PALOPO, KOMPAS.com – Longsor yang menutup jalan Trans Sulawesi Poros Palopo–Toraja di Kilometer 10, Kelurahan Battang, Kecamatan Wara Barat, Kota Palopo, Sulawesi Selatan, Minggu (12/6/2022) petang, membuat warga yang melintas dari Toraja menuju ke Palopo mencari jalan alternatif lain.
Sejumlah warga terlihat mendaki dan menuruni perbukitan yang tak jauh dari lokasi longsor di malam hari.
Satu orang mengalami pingsan saat melintasi jalan alternatif. Pemerintah setempat dibantu warga berupaya mengevakuasi.
Baca juga: Longsor dan Pohon Tumbang Tutup Jalan Trans Palopo–Toraja, Pengendara Diminta Waspada
Camat Battang Barat Beni Sumbung mengatakan, warga yang pingsan karena kelelahan melintas jalan terjal dalam kondisi malam dan gelap.
“Sudah dievakuasi lurah dan warga, dia melewati perbukitan dengan mendaki dan menurun di kebun-kebun warga, karena kelelahan sehingga pingsan, sekarang sudah dibawa keluarganya,” kata Beni.
Menurut salah seorang warga, Ruruk (25), ia terpaksa harus melewati jalan alternatif karena kondisi mendesak di Kota Palopo.
“Kami harus melewati bukit meski bermodalkan senter ponsel karena kami harus tembus ke kota malam ini berhubung ada keluarga yang gawat dan dirawat di rumah sakit,” ucap Ruruk, saat dikonfirmasi di lokasi, Minggu (12/6/2022) malam.
Menurut Ruruk, jika tidak melewati jalan alternatif, kondisi di lokasi membahayakan apalagi kendaraan menumpuk dari arah Toraja Utara.
“Sebelum hujan turun kami harus mencari jalan, karena kalau sudah hujan kita tidak tahu mau ke mana apalagi longsor berpotensi terjadi susulan,” ujar Ruruk.
Baca juga: Gempa Magnitudo 5,8 yang Guncang Mamuju Sulbar Terasa hingga Palopo Sulsel
Sebelumnya diberitakan Longsor menutup jalan Trans Sulawesi Poros Palopo – Toraja di Kilometer 10, Kelurahan Battang, Kecamatan Wara Barat, Kota Palopo, Sulawesi Selatan, Minggu (12/6/2022) petang.
Material longsor dari tebing setinggi 30 meter menutupi jalan sepanjang 40 meter, membuat arus lalu lintas lumpuh total.
Camat Wara Barat, Beni Sumbung mengatakan, kejadian longsor berlangsung sejak sore hari, lokasi longsor sebelumnya sudah ada tanda longsoran berupa tanah retak.
“Longsor hari ini terjadi sekitar pukul 15.30 Wita, merupakan longsor susulan ketiga dari beberapa hari lalu yang disertai pohon tumbang,” kata Beni.
Beni mengatakan, pemicu longsor adalah curah hujan yang tinggi sejak beberapa hari terakhir.
“Semalam terjadi hujan dengan intensitas tinggi, hal ini membuat tebing longsor dan menutupi seluruh badan jalan, yang mengakibatkan arus lalu lintas lumpuh total,” ucap Beni.
Baca juga: Tertimbun Longsor di Kulon Progo Saat Cari Rumput Pakan Ternak, 1 Orang Tewas
Menurut Beni, dengan intensitas curah hujan yang tinggi semalam, tidak hanya longsor di jalan trans sulawesi namun sebuah rumah warga tergerus air termasuk bahu jalan di area longsor terancam mengalami longsoran.
“Di kilometer 15 Battang terdapat aliran air yang menggerus rumah warga, membuat rumah tersebut rusak bagian belakang atau bagian dapur sebagian terbawa air,” ujar Beni.
Lanjut Beni, perbaikan jalan Trans Sulawesi malam ini akan dilakukan agar arus kendaraan bisa melintas.
“Alat berat ada siap di lokasi dan malam ini pengerjaan dilakukan hanya saja jika cuaca tidak mendukung akan dihentikan,” tutur Beni.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.