Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Jagung di Bima Anjlok, Petani: Harga Pupuk dan Obat Naik, Otomatis Kami Rugi

Kompas.com - 07/06/2022, 11:52 WIB
Syarifudin,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

BIMA, KOMPAS.com - Petani jagung di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), mengalami kerugian akibat harga jual jagung terus menurun. Bahkan, harga jagung di tingkat petani saat ini di bawah Rp 4.000 per kilogramnya.

"Tahun ini harga jagung terus anjlok, jadi kami merugi," kata Sukirman, warga Desa Sai, Kecamatan Soromandi saat ditemui Kompas.com, Selasa (7/6/2022).

Menurutnya, sudah sebulan harga jagung pipil di tingkat petani sangat rendah, Rp 3.600 per kilogram.

"Sedangkan harga jagung pada tahun lalu, mencapai Rp 5.200 untuk setiap kilogramnya, tetapi tahun ini mengalami penurunan sampai Rp 3.600," ujarnya

Perbandingan harga tersebut, kata dia, bagi petani sudah sangat merugikan. Hal itu disebabkan, karena biaya produksi, seperti pembelian pupuk, pestisida, dan tenaga harian, mengalami peningkatan.

"Harga pupuk, obat dan pekerja naik, sedangkan harga jagung anjlok, otomatis kita rugi," tuturnya.

Sukirman mengaku, sebelumnya sempat tak menjual hasil panen karena harga jagung di wilayah tersebut anjlok sejak Lebaran. Mereka menunggu harga jagung di tingkat petani minimal Rp 4.500 per kilogram.

Namun, karena khawatir jagung membusuk akibat terlalu lama ditimbun, Sukirman terpaksa menjual hasil panen yang telah dikeringkan kepada tengkulak dua hari lalu.

Baca juga: Bupati Indah Dhamayanti Dilaporkan ke KPK, Ini Tanggapan Pemkab Bima

“Kami tidak bisa menunggu terlalu lama membiarkan jagung yang sudah lama kami timbun. Apalagi melihat hujan sering turun beberapa hari terakhir ini, bisa-bisa jagung busuk, dan kami tambah terpuruk. Makanya mau tidak mau harus kita jual meski dengan harga murah," ujarnya.

Akibat murahnya harga jagung tersebut, Sukirman mengaku menderita kerugian hingga jutaan rupiah. Sebab, dalam satu hektare lahan, petani mampu mengeluarkan modal hingga belasan juta rupiah.

"Biaya modal dimulai dari pengolahan tanah, tanam, bibit, pupuk sebanyak dua kali, nyemprot hama dan nyemprot gulma. Belum biaya ngontrak lahannya. Kemudian biaya panen, upah petik jagung, upah angkut dan upah giling," kata dia.

Untuk modal menanam jagung, Sukirman mengaku harus mengutang ke bank hingga puluhan juta rupiah. Hal itu dilakukan karena ia berharap meraup keuntungan saat harga jagung melonjak naik pada Ramadhan. Namun, harga jagung malah merosot tajam.

Kondisi itu membuat para petani tidak bisa memanen hasil sesuai harapan, karena dengan harga di bawah Rp 4.000 per kilogram tidak menutupi ongkos produksi.

Padahal pada saat musim tanam, petani menghadapi kenaikan harga pupuk subsidi.

Harga pupuk subsidi yang sering digunakan, yaitu Urea seharga Rp 200.000 per sak isi 50 kilogram. Sementara sebelumnya pupuk subsidi hanya Rp 95.000 per sak. Sedangkan harga pestisida naik hingga 50 persen.

Setelah menghadapi mahalnya harga pupuk, obat dan upah pekerja harian di masa tanam, kini setelah panen mereka harus menerima kenyataan anjloknya harga jagung.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Video Mesum di Salah Satu Lapas Jateng Ternyata Dibuat Sejak 2020

Video Mesum di Salah Satu Lapas Jateng Ternyata Dibuat Sejak 2020

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Dijual di Atas HET, 800 Elpiji Milik Agen Nakal Disita Polisi

Dijual di Atas HET, 800 Elpiji Milik Agen Nakal Disita Polisi

Regional
Hadapi Pilkada, Elit Politik di Maluku Diminta Tak Gunakan Isu SARA

Hadapi Pilkada, Elit Politik di Maluku Diminta Tak Gunakan Isu SARA

Regional
Diisukan Maju Pilkada Semarang dengan Tokoh Demokrat, Ini Kata Ade Bhakti

Diisukan Maju Pilkada Semarang dengan Tokoh Demokrat, Ini Kata Ade Bhakti

Regional
Korban Kasus Dugaan Pencabulan di Kebumen Bertambah Jadi 6 Orang Anak, 1 Positif Hamil

Korban Kasus Dugaan Pencabulan di Kebumen Bertambah Jadi 6 Orang Anak, 1 Positif Hamil

Regional
Sebelum Tewas, Wanita Tinggal Kerangka di Wonogiri Miliki Hubungan Asmara dengan Residivis Kasus Pembunuhan

Sebelum Tewas, Wanita Tinggal Kerangka di Wonogiri Miliki Hubungan Asmara dengan Residivis Kasus Pembunuhan

Regional
Pilkada Kota Semarang, Sejumlah Pengusaha dan Politisi Antre di PDI-P

Pilkada Kota Semarang, Sejumlah Pengusaha dan Politisi Antre di PDI-P

Regional
Beredar Video Mesum 42 Detik di Lapas, Kemenkumham Jateng Bentuk Tim Khusus

Beredar Video Mesum 42 Detik di Lapas, Kemenkumham Jateng Bentuk Tim Khusus

Regional
Dua Kali Menghamili Pacarnya, Polisi di NTT Dipecat

Dua Kali Menghamili Pacarnya, Polisi di NTT Dipecat

Regional
PDI-P Pemalang Buka Pendaftaran Bacalon Bupati, Anom Wijayantoro Orang Pertama Daftar

PDI-P Pemalang Buka Pendaftaran Bacalon Bupati, Anom Wijayantoro Orang Pertama Daftar

Regional
Tersangka Kasus Investasi Bodong Berkedok Jual Beli BBM di Kalsel Akhirnya Ditahan

Tersangka Kasus Investasi Bodong Berkedok Jual Beli BBM di Kalsel Akhirnya Ditahan

Regional
Setelah dari KPU, Gibran Rencanakan Pertemuan dengan Sejumlah Tokoh di Jakarta

Setelah dari KPU, Gibran Rencanakan Pertemuan dengan Sejumlah Tokoh di Jakarta

Regional
Lecehkan Istri Tetangganya, Pria di Kalsel Ditangkap

Lecehkan Istri Tetangganya, Pria di Kalsel Ditangkap

Regional
Empat Nama Ini Diminta Golkar Persiapkan Pilgub Jateng 2024

Empat Nama Ini Diminta Golkar Persiapkan Pilgub Jateng 2024

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com