Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bendera SASKIA, Inovasi Pemkab Bantaeng yang Layak Jadi Kiblat Puskesmas Nasional

Kompas.com - 23/06/2022, 10:40 WIB
Amir Sodikin

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Inovasi puskesmas di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, ini sederhana dan bisa diterapkan siapa saja. Namun, efektivitasnya sangat ampuh untuk menekan angka kematian ibu dan anak. Nama inovasi ini adalah Bendera Saskia.

Bendera Saskia masuk dalam Top 45 Inovasi Pelayanan Publik (SINOVIK) tahun 2020 yang digelar Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB), juga masuk dalam 5 Pemenang Outstanding Achievement Of Public Service Innovation 2020. Bendera SASKIA pernah memperoleh penghargaan pada tingkat Provinsi Sulawesi Selatan yakni Top 30 inovasi pelayanan Publik SulSel.

Hal tersebut disampaikan Bupati Bantaeng Dr. H. Ilham Syah Azikin M.Si dalam kunjungannya ke Kantor Kompas.com pada  Jumat (17/6/2022) di Jakarta. Bupati Ilham didampingi Asisten III Bidang Administrasi Asruddin, S.IP, M.Si, dan Kepala Bagian Aset dan Perencanaan Sekretariat Daerah Bantaeng H. Abdul Karim, SKM, M.Si. 

Sebelum diadopsi di desa-desa Bantaeng, Bendera Saskia merupakan produk Inovasi dari Puskesmas Sinoa di Kabupaten Bantaeng. Saskia merupakan singkatan dari Satu Bendera Satu Sasaran Kesehatan Ibu dan Anak, merupakan bendera penanda yang diberikan pada sasaran kesehatan ibu dan anak.

Baca juga: Rekor, Sawah di Bantaeng Panen 9,4 Ton per Hektar

"Benderanya dipasang di depan rumah sebagai penanda, semua orang bisa melihatnya. Inovasinya sebenarnya sederhana dan bisa ditiru siapa saja," kata Ilham Syah. Karena efektivitas dan kemudahan bisa direplikasi siapa saja dan di mana saja, tak mengherankan jika inovasi Bendera Saskia sering disebut sebagai kiblat inovasi puskesmas-puskesmas bukan saja di Bantaeng tapi juga di seluruh Indonesia.  

Kunjungan Bupati Bantaeng, Sulawesi Selatan, di Kantor Kompas.com, Jakarta, Jumat (17/6/2022). Dari kanan ke kiri: Bupati Bantaeng Ilham Syah Azikin, Abdul Karim, dan Asruddin Anwar. KOMPAS.com/AMIR SODIKIN Kunjungan Bupati Bantaeng, Sulawesi Selatan, di Kantor Kompas.com, Jakarta, Jumat (17/6/2022). Dari kanan ke kiri: Bupati Bantaeng Ilham Syah Azikin, Abdul Karim, dan Asruddin Anwar.

Inovasi ini tak hanya diterapkan di Desa Sinoa. Pada 2017, Bendera Saskia mulai diadopsi di desa lain yaitu Bonto Bulaeng dan Bonto Maccini. Di tahun berikutnya, adopsi inovasi ini juga dilakukan di empat desa lainnya, yaitu Bonto Tiro, Bonto Karaeng, Bonto Majannang, dan Bonto Mate'ne.

Menurut Ilham, hasilnya menunjukkan dampak positif terhadap pelayanan kesehatan ibu dan anak. Dengan Bendera Saskia, ibu atau anak balita yang menjadi sasaran program dengan mudah ditemukan oleh petugas yang berkunjung. "Dampaknya, kesehatan ibu dan anak dapat terpantau secara berkelanjutan," kata Ilham.

Indikator lainnya yaitu berupa kepedulian keluarga, masyarakat, dan pemerintah desa yang meningkat seiring dengan persalinan dengan tenaga dan fasilitas kesehatan yang sudah mencapai 100 persen. Tak hanya itu, angka ibu hamil berisiko tinggi juga menurun karena pengecekan status kesehatan ibu hamil terpantau secara berkala oleh perugas.

Balita dengan gizi kurang turut menurun dan penanganan balita gizi kurang meningkat jadi 100 persen. Akhirnya, angka kematian ibu dan bayi bisa ditekan hingga nol. 

Inovasi Bendera Saskia diikuti dengan penyediaan fasilitas lainnya yaitu mobil sehat. Pemerintah desa mengadakan program mobil sehat yang bisa digunakan untuk memfasilitasi ibu hamil, bayi, dan balita untuk melakukan persalinan, pemeriksaan, dan pergi ke posyandu.

Tak hanya mobil desa, pemerintah desa bahkan juga rela mengeluarkan dana untuk mendukung inovasi ini dengan menganggarkan pembelian pemberian makanan tambahan (PMT) bagi ibu hamil kurang energi kalori dan balita gizi kurang.

