MANADO, KOMPAS.com - Akibat abrasi pantai di Amurang, Minahasa Selatan, Sulawesi Utara, pemerintah setempat akan mengeluarkan surat keputusan (SK) Tanggap Darurat.
Selain itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Minahasa Selatan akan membuat permohonan bantuan ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
"Surat dan proposal permohonan bantuan ke BNPB dan SK Tanggap Darurat sementara disiapkan Kaban Bencana dan Kepala Bapelitbang serta Kepala Bagian Hukum," kata Bupati Minahasa Selatan Franky Wongkar kepada Kompas.com lewat pesan singkat, Kamis (16/6/2022).
Baca juga: Abrasi Pantai di Minahasa Selatan, Puluhan Rumah Tenggelam dan Rusak Berat, Warga Masih Mengungsi
Abrasi pantai ini terjadi di Kelurahan Bitung dan Kelurahan Uwuran Satu, Kecamatan Amurang, Minahasa Selatan, atau tepatnya di pesisir Pantai Boulevard, Rabu (15/6/2022) sekitar pukul 14.00 Wita.
Franky menambahkan, Pemkab Minahasa Selatan juga sudah melakukan berbagai langkah pascaabrasi pantai ini.
"Telah disiapkan bantuan dan kebutuhan kepada pengungsi, kemudian meminta kepada camat setempat mengumumkan dan mengkoordinasikan masyarakat untuk memgungsi ke posko yang ada," ujarnya.
"Sudah disiapkan tiga posko dan posko induk di Kelurahan Lewat, Amurang," tambahnya.
Kemudian, Satpol-PP ditugaskan untuk membagi tugas menjaga lokasi bencana. Sementara Dinas Sosial (Dinsos) menyiapkan dukungan logistik bagi pengungsi.
"Dinas Kesehatan juga telah menyiapkan petugas dan ambulans antisipasi gangguan kesehatan dari pengungsi," katanya.
Selanjutnya, Pemkab Minahasa Selatan berencana akan merelokasi pasar ikan di Amurang.
"Perlu direlokasi sementara pasar ikan, dan dikordinasikan dengan Dinas Perdagangan dan Perusahaan daerah (PD) Cita Waya Esa," sebut Franky.
Baca juga: Diduga Abrasi, 15 Rumah dan Jembatan di Pantai Amurang Minahasa Selatan Ambles
Sebelumnya diberitakan, abrasi pantai di Minahasa Selatan memgakibatkan 20 rumah warga tenggelam dan hanyut. Juga ada lima rumah, cottage atau penginapan, satu restoran dan 10 perahu yang rusak berat.
Warga yang rumahnya tenggelam terpaksa harus mengungsi di posko yang telah disediakan oleh Pemkab Minahasa Selatan.
Untuk mengetahui penyebab pasti bencana alam yang terjadi di Minahasa Selatan, sudah ditunjuk tim dari pusat untuk turun melakukan kajian.
"Tim ini difasilitasi oleh Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Minahasa Selatan Glady Kawatu.
Sejauh ini Pemkab Minahasa Selatan menyebut bencana tersebut diduga abrasi pantai, sambil menunggu kajian-kajian penyebab pasti.
"Saat ini penyebabnya kita masih menyebut abrasi pantai," ujar Glady.
Untuk saat ini kondisi di lapangan pasca-bencana sudah tertangani.
"Warga yang terdampak masih mengungsi di posko yang disiapkan," tandasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.