Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penambangan Pasir Ilegal di Nunukan, Camat Sebatik Induk Pastikan Tidak Ada Izin

Kompas.com - 19/06/2022, 10:43 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com - Penambangan pasir pantai ilegal di Pantai Sungai Batang, Sebatik Induk, Nunukan meresahkan masyarakat.

Salah satu warga bernama Basri mengatakan, banyak hunian panggung dengan konstruksi kayu yang terancam roboh.

"Tiang rumah menggantung, rumah banyak yang miring. Kami bingung kondisi ini sudah dilaporkan ke Desa dan Kecamatan. Diteruskan ke aparat, namun tidak pernah ada tindakan, tidak pernah ada penangkapan," ujar salah satu warga Sungai Batang yang rumahnya terdampak abrasi, Basri, Minggu (18/6/2022).

Camat Sebatik Induk Andi Salahuddin membenarkan adanya penambangan pasir ilegal di wilayahnya. Dia memastikan, aktivitas penambangan tersebut ilegal dan terlarang. Tidak ada izin apapun yang mendasari penambangan pantai di perbatasan RI-Malaysia ini.

Baca juga: Cerita Warga Pesisir Pantai Sungai Batang Nunukan yang Rumahnya Hampir Roboh karena Penambangan Pasir Ilegal

Andi juga mengaku, aktivitas penambangan pasir ilegal itu membuat kewalahan karena penambang selalu main kucing-kucingan dengan aparat.

"Kalau dipatroli, mereka hilang entah kemana. Sepertinya mereka (penambang pasir) hafal jam patroli, sehingga begitu tidak ada patroli, mereka kembali menambang," katanya.

Andi mengatakan, penambangan pasir terus terjadi akibat kelangkaan pasir di Pulau Sebatik. Sebab, pasir untuk bahan bangunan yang legal hanya didatangkan dari Palu dan Tanjung Selor.

Harga pasir dari luar daerah pun lebih mahal dua kali lipat dibanding harga pasir ilegal.

Pasir dari luar daerah dijual sekitar Rp 1,2 juta per rit, sementara pasir ilegal Rp 600.000 per rit.

"Walaupun alasan langka, kan tetap saja tidak boleh. Tidak ada istilah mencuri karena perut lapar dibenarkan," kata Andi.

Sementara untuk berapa luasan pantai yang tergerus akibat penambangan liar, Andi tidak dapat memastikannya.

Sejauh ini, langkah yang dilakukan pihak Kecamatan adalah memasang plang peringatan. Namun, upaya itu diabaikan.

"Aparat masang plang peringatan tapi nggak pernah nangkap. Saya nggak tahu juga kenapa, sementara undang undangnya jelas, hukumnya jelas. Bahkan lebh berat daripada hukuman pembunuhan. Kami berharap ada tindakan sehingga ada efek jera dan aktivitas itu bisa berhenti," katanya.

Selain ancaman abrasi dan berkurangnya luas Pulau di Perbatasan RI-Malaysia ini, potensi gesekan warga juga menjadi ancaman sosial.

"Itulah permohonan kami agar ada tindakan aparat supaya ada efek jera. Kita hanya melakukan imbauan bukan eksekutor, kita juga sudah laporkan ke polisi. Dalam kasus ini, ada foto, ada video sebagai bukti, apa lagi? Tentu sudah diketahui siapa pemiliknya dengan bukti yang jelas itu," tegasnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penumpang Kapal di Nabire Kedapatan Bawa 1 Kg Ganja

Penumpang Kapal di Nabire Kedapatan Bawa 1 Kg Ganja

Regional
Pembunuhan di Wonogiri, Pelaku Kubur Jasad Kekasih di Pekarangan Rumah

Pembunuhan di Wonogiri, Pelaku Kubur Jasad Kekasih di Pekarangan Rumah

Regional
Kronologi Tentara Amerika Meninggal di Hutan Karawang, Sempat Terpisah Saat Survei Latihan Gabungan

Kronologi Tentara Amerika Meninggal di Hutan Karawang, Sempat Terpisah Saat Survei Latihan Gabungan

Regional
Bea Cukai Temukan Truk Berisi Jutaan Batang Rokok Ilegal Tak Bertuan di Kalbar

Bea Cukai Temukan Truk Berisi Jutaan Batang Rokok Ilegal Tak Bertuan di Kalbar

Regional
Siswi SMA yang Simpan Bayinya di Koper Ternyata Sedang Magang

Siswi SMA yang Simpan Bayinya di Koper Ternyata Sedang Magang

Regional
TKW Asal Cianjur Diduga Jadi Korban Kekerasan Majikan di Irak, Kini Minta Dipulangkan ke Indonesia

TKW Asal Cianjur Diduga Jadi Korban Kekerasan Majikan di Irak, Kini Minta Dipulangkan ke Indonesia

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Regional
2 Perempuan Indonesia Kabur Saat Hendak Dijadikan Penghibur di Malaysia

2 Perempuan Indonesia Kabur Saat Hendak Dijadikan Penghibur di Malaysia

Regional
[POPULER REGIONAL] Rencana Satyalancana untuk Gibran dan Bobby | Demi Anak, Ayah Nekat Curi Susu

[POPULER REGIONAL] Rencana Satyalancana untuk Gibran dan Bobby | Demi Anak, Ayah Nekat Curi Susu

Regional
Kantor UPT Dishub di Pulau Sebatik Memprihatinkan, Tak Ada Perbaikan Sejak Diresmikan Menteri Harmoko

Kantor UPT Dishub di Pulau Sebatik Memprihatinkan, Tak Ada Perbaikan Sejak Diresmikan Menteri Harmoko

Regional
Pilkada Solo, PKS Lakukan Penjaringan Bakal Cawalkot dan Siap Berkoalisi

Pilkada Solo, PKS Lakukan Penjaringan Bakal Cawalkot dan Siap Berkoalisi

Regional
Pembangunan Tanggul Sungai Wulan Demak Pakai Tanah Pilihan

Pembangunan Tanggul Sungai Wulan Demak Pakai Tanah Pilihan

Regional
19,5 Hektar Tanaman Jagung di Sumbawa Terserang Hama Busuk Batang

19,5 Hektar Tanaman Jagung di Sumbawa Terserang Hama Busuk Batang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com