LUMPY Skin Disease (LSD) atau penyakit kulit berbenjol adalah penyakit yang biasanya menyerang ternak sapi dan kerbau.
Di Indonesia, LSD pertama kali ditemukan di Provinsi Riau, tepatnya di Kabupaten Indragiri Hulu pada 9 Februari 2022, lalu menyebar ke kabupaten dan bahkan ke provinsi lainnya.
Penyakit ini disebabkan Lumpy Skin Disease Virus (LSDV), virus bermateri genetik DNA dari genus Capripoxvirus dan famili Poxviridae.
LSD merupakan penyakit hewan menular, namun tidak termasuk golongan zoonosis atau tidak menular kepada manusia.
LSD dapat menular ke hewan lainnya melalui kontak dengan lesi kulit. Virus LSD juga diekskresikan melalui darah, leleran hidung dan mata, air liur, semen dan susu. Selain itu, penularan juga dapat terjadi secara intrauterine.
Secara tidak langsung, penularan terjadi melalui peralatan dan perlengkapan yang terkontaminasi virus LSD seperti pakaian kandang, peralatan kandang, insemination gun, dan jarum suntik.
Penularan secara mekanis terjadi melalui vektor, yaitu nyamuk (genus aedes dan culex), lalat (Stomoxys sp, Haematopota spp, Hematobia irritans), migas penggigit dan caplak (Riphicephalus appendiculatus dan Ambyomma heberaeum).
Di dunia, LSD pertama kali ditemukan di Zambia, Afrika, pada 1929 dan terus menyebar di benua Afrika, Eropa dan Asia.
Pada 2019, LSD dilaporkan terjadi di China dan India, kemudian satu tahun setelahnya dilaporkan di Nepal, Myanmar dan Vietnam.
Pada 2021, kejadian LSD dilaporkan di Thailand, Kamboja dan Malaysia, dan pada 2022 ditemukan di Indonesia.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.