Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gadis di Bitung Lulus SNMPTN FK Unsrat tapi Tak Ada Biaya, ASN Patungan Bayari Kuliahnya

Kompas.com - 03/06/2022, 21:43 WIB
Skivo Marcelino Mandey,
Khairina

Tim Redaksi

MANADO, KOMPAS.com - Wali Kota Bitung Maurits Mantiri turun tangan membantu seorang gadis di daerahnya yang lulus Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2022 namun terkendala biaya

Gadis ini bernama Marselinda Morensia Mulalinda.

Morensia dinyatakan lulus seleksi SNMPTN 2022 dan diterima di Universitas Sam Ratulangi (Unsrat), Program Studi Pendidikan Dokter.

Baca juga: Kartu BPJS Tidak Aktif dan Diminta Jadi Pasien Umum, Penderita Stroke Ini Pilih Pulang karena Tak Ada Biaya

Kemudian, Morensia yang telah dinyatakan lulus jalur SNMPTN diwajibkan untuk membayar uang kuliah tunggal (UKT) sebesar Rp 14.000.000 lewat bank.

Pembayaran UKT dimulai 6 Mei hingga batas 6 Juni 2022. Tahapan inilah Morensia mengalami masalah.

Waktu terus berjalan dan tak terasa tinggal 10 hari Morensia sudah harus membayar UKR Rp 14 juta, namun ia mengaku tidak memiliki biaya untuk membayar UKT.

Morensia pun menceritakan kisah dirinya memperjuangkan masa depan yang mengalami kendala. Cerita itu Morensia unggah di media sosial Facebook miliknya @len Mulalinda.

Tak disangka curahan hatinya itu mendapat simpati dan repson positif dari berbagai pihak di antaranya Pemerintah Kota (Pemkot) Bitung dalam hal ini Wali Kota Maurits Mantiri.

Maurits kepada Kompas.com mengatakan, demi membantu biaya kuliah Morensia, aparatur sipil negara (ASN) di lingkup Pemkot Bitung urunan mengumpulkan uang. Juga ada dari anggota dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD).

"Hasil yang terkumpul sebanyak Rp 21 juta. Dia (Morensia) kan butuh pembayaran UKT Rp 14 juta. Sedangkan sisanya Rp 7 juta tetap diberikan ke yang bersagkutan untuk persiapan biaya-biaya sebelum dia masuk bangku kuliah," katanya saat dihubungi, Jumat (3/6/2022).

Baca juga: Telan Uang Koin Rp 1.000, Bocah 6 Tahun Hampir Sebulan Terbaring Lemas, Tak Ada Biaya

Uang tersebut sudah diserahkan Pemkot kepada Morensia didampingi orangtua di Kantor Wali Kota Bitung.

Maurits mengatakan, Pemkot Bitung juga akan berusaha memberikan bantuan beasiswa kepada Morensia selama kuliah.

"Ada dua mekanisme yang kita tempuh. Pertama, bisa saja (beasiswa) dari anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) Pemkot Bitung, karena memang ada di rencana strategis kami (program beasiswa)," ujarnya.

Kedua, bisa saja menggunakan Kartu Indonesa Pintar (KIP).

Maurits mengatakan, ia sudah berkoordinasi dengan anggota DPR RI daerah pemilihan Sulawesi Utara, Adriana Dondokambey.

"Ibu Adriana Dondokambey bersedia bantu untuk (Morensia) masuk program Kartu Indonesa Pintar," sebutnya.

"Tapi kalau seandainya (proses) itu masih gagal karena ada tahapanya, kami bersedia untuk talangi dulu sementara," tambah Maurits.

Dia menjelaskan, Morensia juga salah satu yang mendapat beasiswa saat menempuh pendidikan di SMAS Lokon St Nikolaus Tomohon.

"SMA dia juga sempat dapat beasiswa dari Pemkot. Sekolah unggulan kan dia waktu itu. Karena memang mereka yang ditergetakan (dapat beasiswa) adalah yang kurang mampu dan berprestasi," jelas Maurits.

Maurits menambahkan, pemerintah daerah (pemda) wajib menindaklanjuti program pemerintah pusat membantu keluarga kurang mampu untuk mendapatkan bantuan berupa biaya sekolah.

"Program Pak Presiden Joko Widodo (Jokowi) ada melalui program Kartu Indonesia Pintar. Itu (pemda) wajib ditindaklanjuti, paling tidak kita mampu mendata dan menemukan mereka-mereka ini yang berprestasi tapi keluarganya kurang mampu," kata Maurits.

Curhat di Facebook

"Waktu yang saya miliki tinggal 10 hari lagi untuk menuju masa depan atau terhenti di sini. 3 bulan lalu tanpa sepengetahuan orang tua saya mendaftarkan diri untuk kuliah mengambil jurusan kedokteran. Saya tahu orang tua saya tidak akan mampu membiayainya," tulis Morensia di akun Facebooknya dikutip, Jumat (3/6/2022).

Morensia menyebut ayahnya hanya seorang tukang kayu atau bangunan, namun karena sudah lanjut usia maka panggilan untuk kerja kayu dan bangunan sudah jarang sekali.

Ayah beralih menjadi tukang ojek, namun jika sakit asam urat dan kolesterolnya kumat, ibunya yang menggantikan ayahnya mengantar penumpang.

"Puji Tuhan pada bulan Maret yang lalu saya dinyatakan lulus masuk kedokteran UNSRAT jalur SNMPTN. Namun saya bingung karena biaya UKT yang besar. Orang tua saya sudah berusaha namun batas pembayarannya tinggal 10 hari lagi dan kami belum mendapat jalan keluar sampai hari ini," katanya.

Baca juga: Tak Ada Biaya, Nelayan Cirebon Mudik dari Jakarta Pakai Perahu, Terkena Badai dan Angin Kencang

Dikatakannya, tiga tahun yang lalu ia bisa masuk bersekolah di SMAS Lokon St. Nikolaus Tomohon karena dibiayai Pemkot Bitung. Pemerintah memberikan beasiswa atas prestasi semasa ia SMP.

"Saya tidak punya biaya untuk kuliah. Saya hanya punya piagam-piagam dan medali ini, yang saya kumpulkan selama SMA. Saya berharap ini semua bisa menolong saya untuk kuliah, namun saya tidak tahu bagaimana caranya. Waktu saya tinggal 10 hari lagi. Tolong bantu saya," pinta dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com