MATARAM, KOMPAS.com - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) memberikan catatan kritis terkait rencana pembangunan kereta gantung Rinjani di Desa Lantan, Kabupaten Lombok Tengah.
Dewan Nasional Walhi untuk wilayah NTB Dwi Sudarsono menyarankan Pemerintah Provinsi NTB mengkaji analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) secara mendalam, mengingat Rinjani merupakan kawasan geopark yang telah masuk Unesco.
“Jadi harus jeli komisi Amdal-nya, jangan sampai kebobolan. Kita tahu sama-sama ini kawasan hutan, kami minta lebih hati-hati mengkaji dampak lingkungannya dan harus lebih ketat,” ungkap Dwi.
Baca juga: Proyek Kereta Gantung Rinjani, Investor China Kucurkan Rp 600 Miliar
Menurutnya, ada perbedaan karakter kawasan yang menjadi lokasi proyek kereta gantung dibuat.
Ia menilai, lokasi proyek kereta gantung di Rinjani ini lebih sulit dan berpotensi merusak ekologi.
"Coba kita lihat kereta gantung di negara Swiss misalnya, gunung mereka kan bersalju, kemudian keras. Kita yang ada di Rinjani berbeda, ini kawasan hutan, akan agak susah nanti membongkar untuk lokasi pembuatan tower kereta," kata Dwi.
Ia menjelaskan, nantinya tower tersebut akan dipasangkan ke dalam hutan yang akan berdampak pada pembongkaran dan menggunakan semen untuk mengeraskannya.
“Melihat Amdal ini harus jeli. Makanya investor ini nanti perlu diberikan klausul-klausul jika ada kerusakan yang ditimbulkan oleh proyek ini,” tegas Dwi.
Baca juga: Gubernur NTB Wacanakan Miliki Museum untuk Mengenang Letusan Gunung Rinjani dan Tambora
Selain mengkaji dampak ekologi, proyek ratusan miliar tersebut juga harus dikaji secara dampak ekonomi sosial bagi warga kaki gunung Rinjani.
“Perlu dilihat juga dampak ekonomi yang akan dinikmati oleh masyarakat, sebagai pelaku wisata. Ini kan seolah-olah berpotensi mematikan pendakian jalur utara dan timur di Rinjani,” kata Dwi.
Diterangkan Dwi, masyarakat harus terlibat dalam pengawalan pembangunan ini, termasuk soal bentuk pekerjaan yang akan ditawarkan pihak investor untuk menempatkan lapangan pekerjaan bagi warga lokal.
“Yang saya bayangkan, ini hanya politik ekonomi kalangan menengah ke atas. Bisa dipastikan tempat dan resto, kafe akan dibangun di sana nanti,” kata Dwi.
Baca juga: 5.726 Pendaki Gunung Rinjani Terkena Blacklist, Kebanyakan karena Turun Terlambat
Sebelumnya, proyek pembangunan kereta gantung menuju Gunung Rinjani yang berada di Desa Lantan, Lombok Tengah, akan segera terealisasikan, dan akan didanai oleh investor China dengan nilai Rp 600 miliar.
Adapun perusahaan yang akan terlibat dalam pengerjaan proyek kereta gantung nantinya yakni PT Indonesia Lombok Resort.
Hingga kini, Pemprov NTB bersama Kementerian Lingkungan Hidup masih mengkaji Amdal yang diajukan oleh PT Indonesia Lombok Resort.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.