PALEMBANG, KOMPAS.com- Para peternak di Sumatera Selatan saat ini masih terus berupaya untuk menghadapi penularan penyakit mulut dan kaki (PMK) yang menyerang sapi.
Bahkan, mereka terpaksa menggunakan ramuan tradisional seperti jahe, serai hingga kunyit untuk mengobat sapi yang terkena PMK.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Sumatera Selatan Ruzuan Efendi mengatakan, pengiriman obat untuk PMK ke Sumatera Selatan oleh pemerintah pusat saat ini masih terbatas.
Baca juga: Kerugian Peternak di Kabupaten Bandung Barat akibat PMK Capai Rp 8,5 Miliar
Karena itu, banyak upaya yang dilakukan oleh peternak untuk menyembuhkan sapi mereka yang terpapar virus PMK.
"Obatnya seperti jamu, jahe, kunyit, serai dan itu cukup ampuh. Banyak peternak menggunakan jamu karena memang sampai sekarang obat untuk PMK masih terbatas,"kata Ruzuan saat dihubungi, Selasa (21/6/2022).
Menurut Ruzuan, mereka sampai saat ini masih berupaya berkoordinasi dengan pemerintah pusat agar stok obat PMK ditambah.
Berdasarkan catatan DKPP Sumatera Selatan jumlah sapi yang terkena virus PMK sebanyak 120 ekor di enam Kabupaten dan kota dengan rincian, Musi Rawas 108 ekor, Lahat 69 ekor dan Lubuk Linggau 14 ekor, Penukal Abab Lematang Ilir 12 ekor dan Palembang 3 ekor serta Ogan Komering Ilir satu ekor.
"Beberapa sampel sudah kita kirim di Lampung dan sekarang tinggal menunggu hasilnya,"ujarnya.
Baca juga: Dinas Peternakan Kirim Vitamin, Obat-obatan, dan APD untuk Tangani PMK ke Peternak
Meski PMK masih merebak, hal tersebut tidak mempengaruhi harga daging di pasaran.
Menurut Ruzuan, harga daging menjelang Idul Ada saat ini masih sekitar Rp 140 ribu sampai Rp 150 per kilogram.
"Karena memang virus ini tidak menular ke manusia, sehingga haega jual daging tetap stabil sampai sekarang,"jelansya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.