BANGKA, KOMPAS.com - Warga dari sejumlah dusun di Desa Belo Laut, Kecamatan Muntok, Bangka Barat, Kepulauan Bangka Belitung, sepakat menghimpun dana untuk mendirikan badan usaha tambang timah sendiri.
Warga enggan mengundang investor besar karena khawatir keuntungan usaha akan banyak ditarik keluar.
Perwakilan warga, Jonianto mengatakan, partisipasi masyarakat akan menjadi terobosan baru dalam konsep pertambangan rakyat.
Baca juga: Demi Harta, Pemuda di Bangka Tengah Tega Bunuh Ibu Kandung, Polisi: Pelaku Kecanduan Judi dan Miras
Sebab rakyat tidak hanya sebagai pekerja, tapi juga mendapatkan bagi hasil keuntungan usaha.
"Kontribusi diserahkan melalui perbankan. Sudah disepakati untuk berbagai elemen masyarakat seperti desa, nelayan, anak yatim, fakir miskin, rumah ibadah, karang taruna, dan lainnya termasuk kelompok ibu pengajian atau ibu PKK," kata Jonianto kepada Kompas.com, Senin (27/6/2022).
Jonianto mengungkapkan, masyarakat menyepakati agar badan usaha mengalokasikan dana sebesar Rp 28.000 per kilogram.
Jumlah tersebut bisa direvisi sesuai dengan kenaikan atau penurunan harga timah.
"Kami juga sudah melakukan sosialisasi terkait rencana penambangan dan mengurus permohonan perizinan secara pararel terkait kelengkapan persyaratan administrasi menjadi mitra kerja PT Timah," ujar dia.
Baca juga: Aktivitas Tambang Picu Penyalahgunaan BBM Subsidi di Bangka Belitung
Aktivitas tambang dilakukan di wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah selaku leading sektor tambang timah negara.
Tambang berupa ponton isap produksi (PIP) dengan badan hukum Commanditaire Vennootschap (CV) yang diberi nama CV Wasilah Abdi Persada.
"Sesuai dengan program Pj Gubernur, kami masyarakat Belo Laut berharap melalui CV Wasilah Abdi Persada dapat meminimalisir aktivitas tambang ilegal," ujar Jonianto seusai pertemuan yang turut dihadiri pemda dan kepolisian setempat.
Baca juga: 2 Warga Tewas Tertimbun Tanah Tambang Emas Ilegal di Bengkayang Kalbar
Dihubungi terpisah, Kepala Bidang Humas PT Timah Anggi Siahaan mengatakan, emiten berkode TINS tersebut memiliki program kemitraan tidak hanya dengan pihak perusahaan, namun juga dengan badan usaha berbasis kemasyarakatan.
"Perusahaan membuka diri untuk selalu berkomunikasi positif dan sinergis agar efektivitas pertambangan juga selaras dengan ketentuan yang berlaku hingga kemanfaatannya dapat dirasakan," ucap Anggi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.