Baca juga: Terjatuh Saat Ketahuan Mencuri Biji Nikel, Kakek di Bantaeng Tewas

Empat warna Bendera Saskia

Sebelum inovasi bendera Saskia lahir, Ilham Syah mengatakan, sasaran kesehatan ibu dan anak sangat sulit terpantau. Hal tersebut disebabkan karena tidak ada suatu tanda atau simbol bahwa di rumah tersebut ada sasaran kesehatan ibu dan anak karena petugas terkadang tidak menemukan lokasi rumah sasaran saat berkunjung.

Nah, inovasi Bendera Saskia ini menjadi solusi atas masalah kesehatan ibu dan anak di mana status kesehatannya tidak terpantau secara berkala serta kurangnya kepedulian keluarga, masyarakat dan pemerintah desa. Bendera Saskia ini dipasang oleh bidan dan kader posyandu.

"Ada empat warna yang terdiri dari empat warna untuk ibu hamil yaitu warna hijau, biru, merah muda, merah tua; kemudian satu warna untuk bayi yaitu kuning; serta satu warna untuk balita yaitu ungu," kata Karim. 

Setiap warna bendera memiliki makna tersendiri. Untuk empat warna bendera ibu hamil, warna hijau berarti usia kandungan 0-14 minggu, warna biru berarti usia kandungan 14-28 minggu, warna merah muda umur kandungan 28-40 minggu, dan warna merah tua status risiko tinggi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pelaku Pembunuhan Mantan Istri di Kubu Raya Menyerahkan Diri

Pelaku Pembunuhan Mantan Istri di Kubu Raya Menyerahkan Diri

Regional
Kronologi Hilangnya Gadis Asal Karanganyar di Malam Takbiran hingga Ditemukan Tewas Tertutup Plastik

Kronologi Hilangnya Gadis Asal Karanganyar di Malam Takbiran hingga Ditemukan Tewas Tertutup Plastik

Regional
Ketua DPD Golkar Kalbar Dipastikan Tak Maju Jadi Calon Gubernur

Ketua DPD Golkar Kalbar Dipastikan Tak Maju Jadi Calon Gubernur

Regional
Pria di Kubu Raya Diduga Bunuh Mantan Istri, Pelaku Belum Tertangkap

Pria di Kubu Raya Diduga Bunuh Mantan Istri, Pelaku Belum Tertangkap

Regional
Bumi Perkemahan Sukamantri di Bogor: Daya Tarik, Fasilitas, dan Rute

Bumi Perkemahan Sukamantri di Bogor: Daya Tarik, Fasilitas, dan Rute

Regional
Aduan Tarif Parkir 'Ngepruk' di Solo Selama Lebaran Minim, Dishub: Tim Saber Pungli Kita Turunkan Semua

Aduan Tarif Parkir "Ngepruk" di Solo Selama Lebaran Minim, Dishub: Tim Saber Pungli Kita Turunkan Semua

Regional
Detik-detik Kecelakaan ALS, Bus Melambat, Oleng, Lalu Terbalik

Detik-detik Kecelakaan ALS, Bus Melambat, Oleng, Lalu Terbalik

Regional
Pemkot Ambon Tak Berlakukan WFH bagi ASN Usai Libur Lebaran

Pemkot Ambon Tak Berlakukan WFH bagi ASN Usai Libur Lebaran

Regional
5 Unit Rumah Semipermanen di Ende Ludes Terbakar, Kerugian Capai Ratusan Juta Rupiah

5 Unit Rumah Semipermanen di Ende Ludes Terbakar, Kerugian Capai Ratusan Juta Rupiah

Regional
Sungai Meluap, 4 Desa di Sikka Terdampak Banjir

Sungai Meluap, 4 Desa di Sikka Terdampak Banjir

Regional
Daftar 20 Korban Tewas Tragedi Bencana Longsor di Tana Toraja

Daftar 20 Korban Tewas Tragedi Bencana Longsor di Tana Toraja

Regional
Toko Emas di Blora Dirampok, Pelaku Sempat Todongkan Senjata Api saat Beraksi

Toko Emas di Blora Dirampok, Pelaku Sempat Todongkan Senjata Api saat Beraksi

Regional
Pendangkalan Muara Pelabuhan Nelayan di Bangka, Pemprov Gandeng Swasta

Pendangkalan Muara Pelabuhan Nelayan di Bangka, Pemprov Gandeng Swasta

Regional
2 Perahu Tabrakan di Perairan Nunukan, Dishub: Tak Ada Sanksi untuk Agen Pelayaran

2 Perahu Tabrakan di Perairan Nunukan, Dishub: Tak Ada Sanksi untuk Agen Pelayaran

Regional
Jadi Saksi Kunci, Bocah 7 Tahun di Palembang Lihat Pelaku yang Bunuh Ibu dan Kakak Perempuannya

Jadi Saksi Kunci, Bocah 7 Tahun di Palembang Lihat Pelaku yang Bunuh Ibu dan Kakak Perempuannya

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com