MAMUJU TENGAH, KOMPAS.com – Ratusan petani sawit di Mamuju Tengah, Sulawesi Barat, menggeruduk sebuah kantor perusahaan sawit, Sabtu (4/6/2022).
Mereka menuntut perusahaan agar disiplin pada keputusan pemerintah untuk membeli harga sawit petani Rp 2.475 per kilogram.
Keributan sempat terjadi antara massa dan petugas keamanan yang dinilai menghalangi warga bertemu dengan pimpinan perusahaan.
Baca juga: Kapal Pengangkut Kelapa Sawit Karam di Perbatasan Malaysia, Muatannya Hanyut Terbawa Arus
Belasan kendaraan milik petani sawit dikawal kepolisian Mamuju Tengah menuju sebuah kantor perusahaan perkebunan kelapa sawit.
Kedatangan petani ini untuk mempertanyakan kebijakan harga tandan buah segar (TBS) yang ditetapkan sepihak oleh perusahaan, dan dinilai merugikan petani.
Para petani mempertanyakan harga sawit yang dipatok perusahaan dengan harga sawit sesuai keputusan atau ketetapan harga Provinsi Sulawesi Barat per 31 mei 2022, yakni sebesar Rp 2.475.
Perusahaan hanya menghargai sawit petani sebesar Rp 1.600 per kilogram atau hampir separuh lebih murah dari ketetapan pemerintah provinsi.
Saat petani menggeruduk kantor perusahaan, nyaris terjadi adu jotos dengan petugas keamanan yang dinilai menghalang-halangi petani untuk bertemu pimpinan mereka. Beruntung, petugas kepolisian segera mengamankan situasi sehingga perseteruan bisa dilerai.
Salah satu massa aksi, Supriyadi mengaku hampir berjam-jam petani meminta untuk bertemu pimpinan perusahaan PT Trinity, namun tak kunjung keluar.
Baca juga: Harga Anjlok, Petani Kelapa Sawit di Bengkulu Biarkan Buah Jatuh Membusuk
Supriyadi dan petani sawit lainnya kecewa aturan harga yang ditetapkan pemerintah tidak dijadikan acuan oleh pihak perusahaan. Hal yang dinilai sangat merugikan mereka.
“Kami ingin minta penjelasan apa alasan pihak perusahaan membeli harga sawit petani jauh di bawah ketentuan pemeirntah,” jelas Supriyadi.
Supriyadi menambahkan, jika perusahaan masih menolak mengikuti harga yang ditetapkan pemerintah provinsi, mereka berjanji bakal turun kembali dengan massa lebih besar.
Perwakilan PT Trinity Mamuju Tengah, Carles sempat dijaga ketat aparat polisi saat bertemu petani sawit.
Baca juga: Tak Ada Pembeli, 8 Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit di Bengkulu Tutup Sementara
Carles mengaku, perusahaan belum sanggup membeli TBS yang ditetapkan dengan dalih, CPO milik mereka belum laku di pasar ekspor. Ia berjanji akan segera menyurati dinas perkebunan terkait masalah harga yang dipermasalahkan para pihak.
“Pekan depan kami akan meminta penjelasan kepada pihak pemerintah provinsi terkait penetapan harga tersebut,” jelas Carles.
Lebih lanjut, Kabag Ops Polres Mamuju Tengah, AKP Muhamad Iksan berujar, pihaknya menurunkan 60 personel untuk mengamankan demonstrasi petani sawit.
Iksan mengaku memang sempat terjadi gesekan, namun dia menilai itu kesalahpahaman saja.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.