Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panggil Kepsek dan Guru yang "Usir" Siswi SD di Samarinda, Kadis Pendidikan: Guru Itu sampai Menangis

Kompas.com - 08/06/2022, 14:40 WIB
Zakarias Demon Daton,
Khairina

Tim Redaksi

SAMARINDA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Pendidikan Kota Samarinda Asli Nuryadin mengaku sudah memanggil Kepala Sekolah (Kepsek) SDN 002 Samarinda dan guru yang diduga mengusir siswa bernama Musdalifah (10).

Pengusiran itu terjadi saat hari kedua ujian kenaikan kelas, pada Selasa (31/5/2022) pagi. Asli membantah murid tersebut diusir.

Baca juga: Siswi SD Piatu di Samarinda Diusir Guru dari Kelas karena Tak Punya Ponsel dan Seragam

 

Dia menyebutkan, guru hanya meminta siswa tersebut pulang dan membawa orangtua/wali menghadap ke sekolah. Sebab, siswa tersebut sudah lama tak ikut kegiatan belajar mengajar.

Dia baru masuk sekolah saat ujian.

"Tapi diterjemahkan diusir. Tapi ngapain juga guru itu minta dia (siswa) pulang, salah itu, harusnya dibiarkan saja dia ikut ujian," kata Asli saat dihubungi Kompas.com, Selasa (7/6/2022).

Atas kejadian tersebut, Asli mengaku sudah menasihati guru dan kepala sekolahnya. Mereka diminta harus mengedepankan sisi humanis. Tak ada dikotomi bagi siswa kurang mampu.

"Kalau ada salah minta maaf. Saya Kadis (Kepala Dinas) saja, kalau saya keliru saya minta maaf. Lalu guru itu nangis, kasihan," cerita Asli.

Minta maaf


Di kesempatan sama, guru tersebut juga meminta maaf.

"Jadi ku anggap clear sudah di internal," kata Asli.

Hanya saja, Asli mengingatkan kejadian sama tak boleh terulang kembali.

"Ini pengalaman berharga bagi kita. Karena anak itu tidak boleh terganggu proses belajar. Apalagi anak itu broken home. Kasihan ibunya meninggal, bapaknya di penjara. Siswa begitu harus diperhatikan dan dibantu," terang Asli.

Baca juga: Wajah Baru Stadion Batakan, Tulisan Home Base Persiba Berganti Batakan

Sebagai informasi, Musdalifah dan adiknya merupakan piatu. Mereka tinggal dengan tantenya. Saat belajar online, Musdalifah tak punya ponsel.

"Dia punya HP. Tapi sering error. Mati hidup mati hidup saat belajar online sampai rusak, enggak bisa pakai lagi," kata Siti tante Musdalifah.

Selama itu pula, keponakannya tak bisa belajar online karena tak ada ponsel. Siti mengaku tak punya uang membeli.

Kurang lebih setahun berjalan, saat pembelajaran tatap muka dibuka, giliran seragam sekolah Musdalifah yang kekecilan. Badannya makin besar hingga seragam sesak. Harus diganti tapi Siti tak punya uang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerombolan Massa Tawuran di Perkampungan Magelang, Bawa Celurit dan Botol Kaca

Gerombolan Massa Tawuran di Perkampungan Magelang, Bawa Celurit dan Botol Kaca

Regional
Mantan Caleg di Pontianak Tipu Warga Soal Jual Beli Tanah Senilai Rp 2,3 Miliar

Mantan Caleg di Pontianak Tipu Warga Soal Jual Beli Tanah Senilai Rp 2,3 Miliar

Regional
Fakta Temuan Kerangka Wanita di Pekarangan Rumah Kekasihnya, Pelaku Residivis Pembunuhan

Fakta Temuan Kerangka Wanita di Pekarangan Rumah Kekasihnya, Pelaku Residivis Pembunuhan

Regional
Ribuan Warga di 7 Desa di Lebong Bengkulu Tolak Direlokasi, BPBD: Ancaman Bencana Tinggi

Ribuan Warga di 7 Desa di Lebong Bengkulu Tolak Direlokasi, BPBD: Ancaman Bencana Tinggi

Regional
Perbaiki Lampu, Anggota DPRD Kubu Raya Meninggal Tersengat Listrik

Perbaiki Lampu, Anggota DPRD Kubu Raya Meninggal Tersengat Listrik

Regional
Diisukan Bakal Ikut Maju Pilkada, Kapolda Jateng: Itukan Urusan Partai

Diisukan Bakal Ikut Maju Pilkada, Kapolda Jateng: Itukan Urusan Partai

Regional
Semua Guru di Kabupaten Semarang Bayar Iuran demi Pembangunan Gedung PGRI

Semua Guru di Kabupaten Semarang Bayar Iuran demi Pembangunan Gedung PGRI

Regional
Kasus Kekerasan Perempuan di Solo Meningkat 5 Tahun Terakhir

Kasus Kekerasan Perempuan di Solo Meningkat 5 Tahun Terakhir

Regional
Kasus Mayat Wanita Ditemukan Jadi Kerangka di Wonogiri, Kekasih Korban Jadi Tersangka

Kasus Mayat Wanita Ditemukan Jadi Kerangka di Wonogiri, Kekasih Korban Jadi Tersangka

Regional
Pj Gubernur Fatoni Ungkap 2 Langkah Pencegahan Korupsi di Provinsi Sumsel

Pj Gubernur Fatoni Ungkap 2 Langkah Pencegahan Korupsi di Provinsi Sumsel

Regional
Gunung Ile Lewotolok Alami 334 Kali Gempa Embusan dalam Sehari

Gunung Ile Lewotolok Alami 334 Kali Gempa Embusan dalam Sehari

Regional
Ganjar Tak Datang Penetapan Prabowo Gibran

Ganjar Tak Datang Penetapan Prabowo Gibran

Regional
Kapasitas Pasar Mardika Muat 1.700 Pedagang, Disperindag: Kami Upayakan yang Lain Tertampung

Kapasitas Pasar Mardika Muat 1.700 Pedagang, Disperindag: Kami Upayakan yang Lain Tertampung

Regional
Di Lokakarya 7 Panen Hasil Belajar PGP, Bupati Arief Minta Guru Jadi Agen Transformasi dalam Ekosistem Pendidikan 

Di Lokakarya 7 Panen Hasil Belajar PGP, Bupati Arief Minta Guru Jadi Agen Transformasi dalam Ekosistem Pendidikan 

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com