Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Proyek Kereta Gantung Rinjani, Walhi NTB: Harus Dikaji Mendalam

Kompas.com - 20/06/2022, 08:11 WIB
Idham Khalid,
Priska Sari Pratiwi

Tim Redaksi

MATARAM, KOMPAS.com - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) memberikan catatan kritis terkait rencana pembangunan kereta gantung Rinjani di Desa Lantan, Kabupaten Lombok Tengah.

Dewan Nasional Walhi untuk wilayah NTB Dwi Sudarsono menyarankan Pemerintah Provinsi NTB mengkaji analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) secara mendalam, mengingat Rinjani merupakan kawasan geopark yang telah masuk Unesco.

“Jadi harus jeli komisi Amdal-nya, jangan sampai kebobolan. Kita tahu sama-sama ini kawasan hutan, kami minta lebih hati-hati mengkaji dampak lingkungannya dan harus lebih ketat,” ungkap Dwi.

Baca juga: Proyek Kereta Gantung Rinjani, Investor China Kucurkan Rp 600 Miliar

Menurutnya, ada perbedaan karakter kawasan yang menjadi lokasi proyek kereta gantung dibuat.

Ia menilai, lokasi proyek kereta gantung di Rinjani ini lebih sulit dan berpotensi merusak ekologi.

"Coba kita lihat kereta gantung di negara Swiss misalnya, gunung mereka kan bersalju, kemudian keras. Kita yang ada di Rinjani berbeda, ini kawasan hutan, akan agak susah nanti membongkar untuk lokasi pembuatan tower kereta," kata Dwi.

Ia menjelaskan, nantinya tower tersebut akan dipasangkan ke dalam hutan yang akan berdampak pada pembongkaran dan menggunakan semen untuk mengeraskannya.

“Melihat Amdal ini harus jeli. Makanya investor ini nanti perlu diberikan klausul-klausul jika ada kerusakan yang ditimbulkan oleh proyek ini,” tegas Dwi.

Baca juga: Gubernur NTB Wacanakan Miliki Museum untuk Mengenang Letusan Gunung Rinjani dan Tambora

Selain mengkaji dampak ekologi, proyek ratusan miliar tersebut juga harus dikaji secara dampak ekonomi sosial bagi warga kaki gunung Rinjani.

“Perlu dilihat juga dampak ekonomi yang akan dinikmati oleh masyarakat, sebagai pelaku wisata. Ini kan seolah-olah berpotensi mematikan pendakian jalur utara dan timur di Rinjani,” kata Dwi.

Diterangkan Dwi, masyarakat harus terlibat dalam pengawalan pembangunan ini, termasuk soal bentuk pekerjaan yang akan ditawarkan pihak investor untuk menempatkan lapangan pekerjaan bagi warga lokal.

“Yang saya bayangkan, ini hanya politik ekonomi kalangan menengah ke atas. Bisa dipastikan tempat dan resto, kafe akan dibangun di sana nanti,” kata Dwi.

Baca juga: 5.726 Pendaki Gunung Rinjani Terkena Blacklist, Kebanyakan karena Turun Terlambat

Sebelumnya, proyek pembangunan kereta gantung menuju Gunung Rinjani yang berada di Desa Lantan, Lombok Tengah, akan segera terealisasikan, dan akan didanai oleh investor China dengan nilai Rp 600 miliar.

Adapun perusahaan yang akan terlibat dalam pengerjaan proyek kereta gantung  nantinya yakni PT Indonesia Lombok Resort.

Hingga kini, Pemprov NTB bersama Kementerian Lingkungan Hidup masih mengkaji Amdal yang diajukan oleh PT Indonesia Lombok Resort.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Imigrasi Tangkap 19 WN Papua Nugini yang Langgar Aturan dalam 4 Bulan

Imigrasi Tangkap 19 WN Papua Nugini yang Langgar Aturan dalam 4 Bulan

Regional
Pria di Sumbawa Cabuli Anak Tetangga, Ditangkap Usai 2 Bulan Sembunyi di Lombok

Pria di Sumbawa Cabuli Anak Tetangga, Ditangkap Usai 2 Bulan Sembunyi di Lombok

Regional
Jelang Putusan MK, Sudirman Said: Apa Pun Putusannya, Hakim Akan Beri Catatan Penting

Jelang Putusan MK, Sudirman Said: Apa Pun Putusannya, Hakim Akan Beri Catatan Penting

Regional
Isak Tangis Keluarga di Makam Eks-Casis TNI Korban Pembunuhan Serda Adan

Isak Tangis Keluarga di Makam Eks-Casis TNI Korban Pembunuhan Serda Adan

Regional
Kecelakaan Maut di Wonogiri, Pengendara Motor Jatuh Sebelum Ditabrak Truk Pengangkut BBM

Kecelakaan Maut di Wonogiri, Pengendara Motor Jatuh Sebelum Ditabrak Truk Pengangkut BBM

Regional
Kaget Ada Mobil Tiba-tiba Putar Arah, Pelajar SMA di Brebes Tewas Terlindas Truk

Kaget Ada Mobil Tiba-tiba Putar Arah, Pelajar SMA di Brebes Tewas Terlindas Truk

Regional
Lebih dari Setahun, “Runway” Bandara Binuang Rusak Akibat Tanah Amblas

Lebih dari Setahun, “Runway” Bandara Binuang Rusak Akibat Tanah Amblas

Regional
Waspada Banjir dan Longsor, BMKG Prediksi Hujan Deras di Jateng Seminggu ke Depan

Waspada Banjir dan Longsor, BMKG Prediksi Hujan Deras di Jateng Seminggu ke Depan

Regional
Harus Alokasi Hibah Pilkada, Aceh Barat Daya Defisit Anggaran Rp 70 Miliar

Harus Alokasi Hibah Pilkada, Aceh Barat Daya Defisit Anggaran Rp 70 Miliar

Regional
2 Eks Pejabat Bank Banten Cabang Tangerang Didakwa Korupsi Kredit Fiktif Rp 782 Juta

2 Eks Pejabat Bank Banten Cabang Tangerang Didakwa Korupsi Kredit Fiktif Rp 782 Juta

Regional
Perbaikan Jembatan Terdampak Banjir di Lombok Utara Jadi Prioritas

Perbaikan Jembatan Terdampak Banjir di Lombok Utara Jadi Prioritas

Regional
PKS Usulkan Anggota DPR Nasir Djamil Jadi Cawalkot Banda Aceh

PKS Usulkan Anggota DPR Nasir Djamil Jadi Cawalkot Banda Aceh

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com