Saat itu, warga yang tergabung dalam Koperasi Produsen Petani Iyo Basamo Desa Terantang, tengah mempertahankan lahannya usai menang banding di pengadilan terkait dualisme kepengurusan koperasi tersebut.
"Mereka menyerang kami membabi buta. Wanita dan anak-anak banyak yang jadi korban," kata Fitri.
Sementara itu, anak yang menjadi korban kelompok pria dalam video yang beredar di media sosial, juga dibawa ke RS Bayangkara.
Baca juga: Zulkifli Hasan Jadi Mendag, PAN Babel: Tidak Mudah Atur Harga Sawit hingga Minyak Goreng
Saat ditemui Kompas.com, anak itu adalah anak dari Sri Ranti Fatia (28).
"Anak yang terluka itu anak saya. Kepalanya berdarah terkena pecahan kaca pada saat kelompok preman itu menyerang pos di kebun sawit," akui Sri.
Warga mengaku, tidak mengenal satu pun kelompok pria yang melakukan penyerangan itu.
Ketua Koperasi Produsen Petani Iyo Basamo, Yuslianti menyebut, berdasarkan laporan sementara terdapat 20 warga yang terluka.
Ia menduga, para pelaku yang melakukan penyerangan terhadap warga merupakan pelaku bayaran.
"Informasi sementara korban 20 orang. Anak-anak ada tiga orang, dan ada bayi juga. Kondisi warga, ada yang kena luka sayatan di leher, luka di kepala. Ada juga satu korban yang masih di rawat di IGD, karena dikeroyok sama para preman itu. Orang-orang yang menyerang itu bayaran," sebut Yuslianti saat diwawancarai Kompas.com di RS Bayangkara Polda Riau, Minggu malam.
Baca juga: Anggota Brimob Tewas Diserang OTK di Papua, Siapa Dalang di Baliknya?
Para korban, kata dia, akan dilakukan visum sebagai bukti untuk dilaporkan ke pihak kepolisian.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.