Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petani di Bengkulu Lebih Memilih Biarkan Sawit Membusuk daripada Dijual dengan Harga Menyedihkan

Kompas.com - 07/06/2022, 16:18 WIB
Firmansyah,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

BENGKULU, KOMPAS.com - Terdapat delapan pabrik pengolaan CPO di Provinsi Bengkulu tutup sementara dan tidak menerima tandan buah segar (TBS) sawit dari petani.

Penutupan ini disebabkan penuhnya tangki penyimpanan karena pabrik belum mendapatkan pembeli CPO untuk bisa diekspor.

Baca juga: 8 Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit di Bengkulu Tutup Sementara, Nasib Petani Kian Sengsara

 

Hal ini berimbas ke petani, harga menjadi sangat murah.

Baca juga: Lebih dari Sepekan Antre Masuk Pabrik, Kelapa Sawit di Truk Membusuk

Di Kabupaten Mukomuko, Bengkulu, misalnya, beberapa petani lebih memilih membiarkan buah sawit membusuk dan tidak dipanen karena biaya upah panen dan pupuk tidak sesuai dengan harga jual. Petani mengaku merugi.

"Harga Rp 1.200 per kilogram. Kami merugi karena upah panen saja sudah habis Rp 500, belum lagi biaya pupuk, pestisida. Jadi daripada rugi, maka biarkan buah membusuk," ujar Sumarno, seorang petani sawit di Kabupaten Mukomuko, Selasa (7/6/2022).

Siasat petani sawit di Kabupaten Seluma agak sedikit berbeda. Mereka bekerjasama dengan tengkulak menentukan jadwal panen.

"Kami bersama tengkulak kerjasama. Tengkulak cek kondisi pabrik, bila ada pabrik buka maka kami panen, bila tidak maka kami telat panen. Biasanya dua minggu sekali bisa molor tiga minggu. Memang buah busuk, tapi enggak apa-apa. Kami panen sendiri, tidak mengupah, jadi masih bisa dapat untung," kata Hermensyah, petani Kabupaten Seluma.

Menurut Hermen, petani yang membiarkan buah membusuk kebanyakan mereka mengupah orang untuk panen. Tentu saja hal itu merugikan.

"Kalau panen sendiri tidak rugi. Namun, bila mengupah, pasti rugi," tambah Hermen.

Dikatakan dia, kerjasama dengan tengkulak sangat diperlukan karena para tengkulak yang tahu kondisi pabrik mana yang buka dan tutup.

"Jadi kalau ada kode dari tengkulak ada pabrik buka, maka kami cepat-cepat panen," jelasnya.

Para petani berharap agar kemelut soal jatuhnya harga sawit dan tutupnya pabrik CPO segera berakhir karena kondisi ini sangat membingungkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pelaku Pembunuhan Perempuan di Polokarto Sukoharjo Ternyata Mahasiswa, Terancam Penjara 20 Tahun

Pelaku Pembunuhan Perempuan di Polokarto Sukoharjo Ternyata Mahasiswa, Terancam Penjara 20 Tahun

Regional
Menteri PAN RB: Ada 2,3 Juta Formasi PPPK, Terbesar dalam 10 Tahun Terakhir

Menteri PAN RB: Ada 2,3 Juta Formasi PPPK, Terbesar dalam 10 Tahun Terakhir

Regional
Polisi Geledah Kantor Dinas Pertanian Bengkulu Tengah Terkait Dugaan Korupsi Puskeswan

Polisi Geledah Kantor Dinas Pertanian Bengkulu Tengah Terkait Dugaan Korupsi Puskeswan

Regional
Pencarian Dokter Wisnu yang Hilang di Perairan Lombok Tengah Diperpanjang

Pencarian Dokter Wisnu yang Hilang di Perairan Lombok Tengah Diperpanjang

Regional
Kinerja SPM Tetap Baik, Pemkot Tangerang Diapresiasi Kemendagri

Kinerja SPM Tetap Baik, Pemkot Tangerang Diapresiasi Kemendagri

Regional
Takut Ditangkap Warga, Pelaku Perampokan di Jambi Hamburkan Uang Rp 250 Juta Milik Korban ke Jalan

Takut Ditangkap Warga, Pelaku Perampokan di Jambi Hamburkan Uang Rp 250 Juta Milik Korban ke Jalan

Regional
Pelaku Perampokan Bersenjata Api di Toko Emas Blora Berhasil Ditangkap, Ternyata Komplotan Residivis

Pelaku Perampokan Bersenjata Api di Toko Emas Blora Berhasil Ditangkap, Ternyata Komplotan Residivis

Regional
Mantan Gubernur NTB Hadir dalam Sidang Pencemaran Nama Baik Tuduhan Perselingkuhan

Mantan Gubernur NTB Hadir dalam Sidang Pencemaran Nama Baik Tuduhan Perselingkuhan

Regional
Gerombolan Massa Tawuran di Perkampungan Magelang, Bawa Celurit dan Botol Kaca

Gerombolan Massa Tawuran di Perkampungan Magelang, Bawa Celurit dan Botol Kaca

Regional
Mantan Caleg di Pontianak Tipu Warga Soal Jual Beli Tanah Senilai Rp 2,3 Miliar

Mantan Caleg di Pontianak Tipu Warga Soal Jual Beli Tanah Senilai Rp 2,3 Miliar

Regional
Fakta Temuan Kerangka Wanita di Pekarangan Rumah Kekasihnya, Pelaku Residivis Pembunuhan

Fakta Temuan Kerangka Wanita di Pekarangan Rumah Kekasihnya, Pelaku Residivis Pembunuhan

Regional
Ribuan Warga di 7 Desa di Lebong Bengkulu Tolak Direlokasi, BPBD: Ancaman Bencana Tinggi

Ribuan Warga di 7 Desa di Lebong Bengkulu Tolak Direlokasi, BPBD: Ancaman Bencana Tinggi

Regional
Perbaiki Lampu, Anggota DPRD Kubu Raya Meninggal Tersengat Listrik

Perbaiki Lampu, Anggota DPRD Kubu Raya Meninggal Tersengat Listrik

Regional
Diisukan Bakal Ikut Maju Pilkada, Kapolda Jateng: Itu Kan Urusan Partai

Diisukan Bakal Ikut Maju Pilkada, Kapolda Jateng: Itu Kan Urusan Partai

Regional
Semua Guru di Kabupaten Semarang Bayar Iuran demi Pembangunan Gedung PGRI

Semua Guru di Kabupaten Semarang Bayar Iuran demi Pembangunan Gedung PGRI

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com