KUPANG, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT), langsung mengedukasi masyarakat tentang adanya jamur beracun pasca-kejadian keracunan massal usai memakan jamur.
Bupati TTS, Egusem Pieter Tahun mengatakan, dirinya sudah memerintahkan sejumlah instansi terkait untuk turun ke masyarakat untuk memberikan edukasi tentang jamur.
"Upaya kita untuk mencegah agar tidak terjadi lagi keracunan cendawan (jamur) dengan pemberian edukasi melalui penyuluhan secara rutin," ujar Eppy, sapaan akrab Egusem, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (23/6/2022).
Baca juga: 14 Warga TTS Dilarikan ke RS Diduga Keracunan Jamur, 2 Orang Sempat Kritis
Selain itu, Eppy menyampaikan, pihak kecamatan juga sudah menyampaikan kepada para kepala desa agar memberikan informasi kepada masyarakat terkait bahaya mengonsumsi jamur yang mengandung racun.
Eppy mengatakan, setelah 14 orang dilarikan ke rumah sakit karena keracunan jamur, petugas dari sejumlah instansi turun ke desa tersebut untuk menyisir adanya warga lain yang terdampak.
Baca juga: Bermodal Rp 5 Juta, Lulusan ITB Buat Kulit dari Jamur hingga Tembus Pasar AS, Jepang, dan Eropa
"Setelah tim kita turun ke desa tersebut, ada satu warga yang juga mengalami keracunan, tetapi sudah diobati dan tidak menjalani perawatan medis di Puskesmas," kata dia.
Eppy menyebut, warganya yang keracunan mengonsumsi jamur yang tumbuh di dekat kotoran sapi.
Jamur itu, kata dia, dikenal dengan magical mushroom yang memberi efek atau gejala seperti orang pecandu narkotika. Sehingga, dia meminta sekaligus mengimbau warga agar lebih hati-hati dalam memilih jamur itu.
Saat ini, kata Eppy, 14 warga yang keracunan sudah kembali ke rumah masing-masing, setelah sempat dirawat di Puskesmas Polen. Sedangkan sampel makanan sudah diambil dan dikirim ke laboratorium di Kupang untuk diuji.