BENGKULU, KOMPAS.com - Jojo (29) sudah sepekan hanya menunggu dalam truk berisi buah kelapa sawit yang dibawanya dari kebun di Kabupaten Seluma, Bengkulu.
Truk yang dibawanya tidak bisa masuk karena pabrik pengolahan kelapa sawit di Kabupaten Bengkulu Tengah sedang membatasi produksinya.
"Pabrik membatasi per hari 60 truk bisa setor buah, sementara ada ratusan truk berisi buah antre masuk pabrik. Saya sudah seminggu menunggu giliran," kata Jojo saat dihubungi, Senin (5/5/2022).
Baca juga: Harga Anjlok, Petani Kelapa Sawit di Bengkulu Biarkan Buah Jatuh Membusuk
Menurut Jojo, keadaan ini membuat buah kelapa sawit bawaannya mulai membusuk.
Keadaan ini juga membuat Jojo merugi. Pasalnya, untuk membawa buah kelapa sawit dari Seluma ke Bengkulu Tengah, laki-laki itu hanya dibekali uang bensin Rp 100.000.
Untuk biaya makan selama menunggu antrean truk masuk ke pabrik, Jojo terpaksa merogoh kocek pribadi.
Tidak hanya sopir, pengusaha kendaraan angkutan yang digunakan untuk mengangkut kelapa sawit dari kebun ke pabrik juga ikut mengeluh.
Terlebih jika sopir sampai menuntut uang lebih karena waktu kerja bertambah lama akibat antrean.
Baca juga: Tak Ada Pembeli, 8 Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit di Bengkulu Tutup Sementara
Seperti yang dikeluhkan Andi (33). Dia harus memberikan uang tambahan sebanyak Rp 100.000 per hari.
"Antrean panjang, truk dijatah 60 unit per hari masuk pabrik. Para sopir sudah bermalam satu minggu. Babak belur kami," ungkap Andi.