MAGELANG, KOMPAS.com - Pemerintah mulai mewacanakan pembatasan wisatawan yang naik ke Zona I Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Bukan tanpa alasan, pembatasan wisatawan untuk melindungi situs purbakala berusia ribuan tahun itu.
Hasil kajian Balai Konservasi Borobudur menyebutkan, selain faktor alam, kedatangan wisatawan yang naik ke candi mempunyai andil dalam keterawatan struktur batu Candi Borobudur, terutama pada bagian tangga dan lantai.
Kepala Pokja Pemeliharaan Candi Balai Konservasi Borobudur, Brahmantara memaparkan, beberapa penelitian menunjukkan bahwa prosentase keausan batu Candi Borobudur pada batu tangga sisi barat dan utara adalah 63,39 persen dan 27,84 persen.
Baca juga: Tiket Naik Candi Borobudur Rp 750.000, Siapa Mau Datang?
Sedangkan persentase keausan rata–rata batu penyusun struktur tangga pada sisi selatan adalah 30,96 persen.
"Keausan berlangsung karena gesekan alas kaki pengunjung, otomatis harus dibatasi," kata Bram, saat dihubungi Kompas.com, pada Senin (6/6/2022).
Berdasarkan perhitungan physical carrying capacity (PCC) oleh tim ahli Balai Konservasi Borobudur, kapasitas ideal Candi Borobudur nilainya 1.259 orang per hari.
Namun, oleh PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (TWC) ditetapkan 1.200 orang per hari.
"Sedangkan di area halaman Candi Borobudur, kapasitas idealnya 5.670 orang tanpa pemulihan," sebut Bram.
Berbagai cara diupayakan Balai Konservasi Borobudur untuk mengurangi tingkat keausan batu struktur candi akibat injakan atau gesekan alas kaki wisatawan, mulai dari pemasangan lapisan karet pada tangga, hingga yang terbaru pemakaian sandal khusus untuk orang yang naik ke Candi Borobudur.
Menurut Bram, hasil kajian menyimpulkan bahwa penggunaan sandal khusus untuk naik ke Candi Borobudur dapat berpengaruh pada upaya mencegah peningkatan tingkat keausan batu candi, khususnya pada bagian batu tangga dan batu lantai.
"Dari hasil uji gesekan diketahui bahwa jenis material bahan spon ati dengan tingkat kekerasan yang lebih rendah dibandingkan jenis spon batu, mempunyai dampak keausan yang rendah," terang Bram.