Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Cabai Mahal, Pedagang Geprek di Cirebon Kurangi Takaran Sambal hingga Berbayar

Kompas.com - 23/06/2022, 14:41 WIB
Muhamad Syahri Romdhon,
Reni Susanti

Tim Redaksi

CIREBON, KOMPAS.com – Harga cabai rawit merah yang masih tinggi di pasaran membuat sebagian warung makan ayam geprek di Jalan Perjuangan Kota Cirebon, Jawa Barat menjerit.

Mereka pusing tak dapat mengganti dengan cabai lain karena cabai rawit merah merupakan bahan utama sambal geprek.

Pedagang tidak dapat menaikkan harga karena berpotensi berkurangnya pelanggan. Alternatifnya, pedagang mengurangi sedikit takaran sambal agar tidak terlampau rugi, dan konsumen tetap dapat makan dengan harga biasa.

Baca juga: Cabai Rawit Merah Sulit Didapat di Lumajang, Ini Dugaan Penyebabnya

Cara alternatif itu salah satunya dilakukan oleh Yuni (30), pemilik warung ayam geprek. Yuni bersama timnya berusaha tetap memberikan pelayanan sambal di tengah harga cabai rawit merah yang melambung tinggi.

“Tetap seperti biasa. Meski harga cabai naik drastis, harga satu porsi di sini, tetap. Tidak naik. Hanya saja, kami coba kurangi sedikit takaran. Tapi kalau yang minta banyak, ya sudah, karena sudah pelanggan,” kata Yuni kepada Kompas.com, Kamis (23/6/2022)

Yuni mengaku, pengeluarannya untuk membeli cabai saat ini tiga hingga empat kali lipat. Biasanya dengan uang Rp200.000, Yuni bisa mendapatkan 7 kilogram cabai dengan harga kisaran Rp 30.000 perkilogram.

Bahkan dia pernah membeli cabai harga terendah di kisaran 15.000 perkilogram.

Sejak beberapa pekan ini, uang senilai Rp 200.000 hanya mampu membeli dua kilogram cabai rawit merah dengan harga sekitar Rp 95.000-100.000 perkilogram.

Kondisi ini membuat omzetnya menurun. Seluruh keuntungan dan modal dibelanjakan untuk cabai rawit merah.

Aulia, salah satu pelanggan setia ayam geprek Yuni mengaku sedikit kecewa lantaran takaran sambalnya dikurangi.

Bagi dirinya yang terbiasa makan pedas, takaran sambal yang kurang membuat masakan tidak sedap seperti biasanya.

Baca juga: Harga Cabai Rawit Campuran di Dompu NTB Tembus Rp 100.000 Per Kg

Namun, Aulia berusaha memahami. Pasalnya tidak hanya Yuni, sejumlah warung makan lainnya pun melakukan hal sama. Bahkan ada warung yang mewajibkan bayar sambal dari yang sebelumnya gratis.

“Kecewa sih, tapi ya mau bagaimana lagi. Ini masih dikasih. Ada warung yang harus bayar kalau mau sambal. Saya sebagai konsumen sambal, berharap harga cabai kembali stabil agar bisa seperti sebelumnya,” kata Aulia di lokasi yang sama.

Stok Cabai Berkurang

Tingginya harga cabai rawit merah juga terjadi di Pasar Induk Jagasatru Kota Cirebon.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kisah Nenek Arbiyah Selamatkan Ribuan Nyawa Saat Banjir Bandang di Lebong Bengkulu

Kisah Nenek Arbiyah Selamatkan Ribuan Nyawa Saat Banjir Bandang di Lebong Bengkulu

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Malam Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Malam Hujan Ringan

Regional
Demam Berdarah, 4 Orang Meninggal dalam 2 Bulan Terakhir di RSUD Sunan Kalijaga Demak

Demam Berdarah, 4 Orang Meninggal dalam 2 Bulan Terakhir di RSUD Sunan Kalijaga Demak

Regional
Pilkada Sikka, Calon Independen Wajib Kantongi 24.423 Dukungan

Pilkada Sikka, Calon Independen Wajib Kantongi 24.423 Dukungan

Regional
Bentrok 2 Kelompok di Mimika, Dipicu Masalah Keluarga soal Pembayaran Denda

Bentrok 2 Kelompok di Mimika, Dipicu Masalah Keluarga soal Pembayaran Denda

Regional
Faktor Ekonomi, 5 Smelter Timah yang Disita Kejagung akan Dibuka Kembali

Faktor Ekonomi, 5 Smelter Timah yang Disita Kejagung akan Dibuka Kembali

Regional
Soal Temuan Kerangka Wanita di Pekarangan Rumah Residivis Pembunuhan, Ada Bekas Luka Bakar

Soal Temuan Kerangka Wanita di Pekarangan Rumah Residivis Pembunuhan, Ada Bekas Luka Bakar

Regional
Pencarian Dokter RSUD Praya yang Hilang Saat Memancing di Laut Dihentikan

Pencarian Dokter RSUD Praya yang Hilang Saat Memancing di Laut Dihentikan

Regional
Dampak Banjir Demak, Ancaman Hama dan Produksi Kacang Hijau Bagi Petani

Dampak Banjir Demak, Ancaman Hama dan Produksi Kacang Hijau Bagi Petani

Regional
Direktur Perumda Air Minum Ende Nyatakan Siap Maju Pilkada 2024

Direktur Perumda Air Minum Ende Nyatakan Siap Maju Pilkada 2024

Regional
Awal Mula Temuan Kerangka Wanita di Wonogiri di Pekarangan Rumah Residivis Kasus Pembunuhan

Awal Mula Temuan Kerangka Wanita di Wonogiri di Pekarangan Rumah Residivis Kasus Pembunuhan

Regional
[POPULER REGIONAL] Alasan Kapolda Ancam Copot Kapolsek Medan Kota | Duel Bos Sawit dengan Perampok di Jambi

[POPULER REGIONAL] Alasan Kapolda Ancam Copot Kapolsek Medan Kota | Duel Bos Sawit dengan Perampok di Jambi

Regional
Sindir Pemerintah, Warga 'Panen' Ikan di Jalan Berlubang di Lampung Timur

Sindir Pemerintah, Warga "Panen" Ikan di Jalan Berlubang di Lampung Timur

Regional
Pria Ini Curi Sekotak Susu karena Anaknya Menangis Kelaparan, Dibebaskan dan Diberi 13 Kotak

Pria Ini Curi Sekotak Susu karena Anaknya Menangis Kelaparan, Dibebaskan dan Diberi 13 Kotak

Regional
Saat Dua Bule Eropa Ikut Halalbihalal di Magelang, Awalnya Dikira Pesta Pernikahan

Saat Dua Bule Eropa Ikut Halalbihalal di Magelang, Awalnya Dikira Pesta Pernikahan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com