KOMPAS.com - Sri Rejeki (50), warga Kota Solo, Jawa Tengah mencari keadilan untuk sang anak, Sertu Marctyan Bayu Pratama yang meninggal saat bertugas di Timika, Papua.
Diduga Bayu Pratama tewas setelah dianiaya dua seniornya di Timika.
Kasus tewasnya Bayu berawal saat ia bertugas di Timika, Papua pada Juni 2021. Namun pada tanggal 8 November 2021 anaknya pulang dalam keadaan tak bernyawa.
Sri Rejeki melihat ada kejanggalan atas kematian sang putra.
"Saya minta outopsi ulang. Tapi petugas justru hanya memberikan janji akan diberi hasil outopsi," katanya, Kamis (2/6/2022).
Baca juga: Bolos 3 Bulan, Letkol AS Digerebek Tim Puspom TNI di Kabupaten Semarang
Sri mengatakan, dua hari sebelum kematian putranya, dia sempat melakukan komunikasi via video call.
Dalam perbincangan itu, korban nampak sehat tidak kurang satupun. Namun, dua hari kemudian sang putra dikabarkan meninggal dunia.
"Anak saya dipulangkan dari Timika, dan dimakamkan di TPU Pracimaloyo," ujar dia.
Sebelum prosesi pemakaman, dia sempat tak diizinkan melihat jasad putranya itu. Namun setelah diizinkan betapa terkejut dirinya saat melihat jenazah putranya yang penuh luka lebam.
Ia pun menduga kematian anaknya tidak wajar, dan ada unsur pidana.
"Kalau kabarnya, oknum itu berpangkat letnan. Kasus ditangani otmil Jayapura," kata dia.
"Namun tanggal 25 Mei lalu, kabarnya diserahkan ke Pengadilan Militer di Jakarta," imbuhnya.
Tapi, dirinya heran karena belum ada tindakan serius terhadap kedua oknum tersebut.
Dia mengetahui hal itu, setelah melihat unggahan salah seorang oknum yang di salah satu media sosial.