Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai Soal SD di Perbatasan RI-Malaysia yang Selesai Dibangun tapi Gurunya Jarang Masuk, Ini Kata Disdik Nunukan

Kompas.com - 07/06/2022, 14:00 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com – Sebuah gedung sekolah yang dibangun Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) berdiri megah di perbatasan Republik Indonesia (RI) - Malaysia, tepatnya di Kecamatan Lumbis Ogong, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara). 

Namun megahnya bangunan sepertinya tidak diikuti dengan semangat dan dedikasi pengabdian para guru di perbatasan.

Pasalnya, sejumlah guru sering tidak masuk dan membiarkan siswa di SDN 008 Lumbis Ogong, menunggu tanpa mendapat pengajaran.

Keresahan ini, diunggah oleh pemilik akun Facebok Jemi Pompong Matus.

"SDN 008 Lumbis Beringin. Gedung sudah jadi, tinggal niat para guru atau pendidik untuk mendidik anak-anak generasi penerus bangsa. Tidak ada lagi alasan lambat masuk mengajar. Jam 9, baru guru nongol. Anak-anak pada pulang, baru datang. Dokumen foto ini, saya ambil bulan Mei 2022. Guru masih telat masuk, istilahnya murid menunggu guru bukan guru menunggu murid. Khusus tenaga honorer, katanya putra daerah kok masuk tiga bulan sekali, kapan anak-anak kita pintar jika begini. Kalau tidak mau mengajar silahkan mengundurkan diri. Kami juga berharap kepada pemerintah untuk evaluasi tenaga honor di SDN 008 Lumbis Beringin," tulis akun Facebok Jemi Pompong Matus.

Baca juga: 31 Kg Sabu Senilai Rp 12,4 Miliar Diamankan di Perbatasan Indonesia-Malaysia

Dikonfirmasi kondisi di SDN 008 Lumbis Ogong, Kepala Bidang Ketenagaan, Kurikulum, Sastra dan Perizinan (K2SP) Dinas Pendidikan Nunukan, Asnawi mengatakan telah meminta Kepala UPT Lumbis untuk turun ke lokasi melakukan investigasi atas kebenaran info tersebut.

"Kita masih menunggu laporan detail dan resmi dari Kepala UPT Lumbis. Kita sudah tugaskan UPT untuk mencari bagaimana faktanya. Siapa saja guru yang tidak masuk, betul kah kasusnya demikian," ujar Asnawi.

Dia mengatakan unggahan di media sosial tersebut menjadi evaluasi dan informasi penting bagi Dinas Pendidikan Nunukan. Apalagi wilayah Lumbis berada jauh di pedalaman dan butuh biaya tidak sedikit untuk menjangkaunya dari Nunukan.

‘’Kita belum mau berkomentar dulu sebelum mendapat laporan resmi. Kita akan jabarkan kronologi dan masalahnya setelah ada kepastian dari investigasi lapangan. Jangan sampai statement kita merugikan guru di perbatasan. Untuk mau mengajar di sana saja sudah syukur kami. Jadi ketika ada info, harus dipastikan kebenarannya dulu,’’ tegasnya.

Apapun kondisinya, kata Asnawi, pada prinsipnya, seorang guru harus menjalankan kewajibannya manakala hak-haknya sudah dipenuhi oleh Pemerintah.

‘’Betul saja yang dibilang di Facebook itu, pemerintah pusat sudah bangunkan fasilitas pendidikan layak dan diminta untuk serius dalam mendidik. Hanya saja, kita butuh kebenarannya seperti apa. Jawaban itu yang akan kita pertanggungjawabkan ke masyarakat,’’ tegas Asnawi.

SDN 008 Lumbis, merupakan proyek Kementerian PUPR yang selesai dibangun 2021. Terdapat rombongan belajar (rombel) yang diperuntukkan bagi 80 murid di sekolah tersebut. Ada 6 orang guru, yang satu di antaranya berstatus ASN.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Siswi SMA di Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Siswi SMA di Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Regional
Mengaku Khilaf, Pria di Kubu Raya Cabuli Anak Kandung Saat Tidur

Mengaku Khilaf, Pria di Kubu Raya Cabuli Anak Kandung Saat Tidur

Regional
Masyarakat Diminta Waspada, 5 Orang Meninggal akibat DBD di Banyumas

Masyarakat Diminta Waspada, 5 Orang Meninggal akibat DBD di Banyumas

Regional
Tangerang-Yantai Sepakat Jadi Sister City, Pj Walkot Nurdin Teken LoI Persahabatan

Tangerang-Yantai Sepakat Jadi Sister City, Pj Walkot Nurdin Teken LoI Persahabatan

Regional
Lebih Parah dari Jakarta, Pantura Jateng Alami Penurunan Muka Tanah hingga 20 Cm per Tahun

Lebih Parah dari Jakarta, Pantura Jateng Alami Penurunan Muka Tanah hingga 20 Cm per Tahun

Regional
Kasus DBD di Demak Tinggi, Bupati Ingatkan Masyarakat Fogging Bukanlah Solusi Efektif

Kasus DBD di Demak Tinggi, Bupati Ingatkan Masyarakat Fogging Bukanlah Solusi Efektif

Regional
Stok Vaksin Hewan Penular Rabies di Sikka Semakin Tipis

Stok Vaksin Hewan Penular Rabies di Sikka Semakin Tipis

Regional
BBWS Pemali Juana Ungkap Solusi Banjir Pantura Jateng: Harus Keluarkan Sedimen dan Perkuat Tanggul

BBWS Pemali Juana Ungkap Solusi Banjir Pantura Jateng: Harus Keluarkan Sedimen dan Perkuat Tanggul

Regional
Siswi SMA di Kupang Melahirkan, Bayi Disembunyikan dalam Koper

Siswi SMA di Kupang Melahirkan, Bayi Disembunyikan dalam Koper

Regional
9 Nelayan di Lombok Timur Ditangkap Terkait Dugaan Pengeboman Ikan

9 Nelayan di Lombok Timur Ditangkap Terkait Dugaan Pengeboman Ikan

Regional
Pengedar Narkoba Ditangkap di Semarang, Barang Bukti Sabu 1 Kg, Diduga Jaringan Fredy Pratama

Pengedar Narkoba Ditangkap di Semarang, Barang Bukti Sabu 1 Kg, Diduga Jaringan Fredy Pratama

Regional
Momen Mantan Gubernur NTB Ditanya soal Perselingkuhan dengan Istri Terdakwa saat Jadi Saksi Persidangan

Momen Mantan Gubernur NTB Ditanya soal Perselingkuhan dengan Istri Terdakwa saat Jadi Saksi Persidangan

Regional
Apple Mau Tanam Modal di Indonesia, Pemkot Tangerang Buka Peluang Investasi bagi Perusahaan Multinasional

Apple Mau Tanam Modal di Indonesia, Pemkot Tangerang Buka Peluang Investasi bagi Perusahaan Multinasional

Regional
Joget di Atas Motor, Empat Remaja di Mamuju Ditangkap Polisi

Joget di Atas Motor, Empat Remaja di Mamuju Ditangkap Polisi

Regional
Pembobol Kartu ATM di NTT Ternyata Oknum Satpam Rumah Sakit

Pembobol Kartu ATM di NTT Ternyata Oknum Satpam Rumah Sakit

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com