SEMARANG, KOMPAS.com - Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Jawa Tengah (Jateng) meminta pemerintah mengkaji ulang regulasi penetapan harga tiket naik ke Candi Borobudur. Sebab, kenaikan harga tiket khusus naik ke candi bersejarah itu dinilai terlalu tinggi.
Hal itu tentu akan berdampak pada penurunan pada jumlah pengguna jasa perjalanan wisata.
Ketua DPD Asita Jawa Tengah, Alex Gunarto mengatakan pihaknya merasa keberatan karena kebijakan tersebut akan merugikan para penyedia jasa perjalanan wisata.
"Ketika regulasi ini benar-benar diterapkan, maka dampak untuk kunjungan wisatawan, daya beli wisatawan akan menurun," kata Alex kepada wartawan, Selasa (7/6/2022).
Pihaknya mengaku kaget mendengar mahalnya harga tiket wisatawan lokal untuk naik ke Candi Borobudur sebesar Rp 750.000. Sementara untuk wisatawan mancanegara sebesar 100 dollar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp 1,4 juta.
"Kami sangat kaget, mengingat nominalnya begitu fantastis, di saat kita sedang pulih kembali pascapandemi Covid-19 untuk ekonomi pariwisata," ucapnya.
Selain itu, pembatasan pengunjung sebanyak 1.200 orang per hari juga dirasa kurang relevan dengan penetapan harga tiket untuk naik ke Candi Borobudur.
"Untuk jumlah kurang relevan, bagi kami terlalu sedikit. Mohon untuk dikaji kembali untuk jumlahnya mengingat Candi Borobudur merupakan destinasi wisata edukasi dan sejarah, baik untuk wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara. Mohon untuk bisa ditambah per harinya," jelasnya
Alex mengatakan penetapan tersebut secara otomatis juga berdampak pada para pelaku usaha wisata di sekitar Candi Borobudur. Mulai dari pedagang kaki lima, UMKM, restoran maupun perhotelan.
"Kunjungan menurun, maka secara otomatis juga terdampak ekonominya," katanya.
Pihaknya mendukung penuh rencana pemerintah melakukan konservasi Candi Borobudur yang harus dijaga dan dirawat kelestariannya.
Namun, Alex berharap rencana pembatasan jumlah pengunjung dapat dievaluasi, dan penetapan harga tiket bisa dikurangi.
"Karena kami dari asosiasi dan industri tidak dilibatkan untuk penentuan nominal ini, kenaikan harga tiket Rp 750.000 masih terlalu tinggi. Mohon dilakukan bertahap dan lebih sensitif untuk pemulihan ekonomi nasional," harapnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.