UNGARAN, KOMPAS.com - Wabah penyakit mulut dan kaki (PMK) yang menyerang hewan ternak, semakin mengganas. Hampir di semua daerah ditemukan penyakit tersebut, tak terkecuali di Kabupaten Semarang.
Kondisi hewan yang terkena PMK, terutama sapi, sangat mengenaskan. Mulut menjadi bernanah karena sariawan dan kuku kaki juga terluka. Akibatnya, hewan enggan makan dan kesulitan berdiri.
Wabah PMK pun juga menyebar ke kawasan lereng Gunung Merbabu yang merupakan sentra sapi Kabupaten Semarang.
Dokter hewan Mukhlas Yasi Alamsyah yang melakukan pendampingan di Kecamatan Getasan, mengungkapkan setidaknya wabah PMK telah menyerang 10-15 sapi setiap hari.
"Ini memang cepat menyebar. Namun seperti diremehkan karena tidak menular ke manusia dan angka kematiannya terhitung rendah," ujarnya saat ditemui di Dusun Blongoran Desa Polobogo, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang Jawa Tengah, Jumat (3/6/2022).
Baca juga: Cara Peternak Kuningan Atasi PMK, Beri Ramuan Jamu Tradisional Cuka Lebu
Sejak wabah merebak, dia mengatakan telah menangani sekitar 130-an sapi milik 30 peternak yang ada di 12 dusun. Dia juga memberikan ramuan herbal bagi sapi-sapi yang ada.
"Selain perawatan medis, kami juga memberikan ramuan herbal serta pendampingan untuk membangkitkan mental peternak," ungkap Mukhlas.
Dia menegaskan bahwa ramuan herbal yang diraciknya bukan untuk mencegah PMK. Tapi mengembalikan metabolisme tubuh hewan agar kembali normal. Dengan begitu imunitas menguat dan hewan kembali sehat.
Masyarakat yang membutuhkan ramuan tersebut juga tak ditarik biaya.
"Ini semua gratis, silakan dimanfaatkan yang penting ternak sehat dan tidak terserang penyakit. Apalagi PMK ini kan sebelumnya tidak diketahui dan hewan membutuhkan perawatan ekstra, bahkan untuk makan saja harus disuapi," kata Mukhlas.
Mukhlas menyampaikan bahan yang digunakan pun mudah didapat. Menurutnya ramuan tersebut aplikatif, parktis dan disukai oleh sapi.
Dia mengaku sudah membuat ramuan herbal itu sejak tahun 2000. Bahan yang dibutuhkan untuk membuat ramuan tersebut adalah gula tetes untuk mengembalikan enerji hewan.
Lalu daun salam untuk mengatasi radang di kaki dan mulut. Kemudian daun rambutan untuk menurunkan panas, serta daun andong dan kunyit.
"Bahan dicampur dengan air tanah diberi juga bakteri laktobacilus, kemudian dicampur ragi dan didiamkan selama tiga sampai empat hari," jelasnya.
Dosis pemberian untuk sapi sebanyak setengah gelas, diminumkan pagi dan sore.