Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Opsi Flyover Sitinjau Lauik Sumbar Batal, Pilihannya Kini Jalan Diperlebar

Kompas.com - 21/06/2022, 15:18 WIB
David Oliver Purba

Editor

KOMPAS.com - Opsi pembangunan jembatan layang atau flyover untuk membenahi jalur Sitinjau Lauik di Kota Padang, Sumatera Barat, dibatalkan karena memakan biaya besar di tengah sulitnya kondisi keuangan negara akibat pandemi Covid-19.

Walakin, jalur rawan kecelakaan dan kemacetan itu tetap bakal dibenahi mulai 2023 dengan mengubah geometri jalan.

Baca juga: Menantang Maut demi Bantu Para Sopir Lewati Tanjakan Angker Sitinjau Lauik

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sumbar Medi Iswandi mengatakan, pemerintah pusat melalui Kementerian PUPR, sejak 2013, menyusun beberapa dokumen dan alternatif model pembenahan jalan nasional tersebut.

Baca juga: Sehari Menjadi YouTuber di Tanjakan Maut Sitinjau Lauik, Meleng Sedikit Bisa Digilas Truk

 

Ada dua pilihan, yaitu model jembatan layang dan perubahan geometri jalan.

Baca juga: Kisah Suhendra, Tinggalkan Pekerjaan demi Jadi YouTuber Jalur Maut Sitinjau Lauik, Kini Raup Belasan Juta Rupiah

Model jembatan layang yang cantik dan megah, kata Medi, sempat viral di media sosial. Namun, biayanya sangat besar.

Untuk jembatan layang pertama di titik Panorama I Sitinjau Lauik biayanya hampir Rp 1,5 triliun.

Sedangkan jembatan layang kedua di titik Panorama II Sitinjau Lauik hampir Rp 2,5 triliun.

”Belum lagi memperhitungkan kondisi rawan gempa yang tentu konstruksinya akan menjadi semakin mahal sehingga Kementerian PUPR mencari alternatif lain, yakni mengubah geometri jalan existing. Itu yang disepakati saat musrembangnas pada Mei lalu,” kata Medi, Sabtu (18/6/2022), dikutip dari Kompas.id.

Pembatalan rencana pembangunan jembatan layang itu, kata Medi, juga mempertimbangkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) yang berakhir 2024.

Dengan besarnya anggaran jembatan layang, dikhawatirkan pembangunan tidak akan selesai dan tidak masuk RPJMN pemerintahan berikutnya.

Opsi pelebaran jalan

Medi melanjutkan, pada opsi perubahan geometri jalan, bentuknya bisa jadi ada jalan layang, tetapi tidak seperti yang viral di media sosial.

Jalan saat ini tetap dipakai dan diperlebar ke arah jurang, kemudian menembus tebing, agar kemiringan tidak tajam seperti sekarang. Biayanya pun tentu lebih murah.

”Output dan outcome yang kami inginkan sudah sampai, tetapi metode kan macam-macam, tentu dicari yang paling murah dengan kondisi keuangan negara yang sedang susah setelah Covid-19. Tujuan kami ingin jalan aman, lancar, tidak begitu curam lagi sehingga potensi kecelakaan berkurang,” ujar Medi.

Menurut Medi, Kementerian PUPR sedang menghitung perkiraan anggaran untuk opsi perubahan geometri jalan.

Kementerian PUPR mengevaluasi desain jembatan layang sebelumnya, mempertimbangkan titik mana yang desainnya bisa dipakai, dan bagaimana memperbaiki geometri jalan dengan harga jauh lebih murah. Pembangunan fisik ditargetkan dilakukan pada 2023.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com