Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ayah yang Mutilasi Anaknya Mengamuk hingga Borgolnya Putus

Kompas.com - 15/06/2022, 16:36 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Arharubby (42), ditangkap usai membunuh dan memutilasi anak kandungnya, F (9).

Peristiwa tersebut terjadi pada di Jalan Propinsi, Kelurahan Tembilahan Barat, kecamatan Tembilahan Hulu, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) Riau pada Senin (13/6/2022).

Saat ditangkap pelaku menenteng organ dalam tubuh anaknya dan membawa parang.

Pelaku kemudian dievakuasi ke rumah sakit sebelum akhirnya dibawa ke RSJ Tampan di Kota Pekanbaru.

Baca juga: Masih Ada Bagian Tubuh Anak Korban Mutilasi Ayah di Riau yang Hilang

Namun saat masih di rumah sakit di Inhil, pelaku mengamuk karena ingin berjumpa dengan anaknya. Bahkan ia memutuskan borgol milik polisi yang mengikat tangannya.

Setelah berhasil ditenangkan, pelaku diborgol tiga lapis dengan bantuan anggota Polres Inhil.

Hal tersebut disampaikan Kapolsek Tembilahan Hulu, Iptu Ricky Marzuki saat berbincang dengan Kompas.com melalui sambungan telepon, Selasa (14/6/2022) malam.

"Sebelum dilakukan tindakan medis, pelaku mengamuk mau melihat anaknya itu. Jadi dia putuskan borgol yang kita lihat dari rekaman CCTV. Besi tempat tidur rumah sakit sampai copot. Setelah itu, kami bujuk lagi dan dipasang lagi borgol tiga lapis. Kita minta juga bantuan personel Reskrim Polres Inhil untuk pengamanan," sebut Ricky.

Baca juga: Setelah Mutilasi Anak Kandungnya, Pelaku Tanyakan Keberadaan Korban ke Polisi dan Ingin Bertemu

Serahkan hati anaknya

Ricky bercerita saat ditangkap Arharuby dalam kondisi telanjang dan mengamuk. Bahkan ia sempat melayangkan parang ke mobil yang tengah melintas.

"Kami sampai ke lokasi melihat pelaku memegang parang yang tajam. Pelaku saat itu dalam kondisi bugil," ujar Ricky.

Ia mengatakan, pihak kepolisian sempat mencoba membujuk dan negosiasi dengan pelaku. Namun, pelaku malah menyerang petugas.

Petugas kepolisian saat itu bersiaga dengan senjata api.

Baca juga: Cerita Polisi Tangani Kasus Bapak Mutilasi Anaknya di Riau: Saya Sedih hingga Tak Bisa Tidur

"Semua anggota Polsek saya kerahkan untuk mengevakuasi pelaku. Kita ada bawa senjata buat jaga-jaga saja. Karena kita khawatir pelaku menyerang warga atau mengambil anak-anak," kata Ricky.

Setelah dua kali pelaku mencoba menyerang, petugas pun buntu. Akhirnya, Ricky bersama anggotanya mencari keluarganya.

Petugas menemui abang pelaku yang paling tua untuk negosiasi dengan pelaku. Setelah dibujuk oleh abangnya, barulah pelaku tenang dan menurut.

Pelaku kemudian datang ke rumah dan menaruh parang. Lalu ia menyerahkan segumpal organ kepada kakaknya.

Baca juga: Sebelum Ditangkap, Ayah yang Mutilasi Anaknya Berusia 9 Tahun Berteriak di Jalan Sambil Bawa Sajam

"Pelaku saat itu menyerahkan segumpal kayak hati seperti organ tubuh gitulah ke abangnya," sebut Ricky. "Tapi, waktu dia nyerang itu dia sudah pegang (hati) juga. Dia bilang 'mau apa kalian, ini mau kalian kan, ini hati anak aku ambil ini' gitu dia ngomong," imbuhnya.

Petugas dan warga kemudian mencari anak pelaku, F yang selama ini tinggal dengan ayahnya. Namun sang anak tak ditemukan.

