Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petani Sawit di Riau Diserang Sekelompok Pria Bersenjata, Puluhan Wanita dan Anak-anak Terluka

Kompas.com - 20/06/2022, 07:22 WIB
Idon Tanjung,
Reni Susanti

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Ratusan petani sawit di Desa Terantang, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Riau, diserang sekelompok orang, Minggu (19/6/2022).

Aksi kekerasan di dalam perkebunan kelapa sawit itu pun beredar di media sosial WhatsApp. 

Dari beberapa video yang beredar, salah satunya menggambarkan bagaimana seorang pria menggendong anak perempuan yang menangis dan bersimbah darah.

Baca juga: Saat Ratusan Petani Sawit di Riau Tak Digaji hingga Tidur di Semak Demi Pertahankan Kebunnya...

Pria yang menggendong anak itu juga tampak menangis sambil berjalan cepat untuk menyelamatkan anak tersebut. Anak kecil itu tampak luka di bagian kepalanya.

Warga lainnya juga terlihat menyelamatkan anak-anaknya dari serangan sekelompok pria itu.

Di video lainnya, kelompok pria tersebut membawa senjata tajam samurai, pentungan, hingga kayu. Kelompok pria itu tak segan-segan memukul ibu-ibu dengan kayu.

Di lokasi ada terlihat anggota TNI yang berusaha melerai, namun aksi para pelaku tak bisa dicegah. Kelompok pria itu tetap menyerang warga dengan brutal.

Akibat serangan tersebut, banyak warga terluka. Sebagian korban dilarikan ke Rumah Sakit (RS) Bayangkara Polda Riau di Pekanbaru.

Baca juga: Bupati Kuansing Nonaktif Didakwa Terima Duit Suap Rp 500 Juta Terkait Perpanjangan Izin Lahan Sawit

Pantauan Kompas.com di RS Bayangkara, beberapa orang warga dari Desa Terantang mengalami luka-luka. Ada yang luka di kepala, leher, bahu, dan kening.

Salah satu korban, Ima (45), mengalami luka lebam di leher terkena lemparan batu dari pelaku.

"Leher saya bengkak, karena dilempar batu sama kelompok yang menyerang kami," sebut Ima saat diwawancarai Kompas.com, Minggu malam.

Ia mengaku ketakutan saat melihat gerombolan pria itu menyerang pakai samurai.

"Mereka mengayun-ayunkan samurai ke kami. Saya sendiri sangat ketakutan," beber Ima.

Baca juga: Saat Warga di Kalimantan Selatan Tolak Ganti Rugi Sawit Murah, Diteror, hingga Lahannya Digusur

Korban lainnya, Fitri (40) mengatakan, kelompok pria itu berjumlah puluhan orang. Pelaku datang menggunakan dua unit bus.

Ia menyebut, para pria itu menyerang sekitar pukul 15.30 WIB.

Saat itu, warga yang tergabung dalam Koperasi Produsen Petani Iyo Basamo Desa Terantang, tengah mempertahankan lahannya usai menang banding di pengadilan terkait dualisme kepengurusan koperasi tersebut.

"Mereka menyerang kami membabi buta. Wanita dan anak-anak banyak yang jadi korban," kata Fitri.

Sementara itu, anak yang menjadi korban kelompok pria dalam video yang beredar di media sosial, juga dibawa ke RS Bayangkara.

Baca juga: Zulkifli Hasan Jadi Mendag, PAN Babel: Tidak Mudah Atur Harga Sawit hingga Minyak Goreng

Saat ditemui Kompas.com, anak itu adalah anak dari Sri Ranti Fatia (28).

"Anak yang terluka itu anak saya. Kepalanya berdarah terkena pecahan kaca pada saat kelompok preman itu menyerang pos di kebun sawit," akui Sri.

Warga mengaku, tidak mengenal satu pun kelompok pria yang melakukan penyerangan itu.

Ketua Koperasi Produsen Petani Iyo Basamo, Yuslianti menyebut, berdasarkan laporan sementara terdapat 20 warga yang terluka.

Ia menduga, para pelaku yang melakukan penyerangan terhadap warga merupakan pelaku bayaran.

