Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Khawatir PMK, Pedagang di Mataram Kurangi Penjualan Hewan Kurban

Kompas.com - 29/06/2022, 10:13 WIB
Idham Khalid,
Priska Sari Pratiwi

Tim Redaksi

MATARAM, KOMPAS.com - Tingginya kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) di Lombok membuat penjual sapi kurban di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) menurunkan kuota penjualan hewan.

Salah satu penjual hewan kurban, Ahmad (52) warga Sekarbela, Kota Mataram mengungkapkan, setiap tahun ada kenaikan harga sapi di tengah merebaknya PMK.

"Setiap tahunnya pasti ada kenaikan harga hewan sapi kurban, karena sapi sudah kita pilih dan kita jamin kesehatannya untuk layak dikurbankan. Kalau di lapak saya ini ada kisaran Rp 15 juta sampai Rp 22 juta per ekor sapi," ungkap Ahmad, Rabu (29/6/2022).

Baca juga: Rembang Dapat Jatah 5.000 Dosis PMK, Ini Sasarannya

Kendati demikian, untuk tahun ini Ahmad tak memasok hewan kurban seperti tahun sebelumnya, mengingat ada kekhawatiran dari warga soal PMK.

"Kalau tahun dulu, kita sediakan 100 ekor sapi. Tapi sekarang 50 ekor dulu, karena kita tahu kondisi sedang PMK. Bagaimana antusias pembeli, tapi biasanya sapi itu habis terjual H-7 sebelum hari raya kurban, nanti kita lihat apakah kita akan tambah atau bagaimana," kata Ahmad.

Ditegaskan Ahmad bahwa sapi yang siap dijual di lapaknya merupakan sapi yang sehat dan sudah dirawat baik dengan pengawasan Dinas Kesehatan Hewan Kota Mataram.

"Ini sebenarnya yang sulit, memberikan pemahaman terhadap masyarakat kalau sudah bisa berkurban dengan sapi-sapi yang sehat, karena pemerintah sudah cukup lama menangani ini, dan kita telah koordinasi dengan kesehatan hewan kota untuk pengadaan hewan kurban ini, " jelas Ahmad.

Baca juga: Kasus PMK di Lombok Tengah Terus Meningkat Jelang Idul Adha, Ini Langkah Pemkab

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan NTB mencatat, sebanyak 50.184 ekor terserang PMK yang tersebar di semua kabupaten kota di pulau Lombok hingga 28 Juni 2022. 

Adapun data kabupaten kota tingkat tertinggi hingga terendah terserang PMK yakni, Kabupaten Lombok Tengah dengan kasus 18.561ekor, kemudian Lombok Timur dengan 12.379 ekor, di susul  Lombok Barat 10.053 ekor, Lombok Utara dengan 8.217 ekor dan Kota Mataram sebanyak 524 ekor.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan NTB Muslih mengakui, penyebaran PMK di Lombok  sangat tinggi.

"Data kita hari Selasa kemarin sudah mencapai 50.184 ekor ekor kasus PMK," kata Muslih, Rabu. 

Kendati demikian, menurut Muslih, angka kesembuhan penyakit PMK juga tinggi hampir sepadan dengan jumlah yang masih sakit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pantai Watu Karung di Pacitan: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Pantai Watu Karung di Pacitan: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Regional
Diejek Tak Cocok Kendarai Honda CRF, Pemuda di Lampung Tusuk Pelajar

Diejek Tak Cocok Kendarai Honda CRF, Pemuda di Lampung Tusuk Pelajar

Regional
Bantuan PIP di Kota Serang Jadi Bancakan, Buat Perbaiki Mobil hingga Bayar Utang

Bantuan PIP di Kota Serang Jadi Bancakan, Buat Perbaiki Mobil hingga Bayar Utang

Regional
Ditanya soal Pilkada Kabupaten Semarang, Ngesti Irit Bicara

Ditanya soal Pilkada Kabupaten Semarang, Ngesti Irit Bicara

Regional
Ditinggal 'Njagong', Nenek Stroke di Grobogan Tewas Terbakar di Ranjang

Ditinggal "Njagong", Nenek Stroke di Grobogan Tewas Terbakar di Ranjang

Regional
Terungkap, Napi LP Tangerang Kontrol Jaringan Narkotika Internasional

Terungkap, Napi LP Tangerang Kontrol Jaringan Narkotika Internasional

Regional
Siswi SMA di Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Siswi SMA di Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Regional
Mengaku Khilaf, Pria di Kubu Raya Cabuli Anak Kandung Saat Tidur

Mengaku Khilaf, Pria di Kubu Raya Cabuli Anak Kandung Saat Tidur

Regional
Masyarakat Diminta Waspada, 5 Orang Meninggal akibat DBD di Banyumas

Masyarakat Diminta Waspada, 5 Orang Meninggal akibat DBD di Banyumas

Regional
Tangerang-Yantai Sepakat Jadi Sister City, Pj Walkot Nurdin Teken LoI Persahabatan

Tangerang-Yantai Sepakat Jadi Sister City, Pj Walkot Nurdin Teken LoI Persahabatan

Regional
Lebih Parah dari Jakarta, Pantura Jateng Alami Penurunan Muka Tanah hingga 20 Cm per Tahun

Lebih Parah dari Jakarta, Pantura Jateng Alami Penurunan Muka Tanah hingga 20 Cm per Tahun

Regional
Kasus DBD di Demak Tinggi, Bupati Ingatkan Masyarakat Fogging Bukanlah Solusi Efektif

Kasus DBD di Demak Tinggi, Bupati Ingatkan Masyarakat Fogging Bukanlah Solusi Efektif

Regional
Stok Vaksin Hewan Penular Rabies di Sikka Semakin Tipis

Stok Vaksin Hewan Penular Rabies di Sikka Semakin Tipis

Regional
BBWS Pemali Juana Ungkap Solusi Banjir Pantura Jateng: Harus Keluarkan Sedimen dan Perkuat Tanggul

BBWS Pemali Juana Ungkap Solusi Banjir Pantura Jateng: Harus Keluarkan Sedimen dan Perkuat Tanggul

Regional
Siswi SMA di Kupang Melahirkan, Bayi Disembunyikan dalam Koper

Siswi SMA di Kupang Melahirkan, Bayi Disembunyikan dalam Koper

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com