KUPANG, KOMPAS.com - Warga yang bermukim di sebagian Pulau Semau, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), belum bisa menikmati jaringan telepon seluler 4G Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) milik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).
Padahal, Pulau Semau merupakan kampung halaman Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat. Pulau itu pun hanya berjarak sepelemparan batu dari Kota Kupang, ibu kota Provinsi NTT.
Baca juga: Kasus Penganiayaan Guru di Kupang, Ternyata Ini Peran Istri Kepsek yang Jadi Tersangka
"Ada beberapa keluhan yang kami rasakan terkait jaringan 4G milik Bakti Kominfo. Tower-nya sudah berdiri kokoh sejak lama di kampung kami," ujar Kepala Desa Letbaun, Kecamatan Semau Carlens Herison Bising, kepada Kompas.com, Senin (20/6/2022).
Keluhan pertama, kata Carlens, terkait kapasitas untuk pengguna yang masih kecil, sehingga sering lemot. Bahkan, naik turun atau hilang muncul.
Kedua, jangkauan jaringan hanya di bawah sekitar 400 meter. Selebihnya, lanjut Carlens, sangat buruk dan lebih sering hilang.
"Akses internet sangat buruk. Penggunaan WhatsApp juga sulit, baik chat, voice call apalagi video call," kata Carlens.
Menurut Carlens, kondisi ini bukan hanya di radius lebih dari 400 meter, tetapi di bawah tower, misalnya di Kantor Desa Letbaun yang berjarak sekitar 60 meter dari tower pun, sama buruknya.
Bukan hanya warga Desa Letbaun saja yang mengalami kondisi seperti itu, tetapi ada dua desa lainnya bernasib sama.
Baca juga: Tower BTS di Kampung Gubernur NTT Disebut Hanya Pajangan, Ini Kata Pemda
Seperti warga di Desa Uiasa, Kecamatan Semau, dan Desa Uitiuhtuan, Kecamatan Semau Selatan.
"Kami berharap pemerintah bergerak cepat untuk melakukan pembenahan terhadap pelayanan Bakti Kominfo. Karena kebutuhan layanan komunikasi saat ini sangat tinggi. Bukan hanya di pemerintahan, namun juga untuk kepentingan pendidikan dan urusan lainnya," katanya tegas.