama pihaknya dengan PLN dalam pengolahan sampah kota.

Baca juga: Pejabat DLH Pemkot Cilegon Gadaikan 2 Mobil Dinas, Kini Menghilang 6 Bulan Bolos Kerja

Menurutnya, proyek pengolahan sampah kota jadi bahan baku co-firing di Cilegon ini menjadi proyek percontohan yang bisa diimplementasikan di wilayah lain. Saat ini, sudah ada sembilan kabupaten dan kota yang berkunjung, seperti Manado dan Pandeglang.

“Kami saat ini sudah menyiapkan lahan di tempat pembungan sampah akhir (TPSA) Bagendung dengan luas 6000 meter untuk dikembangkan menjadi industri BBJP. Diharapkan BBJP plant pada September 2022 sudah bisa memproduksi 30 ton per hari co-firing batu bara untuk kebutuhan PT Indonesia Power,” jelas Helldy.

Helldy juga menambahkan, produksi sampah kota yang diolah ini nantinya bisa mensubtitusi lima persen kebutuhan batu bara di PLTU Suralaya.

“(Pengelolaan sampah kota) ini merupakan langkah strategis sekaligus bisa mengurangi emisi karbon dan mengurangi sampah di Kota Cilegon demi kebersihan lingkungan,” kata Helldy.

Sementara itu, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana mengatakan, Indonesia merupakan negara agraris dengan potensi pengembangan biomassa yang besar.

Baca juga: Monitoring Karantina Sapi di Cilegon, SYL: PMK Ada, tetapi Bisa Disembuhkan

Pengolahan biomassa tersebut bisa dilakukan tidak hanya melalui tanaman, tetapi juga sampah kota.

“Langkah PLN dalam mengajak semua pihak dalam hal ini para stakeholder dan pemerintah daerah (Pemda) untuk terlibat secara langsung dalam pengelolaan biomassa harus terus didukung,” jelas Dadan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com