Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Suspek PMK Terus Bertambah, Pemkab Klaten Kesulitan Deteksi Dini karena Tak Punya Tes Antigen

Kompas.com - 06/06/2022, 19:18 WIB
Labib Zamani,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

KLATEN, KOMPAS.com - Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Klaten, Jawa Tengah (Jateng) mencatat kasus sapi suspek penyakit mulut dan kuku (PMK) terus bertambah.

Berdasarkan data Pemkab Klaten secara komulatif hingga Minggu (5/6/2022) pukul 17.00 WIB tercatat ada 441 ekor sapi terindikasi PMK. Dari jumlah itu yang sembuh ada 46 ekor dan positif nol kasus.

Kepala DKPP Kabupaten Klaten, Widiyanti mengatakan dari 441 kasus sapi suspek PMK itu, 67 persen karena ada penambahan ternak baru. Sedangkan sisanya karena penularan di lokasi yang sudah ada kasus PMK dan kemudian menular ke ternak lainnya.

Menurut dia tingkat penularan PMK sangat cepat. Seekor sapi yang terindikasi PMK bisa menularkan ke sapi yang lainnya. Virus PMK bisa menular melalui udara pada jarak radius hingga 10 kilometer.

"Jangkauan virus PMK sesuai dengan yang kami terima dari Kementerian Pertanian sampai radius 10 kilometer. Dan sifatnya itu airborne bisa lewat udara," kata Widiyanti dikonfirmasi, Senin (6/6/2022).

Baca juga: Kasus PMK Terus Bertambah, Pemkab Wonogiri Perpanjang Penutupan Seluruh Pasar Hewan

Widiyanti mengaku pihaknya masih kesulitan melakukan deteksi dini ternak yang terindikasi PMK karena tidak memiliki tes antigen. Pihaknya baru mengetahui ternak tersebut terindikasi PMK setelah menunjukkan gejala klinis.

"Kemarin sebelum penutupan pasar, sebagai contoh di pasar hewan pada saat itu diperiksa oleh dokter hewan, di situ belum menunjukkan tanda klinis. Ternyata ada yang membeli sehingga bisa masuk ke pasar hewan. Tiga hari kemudian laporan kalau ternaknya sakit," terang dia.

"Karena kita tidak punya antigen sehingga kita tidak bisa melakukan deteksi dini keberadaan virus di dalam ternak tersebut. Teman-teman dokter hewan ini bisa menjustifikasi kalau sudah melihat tanda-tanda klinis itu muncul," sambung Widiyanti.

Sebagai antisipasi, pihaknya mengimbau masyarakat supaya tidak membeli ternak baru dari luar daerah, meskipun harga yang ditawarkan itu murah.

Hal tersebut untuk mencegah agar virus PMK tidak masuk dan menulari terhadap hewan ternak lainnya di kandang.

Di sisi lain, semua pasar hewan di Klaten telah ditutup sementara selama 14 hari terhitung sejak 25 Mei hingga 7 Juni 2022.

"Kita mengimbau masyarakat khususnya di daerah yang belum terpapar virus PMK. Tolong tidak usah memasukkan ternak baru ke kandang. Kan kita tidak tahu ternak baru itu apakah sudah terpapar virus apa belum," kata dia.

"Dari kasus kemarin setelah kita cek dari per kasus di setiap wilayah yang muncul (PMK) kita investigasi. Ini asal usulnya dari mana, kapan, rata-rata adanya masuknya ternak baru," lanjutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta Temuan Kerangka Wanita di Pekarangan Rumah Kekasihnya, Pelaku Residivis Pembunuhan

Fakta Temuan Kerangka Wanita di Pekarangan Rumah Kekasihnya, Pelaku Residivis Pembunuhan

Regional
Fakta Temuan Kerangka Wanita di Pekarangan Rumah Kekasihnya, Pelaku Residivis Pembunuhan

Fakta Temuan Kerangka Wanita di Pekarangan Rumah Kekasihnya, Pelaku Residivis Pembunuhan

Regional
Ribuan Warga di 7 Desa di Lebong Bengkulu Tolak Direlokasi, BPBD: Ancaman Bencana Tinggi

Ribuan Warga di 7 Desa di Lebong Bengkulu Tolak Direlokasi, BPBD: Ancaman Bencana Tinggi

Regional
Perbaiki Lampu, Anggota DPRD Kubu Raya Meninggal Tersengat Listrik

Perbaiki Lampu, Anggota DPRD Kubu Raya Meninggal Tersengat Listrik

Regional
Diisukan Bakal Ikut Maju Pilkada, Kapolda Jateng: Itukan Urusan Partai

Diisukan Bakal Ikut Maju Pilkada, Kapolda Jateng: Itukan Urusan Partai

Regional
Semua Guru di Kabupaten Semarang Bayar Iuran demi Pembangunan Gedung PGRI

Semua Guru di Kabupaten Semarang Bayar Iuran demi Pembangunan Gedung PGRI

Regional
Kasus Kekerasan Perempuan di Solo Meningkat 5 Tahun Terakhir

Kasus Kekerasan Perempuan di Solo Meningkat 5 Tahun Terakhir

Regional
Kasus Mayat Wanita Ditemukan Jadi Kerangka di Wonogiri, Kekasih Korban Jadi Tersangka

Kasus Mayat Wanita Ditemukan Jadi Kerangka di Wonogiri, Kekasih Korban Jadi Tersangka

Regional
Pj Gubernur Fatoni Ungkap 2 Langkah Pencegahan Korupsi di Provinsi Sumsel

Pj Gubernur Fatoni Ungkap 2 Langkah Pencegahan Korupsi di Provinsi Sumsel

Regional
Gunung Ile Lewotolok Alami 334 Kali Gempa Embusan dalam Sehari

Gunung Ile Lewotolok Alami 334 Kali Gempa Embusan dalam Sehari

Regional
Ganjar Tak Datang Penetapan Prabowo Gibran

Ganjar Tak Datang Penetapan Prabowo Gibran

Regional
Kapasitas Pasar Mardika Muat 1.700 Pedagang, Disperindag: Kami Upayakan yang Lain Tertampung

Kapasitas Pasar Mardika Muat 1.700 Pedagang, Disperindag: Kami Upayakan yang Lain Tertampung

Regional
Di Lokakarya 7 Panen Hasil Belajar PGP, Bupati Arief Minta Guru Jadi Agen Transformasi dalam Ekosistem Pendidikan 

Di Lokakarya 7 Panen Hasil Belajar PGP, Bupati Arief Minta Guru Jadi Agen Transformasi dalam Ekosistem Pendidikan 

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com