Ternyata, Jaka ingin melamar anak Empu Wisesa. Empu Wisesa menyetujui serta menyampaikan lamaran tersebut pada Sekar, anaknya.
Namun, Sekar hanya ingin menikah dengan Wira. Sekar juga mengatakan pada ayahnya mengapa tidak menanyakan pada dirinya sebelum menyetujui lamaran Jaka.
Baca juga: Asal-usul Burung Cendrawasih, Tokoh dan Pesan Moral
Empu Wisesa berjalan keluar rumah sambil berpikir untuk mencari jalan keluar.
Tiba-tiba dari kejauhan, ia melihat lahar Gunung Tangkuban Perahu masih menyala-nyala. Lalu, Empu Wisesa mendapatkan ide untuk menyelesaikan masalah yang tengah dihadapinya.
Pada esok harinya, Empu Wisesa menyampaikan suatu pesan pada Wira dan Jaka. Keduanya tidak boleh membantah pesan itu.
Mereka diminta untuk memadamkan lahar Gunung Tangkuban Perahu. Siapa yang berhasil maka akan dinikahkan dengan Sekar.
Menerima tantangan tersebut, Jaka berpikir bahwa hal tersebut tidak masuk akal. Namun, Wira berpikir sebaliknya bahwa api bisa dipadamkan dengan air.
Bergegas, Wira mencari sumber air dalam jumlah besar dan menemukan di Sungai Citarum. Ia mencermati aliran lahar Gunung Tangkuban Perahu berada di cekungan yang agak rendah.
Lalu, Wira menggunakan ilmu yang dimilikinya untuk meruntuhkan bukit di dekat Sungai Citarum. Air yang tidak terbendung tersebut meluap dan mengalir ke cekungan lahar Gunung Tangkuban Perahu.
Baca juga: Desa Penglipuran di Bali, Asal-usul dan Desa Wisata
Alhasil, cekungan lahar itu berubah menjadi danau yang luas dan dikenal dengan nama Danau Bendung, karena berasal dari Sungai Citarum yang dibendung.
Akhirnya, Wira menikah dengan Sekar karena ia berhasil menyelesaikan syarat dari Empu Wisesa. Hal ini berkat sikapnya yang tidak mudah menyerah serta menggunakan akalnya untuk memaksimalkan ilmu yang dimiliki.
Semakin lama, Danau Bendung itu mengering dan menjadi lahan yang subur.
Karena wilayahnya luas, Wira dan Sekar serta seluruh warga desa pindah ke Danau Bendung yang telah mengering itu.
Mereka lalu membangun sawah dan ladang hingga mendapatkan panen yang berlimpah. Wira diangkat menjadi pemimpin.
Daerah bekas danau itu lama kelamaan disebut dengan nama "Bandung".
Sumber
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.