MANADO, KOMPAS.com - Pesisir Pantai Amurang, Minahasa Selatan, Sulawesi Utara yang ambles ternyata masuk zona kerentanan tinggi likuefaksi.
Koordinator Ikatan Geograf Indonesia (IGI) Wilayah Sulawesi Utara, Agus Santoso Bidiharso menilai amblasnya puluhan rumah di pesisir Pantai Amurang kemungkinan disebabkan oleh likuefaksi.
"Karena tiba-tiba dia langsung menyedot rumah-rumah. Kalau abrasi tidak secepat seperti itu. Biasanya pelan-pelan atau evolutif istilahnya. Tapi kemarin cepat sekali," kata Agus saat dihubungi Kompas.com, Kamis (16/6/2022).
Baca juga: Abrasi Pantai Minahasa Selatan, Rumah yang Amblas ke Laut Jadi 33 Unit
Di sisi lain, lanjut Agus, sudah ada peta yang dirilis Kementerian ESDM melalui Badan Geologi, Pusat Air Tanah dan Geologi Tata Lingkungan, yang menunjukkan bahwa lokasi pesisir pantai Amurang, Minahasa Selatan, masuk zona kerentanan likuefaksi tinggi.
"Apa yang terjadi di Minahasa Selatan kemungkinan di bawahnya ada gerakan masa tanah, juga bebatuan di bawah itu. Mungkin karena likuefaksi bebatuannya sehingga ada beban di atas dan tidak kuat menahan maka amblas," sebutnya.
Almuni Spesialisasi Perencanaan dan Pengelolaan Pantai dan Daerah Aliran Sungai Universitas Gadjah Mada Yogyakarta (UGM) ini mengatakan, amblasnya pesisir pantai itu butuh penelitian mendalam.
"Saya hanya menganalisisi dari peta yang ada. Dan secara peta geologi, daratan pesisir di Amurang terdiri dari batuan aluvial atau endapatan aluvial," ujarnya.
Menurutnya, aluvium bantuannya belum kompak dan berlapis-lapis sehingga tingkat korosinya tinggi sehingga jika terjadi gempa maka dampaknya akan lebih besar.
"Tak hanya di Amurang, sepanjang pesisir Minahasa Selatan di antaranya Kapitu hingga Tumpaan punya kerentanan sedang sampai tinggi likuefaksi," kata Agus.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Utara, hingga Kamis malam, ada 69 kepala keluarga dengan jumlah 266 jiwa masih mengungsi.
"Jumlah warga itu mengungsi di posko yang ada di Kelurahan Lewet dan Kelurahan Uwuran Dua," kata Kepala BPBD Sulawesi Utara Joy Oroh saat dikonfirmasi, Kamis malam.
Pemerintah saat ini fokus pada kebutuhan dasar bagi warga yang terdampak.
"Seperti makanan, pakaian, juga kesehatan," tandasnya.
Sekretaris Daerah (Sekda) Minahasa Selatan Glady Kawatu sebelumnya menuturkan, untuk mengetahui penyebab pasti amblesnya puluhan bangunan tersebut akan ada tim dari pemerintah pusat turun ke lokasi bencana.
Dikatakannya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Minahasa Selatan menyebut bencana tersebut diduga abrasi pantai, sambil menunggu kajian-kajian penyebab pasti.
"Saat ini penyebabnya kita masih menyebut abrasi pantai," ujar Glady.
Abrasi pantai ini terjadi di Kelurahan Bitung dan Kelurahan Uwuran Satu, Kecamatan Amurang, Minahasa Selatan, atau tepatnya di pesisir Pantai Boulevard, Rabu (15/6/2022) sekitar pukul 14.00 Wita.
Selain rumah, jalan dan jembatan di Pesisir Pantai Amurang juga rusak. Termasuk bangunan kafe dan penginapan juga hanyut oleh abrasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.