Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Tolong Pak Jokowi Perbaiki Sekolah Kami, Kami Bosan Belajar di Teras"

Kompas.com - 10/06/2022, 17:56 WIB
Puthut Dwi Putranto Nugroho,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

GROBOGAN, KOMPAS.com - Ratusan pelajar Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2 Penawangan, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah terpaksa harus mengerjakan ujian Penilaian Akhir Semester (PAS) di teras sekolah lantaran sebagian bangunan kelas nyaris roboh, Jumat (10/6/2022).

Ironis, anak-anak itu berjibaku menggarap soal ujian di luar ruang kelas yang senantiasa diwarnai hiruk-pikuk kebisingan jalan raya.

Sejatinya para siswa-siswi sudah lama merindukan kenyamanan beraktivitas di sekolah sejak mereka diharuskan belajar daring akibat pandemi Covid-19.

Baca juga: Dampak Puting Beliung di Dusun Geden Kulon Progo, Rumah Rusak Tertimpa Pohon hingga Sapi Patah Punggung

Namun asa itu tak pernah terwujud meski pada akhir Maret lalu mereka sudah kembali menginjakkan kaki di sekolah untuk belajar tatap muka.

Bangunan ruang kelas mereka tetap saja tak layak digunakan. Bahkan, semakin rusak tak terawat.

Tiga tahun lalu, para guru SDN 2 Penawangan memang sepakat mengunci permanen ruang kelas IV, V dan VI akibat konstruksi bangunannya membahayakan keselamatan murid dan tenaga pendidik.

Sementara ruang kelas I,II dan III tetap dioperasikan karena masih cukup kokoh, karena sempat direhab pada 2011. 

Saat itu pula, kegiatan belajar mengajar dialihkan ke teras bangunan sekolah yang masih pantas dihuni. Sisanya di perpustakaan lalu bergiliran berbagi ruang kelas.

"Karena pandemi Covid-19, kegiatan lebih banyak daring. Namun pada 28 Maret saat Corona mereda dan sudah masuk sekolah semua, kami pun kebingungan," terang Kepala SDN 2 Penawangan, Budiyono saat ditemui Kompas.com, Jumat (10/6/2022).

Seperti kapal pecah dan hampir roboh

Berdasarkan pantauan Kompas.com, bangunan ruang kelas IV, V dan VI yang letaknya berdampingan itu terlihat seperti kapal pecah. Konstruksi bangunan yang masing-masing ruangan berukuran 7 x 7 meter itu sudah usang, reyot, dan hampir roboh.

Dinding tembok keropos di mana-mana. Mayoritas plafon pun sudah ambrol dan bolong. Bahkan mirisnya, 80 persen lantai keramik sudah retak hingga hancur.

"Karenanya kami memilih memblokir tiga ruang kelas ini demi keselamatan. Total murid kami 116 dan guru ada 7," kata Budiyono.

Menurut Budiyono, kerusakan bangunan sudah mulai terdeteksi sejak enam tahun lalu. Saat itu pula, pihak sekolah sudah berupaya mengajukan perbaikan ke pemerintah. Hanya saja hingga saat ini tak kunjung ada respons yang melegakan.

"Sudah lama diajukan perbaikan, tapi belum ditanggapi serius. Kami berharap diperbaiki karena dana BOS hanya untuk rehab sedang. Jika digunakan semua bisa habis dan tak terbayarkan wiyata bhaktinya," jelas Budiyanto.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pelaku Pembunuhan Mantan Istri di Kubu Raya Menyerahkan Diri

Pelaku Pembunuhan Mantan Istri di Kubu Raya Menyerahkan Diri

Regional
Kronologi Hilangnya Gadis Asal Karanganyar di Malam Takbiran hingga Ditemukan Tewas Tertutup Plastik

Kronologi Hilangnya Gadis Asal Karanganyar di Malam Takbiran hingga Ditemukan Tewas Tertutup Plastik

Regional
Ketua DPD Golkar Kalbar Dipastikan Tak Maju Jadi Calon Gubernur

Ketua DPD Golkar Kalbar Dipastikan Tak Maju Jadi Calon Gubernur

Regional
Pria di Kubu Raya Diduga Bunuh Mantan Istri, Pelaku Belum Tertangkap

Pria di Kubu Raya Diduga Bunuh Mantan Istri, Pelaku Belum Tertangkap

Regional
Bumi Perkemahan Sukamantri di Bogor: Daya Tarik, Fasilitas, dan Rute

Bumi Perkemahan Sukamantri di Bogor: Daya Tarik, Fasilitas, dan Rute

Regional
Aduan Tarif Parkir 'Ngepruk' di Solo Selama Lebaran Minim, Dishub: Tim Saber Pungli Kita Turunkan Semua

Aduan Tarif Parkir "Ngepruk" di Solo Selama Lebaran Minim, Dishub: Tim Saber Pungli Kita Turunkan Semua

Regional
Detik-detik Kecelakaan ALS, Bus Melambat, Oleng, Lalu Terbalik

Detik-detik Kecelakaan ALS, Bus Melambat, Oleng, Lalu Terbalik

Regional
Pemkot Ambon Tak Berlakukan WFH bagi ASN Usai Libur Lebaran

Pemkot Ambon Tak Berlakukan WFH bagi ASN Usai Libur Lebaran

Regional
5 Unit Rumah Semipermanen di Ende Ludes Terbakar, Kerugian Capai Ratusan Juta Rupiah

5 Unit Rumah Semipermanen di Ende Ludes Terbakar, Kerugian Capai Ratusan Juta Rupiah

Regional
Sungai Meluap, 4 Desa di Sikka Terdampak Banjir

Sungai Meluap, 4 Desa di Sikka Terdampak Banjir

Regional
Daftar 20 Korban Tewas Tragedi Bencana Longsor di Tana Toraja

Daftar 20 Korban Tewas Tragedi Bencana Longsor di Tana Toraja

Regional
Toko Emas di Blora Dirampok, Pelaku Sempat Todongkan Senjata Api saat Beraksi

Toko Emas di Blora Dirampok, Pelaku Sempat Todongkan Senjata Api saat Beraksi

Regional
Pendangkalan Muara Pelabuhan Nelayan di Bangka, Pemprov Gandeng Swasta

Pendangkalan Muara Pelabuhan Nelayan di Bangka, Pemprov Gandeng Swasta

Regional
2 Perahu Tabrakan di Perairan Nunukan, Dishub: Tak Ada Sanksi untuk Agen Pelayaran

2 Perahu Tabrakan di Perairan Nunukan, Dishub: Tak Ada Sanksi untuk Agen Pelayaran

Regional
Jadi Saksi Kunci, Bocah 7 Tahun di Palembang Lihat Pelaku yang Bunuh Ibu dan Kakak Perempuannya

Jadi Saksi Kunci, Bocah 7 Tahun di Palembang Lihat Pelaku yang Bunuh Ibu dan Kakak Perempuannya

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com