BIMA, KOMPAS.com - Bocah berusia 4 tahun di Kecamatan Mpunda, Kota Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), didiagnosis positif mengidap HIV.
Hal itu diketahui setelah tim medis Puskesmas melakukan skrining kesehatan.
Baca juga: 20 Kasus Baru HIV/AIDS Ditemukan di Bima
Kepala Dinas Kesehatan (Dikes) Kota Bima, Ahmad mengungkapkan, bocah itu diduga tertular dari pemberian ASI ibunya yang juga positif HIV.
Tidak hanya itu, ayah dari bocah ini ternyata juga memiliki riwayat penyakit menular tersebut.
"Bocah ini bisa jadi HIV didapat dari ibunya karena disusui. Ibunya ini positif HIV, sedangkan suaminya yang pegawai pemerintah setelah kami periksa positif HIV juga," kata Ahmad saat dikonfirmasi, Senin (22/6/2022).
Baca juga: Curi Ponsel Warga, Seorang Guru Honorer di Bima Ditangkap
Ahmad mengatakan, tiga orang dalam satu keluarga ini baru dinyatakan positif HIV, belum pada tingkat AIDS yang ditandai gejala klinis berbahaya.
Untuk itu, mereka tetap terlihat sehat dan bisa menjalani rutinitas seperti biasa.
Menurut dia, hal itu tidak membahayakan orang lain karena penularan virus HIV sendiri tidak mudah.
Orang baru akan terjangkit ketika melakukan hubungan intim dengan penderita HIV.
Kemudian darah penderita berpindah ke orang lain lewat pendonoran dan sebagainya. Cara penularan terakhir yakni melalui air susu ibu yang mengidap positif HIV.
Baca juga: Densus 88 Sita Buku hingga Parang Saat Geledah Rumah Terduga Teroris di Bima
"Anak ini sehat keliaran seperti biasa, bapaknya juga begitu. Kalau hanya duduk berdekatan dengan penderita kemudian langsung tertular itu tidak benar, itu hanya stigma di masyarakat dan ini yang harus kita hindari," jelasnya.
Ahmad mengatakan, terhadap satu keluarga yang positif HIV ini, tim hanya bisa mendorong mereka mengonsumsi obat setiap hari sepanjang hidupnya.
Menurutnya, hanya dengan cara itu mereka bisa tetap sehat dan penyakit yang diderita tidak sampai pada tingkat AIDS.
"Obat ini akan diminum setiap hari sepanjang hidupnya, makanya kita butuh pemantau untuk mengingatkan mereka. Kadang ada juga yang ngeyel putus minum obat, tapi tetap kita usahakan pendekatan," ujarnya.
Selain beberapa upaya penanganan itu, tim medis puskesmas pada 5 kecamatan di Kota Bima kini aktif menemukan kasus pada populasi kunci, seperti pasien TBC, pekerja seks komersial, warga binaan pemasyarakatan dan pengguna narkoba suntik.
"Bagaimana mencarinya, kami mengumpulkan anak-anak muda, mereka ini kan punya risiko juga," kata Ahmad.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.