KOMPAS.com - Nasida Ria, grup kasidah asal Semarang, Jawa Tengah, menjadi perbincangan lantaran tampil di event Documenta Fifteen yang diadakan di Kessel, Jerman, Sabtu (18/6/2022).
Sebenarnya, panggung di Kessel itu bukanlah penampilan pertama Nasida Ria di luar negeri.
Kelompok musik yang seluruh personelnya perempuan ini pernah tampil di Malaysia pada 1988 untuk memperingati 1 Muharram.
Lalu, pada 1994, mereka pernah unjuk gigi di Berlin, Jerman, dalam sebuah festival musik Islam internasional bertajuk Die Garten des Islam. Dua tahun kemudian, atau pada 1996, mereka menghibur penonton Festival Heimatklange.
Baca juga: Mengenal Grup Kasidah Nasida Ria yang Tampil di Jerman, Didirikan Tahun 1975 dan Punya 400 Lagu
Perjalanan karier Nasida Ria bermula dari sebuah asrama milik HM Zain di kawasan Kauman Mustaram No 58, Semarang.
HM Zain-lah yang kemudian membentuk Nasida Ria pada 1975. HM Zain merupakan seorang pemuka agama Islam di Semarang.
Menurut Pemain bas Nasida Ria, Rien Djamain, HM Zain adalah penggemar musik. Salah satu bentuk kecintaannya terhadap musik adalah ia mengoleksi lagu-lagu Umi Kalsum yang populer kala itu.
Rien menceritakan, awalnya dirinya dan teman-temannya mendatangi HM Zain untuk mengaji.
Baca juga: Mengenal Nasida Ria, Grup Kasidah Lokal yang Mendunia
Agar para murid-muridnya tidak bosan belajar, HM Zain mencarikan guru musik.
"Pagi masak, lalu mengaji. Setelah waktu luang baru latihan. Waktu itu masih polos umur 15 tahun. Niat awal mengaji, karena bapak kreatif luar biasa. Dia mencari bibit-bibit yang bersuara bagus. Awalnya personel sembilan orang sesuai jumlah huruf Nasida Ria," ujarnya, dikutip dari pemberitaan Kompas.com.
Grup yang Zain bentuk kemudian dinamai Nasida Ria. Nasida Ria merupakan gabungan kata “nasyid” yang berarti nyanyian dan “ria” yang bermakna gembira.
"Harapannya agar kami bisa berdakwah lewat musik dengan penuh kegembiraan," ucap Rien.
Baca juga: Kala Nasida Ria Mendobrak Ketabuan dan Keterkungkungan Perempuan…