"Kami bersama warga mencari anak pelaku di belakang rumahnya yang terdapat sedikit hutan dekat pinggiran Sungai Siak. Jadi, disitulah ada warga menemukan potongan tubuh korban. Di situ barulah kami yakin yang dipegang pelaku tadi adalah organ tubuh (hati) anaknya. Kami yakin pelaku sudah mengeksekusi anaknya," ujar Ricky.

Petugas kemudian melakukan pencarian potongan tubuh korban lainnya dan menemukannya di dekat pinggiran sungai.

Baca juga: Ayah Mutilasi Anaknya Berusia 9 Tahun di Inhil, Bagian Tubuh Korban Ditemukan di Rumah dan Sungai

Setelah itu, petugas melanjutkan pencarian organ tubuh korban yang masih hilang hingga menjelang malam.

"Beberapa organ tubuh korban kami temukan lagi. Organ tubuh korban kami temukan sekitar pukul 17.30 WIB. Karena, waktu itu air sungai sedang pasang, jadi tempat dia membuang organ tubuh korban tergenang air. Setelah air surut usai maghrib, kami cari lagi dan menemukannya," sebut Ricky.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Idon Tanjung | Editor : Reni Susanti)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Di Lokakarya 7 Panen Hasil Belajar PGP, Bupati Arief Minta Guru Jadi Agen Transformasi dalam Ekosistem Pendidikan 

Di Lokakarya 7 Panen Hasil Belajar PGP, Bupati Arief Minta Guru Jadi Agen Transformasi dalam Ekosistem Pendidikan 

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Saat Seorang Ayah Curi Sekotak Susu untuk Anaknya yang Menangis Kelaparan...

Saat Seorang Ayah Curi Sekotak Susu untuk Anaknya yang Menangis Kelaparan...

Regional
Kantor Dinas PKO Manggarai Barat Digeledah Terkait Dugaan Korupsi

Kantor Dinas PKO Manggarai Barat Digeledah Terkait Dugaan Korupsi

Regional
Menilik SDN Sarirejo, Jejak Perjuangan Kartini di Semarang yang Berdiri sejak Ratusan Tahun Silam

Menilik SDN Sarirejo, Jejak Perjuangan Kartini di Semarang yang Berdiri sejak Ratusan Tahun Silam

Regional
Anggota DPD Abdul Kholik Beri Sinyal Maju Pilgub Jateng Jalur Independen

Anggota DPD Abdul Kholik Beri Sinyal Maju Pilgub Jateng Jalur Independen

Regional
Duduk Perkara Kasus Order Fiktif Katering di Masjid Sheikh Zayed Solo, Mertua dan Teman Semasa SMA Jadi Korban

Duduk Perkara Kasus Order Fiktif Katering di Masjid Sheikh Zayed Solo, Mertua dan Teman Semasa SMA Jadi Korban

Regional
Kisah Nenek Arbiyah Selamatkan Ribuan Nyawa Saat Banjir Bandang di Lebong Bengkulu

Kisah Nenek Arbiyah Selamatkan Ribuan Nyawa Saat Banjir Bandang di Lebong Bengkulu

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Malam Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Malam Hujan Ringan

Regional
Demam Berdarah, 4 Orang Meninggal dalam 2 Bulan Terakhir di RSUD Sunan Kalijaga Demak

Demam Berdarah, 4 Orang Meninggal dalam 2 Bulan Terakhir di RSUD Sunan Kalijaga Demak

Regional
Pilkada Sikka, Calon Independen Wajib Kantongi 24.423 Dukungan

Pilkada Sikka, Calon Independen Wajib Kantongi 24.423 Dukungan

Regional
Bentrok 2 Kelompok di Mimika, Dipicu Masalah Keluarga soal Pembayaran Denda

Bentrok 2 Kelompok di Mimika, Dipicu Masalah Keluarga soal Pembayaran Denda

Regional
Faktor Ekonomi, 5 Smelter Timah yang Disita Kejagung Akan Dibuka Kembali

Faktor Ekonomi, 5 Smelter Timah yang Disita Kejagung Akan Dibuka Kembali

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com