PALEMBANG, KOMPAS.com- Harga sapi kurban di Palembang, Sumatera Selatan, mengalami kenaikan hingga Rp 1 juta per ekor mendekati Idul Adha pada Sabtu (9/7/2022) mendatang.
Menurut Asep (58) salah satu pengurus peternakan Dahlan di Talang Jambe Palembang, kenaikan harga jual sapi itu dikarenakan pakan yang mulai ikut naik.
Asep menjelaskan, pada tahun sebelumnya satu ekor sapi Bali ukuran sedang untuk kurban dijual Rp 16,5 juta. Namun, saat ini naik menjadi Rp 17,5 juta.
Baca juga: Bukan Prioritas, Sapi Kurban di Palembang Tak Disuntik Vaksin PMK
Sementara, untuk sapi ukuran besar jenis Limosin, dijual Rp 35 juta dari sebelumnya Rp 34 juta.
“Sekarang sudah 53 ekor yang laku, walaupun harga naik tapi penjualan tahun ini lebih banyak dibanding kemarin,”kata Asep, Selasa (28/6/2022).
Pakan ternak yang naik itu meliputi ampas tahu yang pada tahun lalu dijual Rp 20.000 per karung kini naik menjadi Rp 25.000 per karung.
Kemudian, onggok ubi yang semula dijual Rp 5,7 juta per 10 ton kini naik Rp 5,7 juta.
Selain itu, ampas kelapa sawit yang semula dijual Rp 1,2 juta per 5 ton kini naik menjadi 1,5 juta.
“Karena kenaikan harga pakan itu, kami juga terpaksa naik. Bukan karena virus PMK,”ujarnya.
Baca juga: Pos Pemeriksaan Hewan Kurban di Salatiga Sepi Peminat
Selain pakan ternak, seluruh sapi yang ada di peternakan Dahlan juga diberikan jamu-jamuan berupa jahe,kunyit, bawang putih dan bawang merah yang sebelumnya sudah diendapkan selama satu bulan.
Jamu itu kemudian diberikan untuk menambah stamina sapi agar tetap bugar dan tidak terserang penyakit.
“Alhamdulillah sampai sekarang kami belum ada satu pun sapi yang terkena PMK, karena yang masuk ke sini juga harus steril,” ujarnya.
Sementara itu, Dahlan (67) pemilik peternakan mengaku, sejak merebaknya virus PMK mereka sudah tidak lagi menerima sapi dari luar untuk dibesarkan.
Hal itu karena ia khawatir jika nantinya sapi yang didatangkan dari luar atau pulau Jawa dapat terkena PMK.
Dijelaskan Dahlan, sebelum PMK merebak setidaknya ada 187 sapi yang ia terima untuk dibesarkan selama satu tahun.
Baca juga: Warga Khawatir PMK, MUI: Kalau Mau Lebih Yakin, Silakan Kurban Kambing
Namun, saat hanya 85 ekor saja yang diterima karena jalur lalu lintas pengiriman kini dibatasi.
“Kami juga memang tidak terima sapi dari luar karena takut sapi disini tertular. Jadi kami sekarang hanya fokus mengurus yang disini saja,” jelas Dahlan.
Selain tidak menerima sapi dari luar, kebersihan kandang dan pengunjung pun menjadi prioritas.
Baca juga: Pedoman Jual Beli dan Pemotongan Hewan Kurban di Surabaya, Begini Rinciannya
Setiap orang yang berkunjung lebih dulu disemprot desinfektan agar tetap steril.
“Biasanya kalau ada yang datang kami tanya dulu, kalau dari kandang lain harus disemprot dulu,”ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.