Sementara Luka berarti selendang. Luka bisa dikenakan menyilang, baik di bahu kiri atau bahu kanan atau digantung di leher. Bisa juga diikat di pinggang apabila tidak memakai baju.
Luka merupakan hasil kerajinan ikat dan tenun. Luka yang digunakan Jokowi adalah Luka Semba. Luka memiliki makna melindungi.
"Luka itu kan selalu membungkus badan, dan itu sebagai lambang perlindungan. Maka dalam konteks Jokowi dia melindungi seluruh masyarakat Indonesia," jelas Amatus.
Baca juga: Kami Senang, Pak Jokowi Mau Datang dan Nginap di Kota Kecil Ini
Lesu dikenakan dengan cara diikat di kepala dan bukan terbuat dari tenun, sebagai pelengkap baju adat. Lesu biasanya diikat membentuk kerucut di kepala.
Menurut Amatus, lesu hanya digunakan oleh orang-orang yang memiliki kuasa tertentu. Karena itu, selain jadi simbol kekuasaan juga lebih pada pemimpin dan nilai kepemimpinan.
Sebelum lesu dikenakan, biasanya dilakukan ritual terlebih dahulu. Seperti Engge Ragi, Podi Lesu, Nggubhu atau Bao Luka sebagai simbol kebesaran. Ritual akan dilaksanakan saat prosesi wake laki atau seremoni kepada seseorang saat dinobatkan sebagai mosalaki.
"Karena itu, kepada Presiden Jokowi simbol kebesaran dan kepemimpinan itu dikenakan saat prosesi penobatan menjadi pemimpin dalam konteks adat budaya Ende, yakni Mosa Ulu Beu, Laki Eko Bewa dalam arti memiliki wilayah kekuasaan yang luas dari Sabang sampai Merauke," ujarnya.
Baca juga: Ketika Ribuan Warga di Ende Histeris Sambut Kedatangan Jokowi...
Rahim Pancasila
Amatus menambahkan, pengakuan Ende sebagai rahim Pancasila dalam pandangan budaya Lio Ende, bahwa Ende adalah seorang ibu yang subur berketurunan atau Ine Eo Tuka Sura, Kambu Wonga.
Dalam ungkapan lain, Ine Tau Tuju Tu yang berarti ibu yang menuntun dan membimbing dan mengarahkan.
Selanjutnya, Ine Tau Sipose artinya ibu yang mempersatukan yang tercerai berai dan berbeda dalam banyak aspek. Ada pula, Ine Tau Nggembe Re'e yang artinya ibu yang melindungi dari setiap bahaya, gangguan, hambatan dan tantangan atau ancaman.
"Karenanya menjadi tanggung jawab setiap anak bangsa terutama yang terlahir menjadi pemimpin, untuk terus memelihara, merawat sang ibunda agar tetap sehat dan tetap kuat," ujarnya.
Amatus mengajak generasi bangsa Indonesia yang ingin memahami lebih dalam tentang Ende sebagai rahim Pancasila untuk datang langsung ke Ende.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.