Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Puan Maharani Saksikan Bekas Tambang di Bangka dari Pesawat: Parah...

Kompas.com - 20/06/2022, 20:17 WIB
Heru Dahnur ,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

Saat penghijauan itu ditanam cemara laut dan ketapang di lahan seluas 0,5 hektar.

Lokasi penamanan berada di kawasan Bandara Depati Amir Pangkalpinang yang sebelumnya kawasan ini merupakan kawasan penambangan timah ilegal.

Pj Gubernur Bangka Belitung Ridwan Djamaluddin mengatakan, program penghijauan bukanlah pekerjaan yang mudah.

Baca juga: Tambang Timah di Perumahan Mewah Kota Pangkalpinang Disita Aparat

Memerlukan usaha bersama dan membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Hal ini akibat aktivitas tambang timah ilegal yang terjadi secara masif.

"Industri ini (pertambangan) sering dicitrakan buruk karena kerusakan lingkungan yang masif. Untuk itulah kita dengan penuh kesadaran memanfaatkan potensi sumber daya alam yang ada namun tetap menjaga lingkungan demi kemaslahatan," katanya dalam sambutan.

Ia menyebutkan Bangka Belitung memiliki luas daratan sebesar 16.424, 06 km dari daratan itu 57,2 persen kawasan ini merupakan izin usaha pertambangan.

Dengan kandungan mineral logam timah 55,53 persen.

"Sebagian besar wilayah darat di provinsi ini digunakan untuk pertambangan mineral logam. Yang kita lihat ini hanya setengah hektar dari 60.400 hektar bukaan lahan akibat tambang ilegal. Dari total luas wilayah IUP 288 hektar. Artinya mendekati 21 persennya bukaan lahan akibat tambang ilegal," sebut Ridwan yang juga Dirjen Minerba Kementerian ESDM.

Baca juga: Kapal Keruk Pasir Timah Terbakar di Laut Bangka

Pemerintah daerah, kata Ridwan akan bekerjasama dengan berbagai pihak untuk menghijaukan kembali bukaan lahan akibat aktivitas tambang ilegal.

Langkah yang dilakukan untuk menghentikan tambang ilegal di antaranya dengan membentuk satgas penanganan tambang timah ilegal.

Pelaku usaha timah ditunjuk ke dalam satgas dengan harapan lebih fasih dan kenal dengan medan sehingga penanganan lebih efektif. Sedangkan pemerintah tetap melakukan pengendalian dan evaluasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadi Saksi Kunci, Bocah 7 Tahun di Palembang Lihat Pelaku yang Bunuh Ibu dan Kakak Perempuannya

Jadi Saksi Kunci, Bocah 7 Tahun di Palembang Lihat Pelaku yang Bunuh Ibu dan Kakak Perempuannya

Regional
Pangdam Kasuari Ingatkan Prajurit Kodam Tetap Waspada setelah Perubahan KKB Jadi OPM

Pangdam Kasuari Ingatkan Prajurit Kodam Tetap Waspada setelah Perubahan KKB Jadi OPM

Regional
Mentan Puji Merauke sebagai Surganya Pertanian

Mentan Puji Merauke sebagai Surganya Pertanian

Regional
Mantan Bupati Sikka Fransiskus Roberto Diogo Maju Lagi dalam Pilkada 2024

Mantan Bupati Sikka Fransiskus Roberto Diogo Maju Lagi dalam Pilkada 2024

Regional
50.000 Warga di Lebong Bengkulu Terendam Banjir, 2 Kecamatan Terisolasi

50.000 Warga di Lebong Bengkulu Terendam Banjir, 2 Kecamatan Terisolasi

Regional
Misteri Pembunuhan Ibu dan Anaknya di Palembang, Ada Pisau Berlumurah Darah dan Sandal di TKP

Misteri Pembunuhan Ibu dan Anaknya di Palembang, Ada Pisau Berlumurah Darah dan Sandal di TKP

Regional
Bertemu Pembunuh Ibu dan Kakaknya, Bocah di Palembang Telepon Ayah Sambil Ketakutan

Bertemu Pembunuh Ibu dan Kakaknya, Bocah di Palembang Telepon Ayah Sambil Ketakutan

Regional
Anggota Polres Yahukimo Bripda OB Meninggal Dianiaya OTK

Anggota Polres Yahukimo Bripda OB Meninggal Dianiaya OTK

Regional
Mantan Ketua KONI Tersangka Korupsi Dana Hibah Ditahan Kejati Sumsel

Mantan Ketua KONI Tersangka Korupsi Dana Hibah Ditahan Kejati Sumsel

Regional
26 Pekerja Migran Asal NTT Meninggal di Luar Negeri dalam 4 Bulan

26 Pekerja Migran Asal NTT Meninggal di Luar Negeri dalam 4 Bulan

Regional
Perincian Sanksi untuk ASN di Semarang apabila Bolos di Hari Pertama Kerja Usai Lebaran 2024

Perincian Sanksi untuk ASN di Semarang apabila Bolos di Hari Pertama Kerja Usai Lebaran 2024

Regional
127 Perusahaan di Jateng Bermasalah soal THR, Paling Banyak Kota Semarang

127 Perusahaan di Jateng Bermasalah soal THR, Paling Banyak Kota Semarang

Regional
Kisah Jumadi, Mudik Jalan Kaki 4 Hari 4 Malam dari Jambi ke Lubuk Linggau karena Upah Kerja Tak Dibayar

Kisah Jumadi, Mudik Jalan Kaki 4 Hari 4 Malam dari Jambi ke Lubuk Linggau karena Upah Kerja Tak Dibayar

Regional
Gagalkan Aksi Pencurian hingga Terjungkal, Karyawan Alfamart di Semarang Naik Jabatan

Gagalkan Aksi Pencurian hingga Terjungkal, Karyawan Alfamart di Semarang Naik Jabatan

Regional
Pimpin Apel Usai Cuti Lebaran, Pj Gubernur Sumut: Kehadiran ASN Pemprov Sumut 99,49 Persen

Pimpin Apel Usai Cuti Lebaran, Pj Gubernur Sumut: Kehadiran ASN Pemprov Sumut 99,49 Persen

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com