"Informasi sementara korban 20 orang. Anak-anak ada tiga orang, dan ada bayi juga. Kondisi warga, ada yang kena luka sayatan di leher, luka di kepala. Ada juga satu korban yang masih di rawat di IGD, karena dikeroyok sama para preman itu. Orang-orang yang menyerang itu bayaran," sebut Yuslianti saat diwawancarai Kompas.com di RS Bayangkara Polda Riau, Minggu malam.

Baca juga: Anggota Brimob Tewas Diserang OTK di Papua, Siapa Dalang di Baliknya?

Para korban, kata dia, akan dilakukan visum sebagai bukti untuk dilaporkan ke pihak kepolisian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BKSDA Bengkulu Berharap Warga Tak Pancing dan Matikan Buaya

BKSDA Bengkulu Berharap Warga Tak Pancing dan Matikan Buaya

Regional
Anggota DPRD Kota Serang Bakal Dapat 2 Baju Dinas Seharga Rp 8 Juta

Anggota DPRD Kota Serang Bakal Dapat 2 Baju Dinas Seharga Rp 8 Juta

Regional
Terjadi Hujan Kerikil dan Pasir Saat Gunung Ruang Meletus

Terjadi Hujan Kerikil dan Pasir Saat Gunung Ruang Meletus

Regional
Pemkab Agam Anggarkan Rp 2,2 Miliar untuk Rehabilitasi 106 Rumah

Pemkab Agam Anggarkan Rp 2,2 Miliar untuk Rehabilitasi 106 Rumah

Regional
Kronologi Menantu Otaki Pembunuhan Mertua di Kendari, Korban Sempat Diajak Berbelanja

Kronologi Menantu Otaki Pembunuhan Mertua di Kendari, Korban Sempat Diajak Berbelanja

Regional
Sederet Fakta Kasus Ibu dan Anak di Palembang Dibunuh Mantan Pegawai Suami

Sederet Fakta Kasus Ibu dan Anak di Palembang Dibunuh Mantan Pegawai Suami

Regional
Pembunuhan Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar Diduga Direncanakan

Pembunuhan Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar Diduga Direncanakan

Regional
Polisi Sebut Hasil Otopsi Kematian Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar karena Dicekik

Polisi Sebut Hasil Otopsi Kematian Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar karena Dicekik

Regional
Sering Campuri Urusan Rumah Tangga Anaknya, Mertua di Kendari Tewas Dibunuh Begal Suruhan Menantu

Sering Campuri Urusan Rumah Tangga Anaknya, Mertua di Kendari Tewas Dibunuh Begal Suruhan Menantu

Regional
Keruk Pasir Laut di Pelabuhan Nelayan Bangka, Negara Bisa Raup Rp 20 M

Keruk Pasir Laut di Pelabuhan Nelayan Bangka, Negara Bisa Raup Rp 20 M

Regional
Ratusan Kerbau di Sumsel Mati Terpapar Penyakit Ngorok, 10.000 Dosis Vaksin Disiapkan

Ratusan Kerbau di Sumsel Mati Terpapar Penyakit Ngorok, 10.000 Dosis Vaksin Disiapkan

Regional
Calon Pengantin di Aceh Disebut Tunda Pernikahan karena Lonjakan Harga Emas

Calon Pengantin di Aceh Disebut Tunda Pernikahan karena Lonjakan Harga Emas

Regional
Ribuan Lampion Akan Diterbangkan Saat Waisak di Borobudur, Ini Harga Tiketnya

Ribuan Lampion Akan Diterbangkan Saat Waisak di Borobudur, Ini Harga Tiketnya

Regional
Tanggapan Rektor Untan Pontianak soal Dugaan Dosennya yang Jadi Joki Mahasiswa S2

Tanggapan Rektor Untan Pontianak soal Dugaan Dosennya yang Jadi Joki Mahasiswa S2

Regional
Kerugian Banjir Kota Semarang dan Kabupaten Demak Tembus Rp 1,6 Triliun

Kerugian Banjir Kota Semarang dan Kabupaten Demak Tembus Rp 1,6 Triliun

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com