AGAM, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Agam, Sumatera Barat, sepakat mengusulkan pemimpin Perang Kamang sebagai pahlawan nasional.
Asisten III Bidang Administrasi Umum Kabupaten Agam, Andrinaldi mengatakan, semangat untuk menjadikan pahlawan Perang Kamang menjadi pahlawan nasional harus dilakukan dengan cara-cara yang aplikatif.
"Sebaiknya disusun sejumlah kegiatan untuk mengenalkan sejarah lokal Perang Kamang kepada generasi muda. Seperti diadakan event-event di sekolah yang membuat anak-anak harus membaca tulisan tentang Perang Kamang," katanya di sela-sela Seminar Peringatan Ke-114 Perang Kamang di Kantor Camat Kamang Magek, Kabupaten Agam, Rabu (8/6/2022).
Baca juga: Ketua PGI Usulkan Buya Syafii Maarif Bisa Dianugerahi Pahlawan Nasional
Sementara itu, sejarawan Universitas Andalas, Zulqaiyyim mengatakan, Perang Kamang terjadi pada 1908 yang merupakan titik balik perjuangan bangsa.
"Jika dalam bukunya sejarawan Mestika Zed, sistem tanam paksa berakhir pada 1908, justru perjuangan bangsa Indonesia secara organisasi bukan berperang dimulai 1908. Jadi 1908 adalah titik perubahan dalam perlawanan bangsa Indonesia menghadapi penjajah," ucap Zulqaiyyim yang turut hadir dalam kegiatan seminar.
Tak hanya itu, Perang Kamang menimbulkan gerakan serupa di seluruh indonesia.
Hingga kini, sumber yang ditulis bangsa Indonesia tentang Perang Kamang nyaris tidak ada kecuali dalam bentuk lisan yang disampaikan dari generasi ke generasi.
Sementara dari sumber tertulis Belanda, cukup banyak ditemukan. Ini membuktikan betapa kuatnya perlawanan saat itu.
Baca juga: 10 Pahlawan Nasional Asal Sumatera Barat, Salah Satunya Mohammad Hatta
Untuk mengangkat pahlawan Perang Kamang menjadi pahlawan nasional, sambung dia, terlebih dahulu pemda harus menjadikan peristiwa tersebut diingat masyarakat Sumatera Barat dan Indonesia pada umumnya.
"Perang Kamang saat ini hanya menjadi ingatan masyarakat lokal, belum bagi masyarakat Sumbar dan Indonesia," ucapnya.
Sementara itu, Pemerhati Sejarah dan Adat Minangkabau yang juga pengajar UIN Imam Bonjol Padang, Yulizal Yunus Dt Rajo Bagindo mengatakan, Perang Kamang merupakan sikap masyarakat Sumbar mempertahankan ideologinya.
Yaitu adat basyandi syarak, syarak basandi kitabullah.
"Pada waktu itu, saat diadakan sosialisasi penerapan pajak oleh pihak Belanda perwakilan dari Kamang menyatakan akan bermusyawarah terlebih dahulu sebelum menerima keputusan tersebut. Ia bermusyawarah dengan unsur pimpinan yang disebut dengan Tungku Tigo Sajarangan yang terdiri dari niniak mamak, alim ulama, cadiak pandai," tutur Yulizal.
Tak hanya itu ucapnya, Perang Kamang memicu pemberontakan pajak di daerah lainnya di Indonesia.
Perang Kamang
Perang Kamang adalah salah satu bentuk perlawanan rakyat Kamang melawan penerapan sistem pajak atau dikenal belasting pada 1908. Wilayah Kamang terletak di Kecamatan Kamang Magek, Kabupaten Agam.
Tidak terima dengan kebijakan tersebut masyarakat Kamang yang dipimpin H Abdul Manan dan M Saleh Dt Rajo Pangulu beserta tokoh lainnya memimpin perlawanan.
Perlawanan singkat yang terjadi pada 15 juni 1908 ini hanya berlangsung satu malam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.