KUPANG, KOMPAS.com - Gabriel Ulu Tunabenani, warga Kelurahan Fatubenao, Kecamatan Kota Atambua, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), mengirim surat ke pemimpin Gereja Katolik Paus Fransiskus dan Presiden Mauritius.
Isi surat yang dikirim itu, poinnya sama yakni meminta bantuan kepada Paus dan Presiden Mauritius agar membantu anaknya Petrus Crisologus Tunabenani, yang saat ini hilang di Mauritius.
"Surat itu saya kirim pada 12 Mei 2022 lalu, melalui Direktur Lembaga Hukum dan HAM PADMA (Pelayanan Advokasi untuk Keadilan dan Perdamaian) Indonesia, Gabriel Goa," ungkap Gabriel, kepada Kompas.com, pada Sabtu (28/5/2022) malam.
Isi surat yang ditujukan kepada Paus, lanjut Gabriel, dirinya meminta agar Paus memberikan imbauan kepada nahkoda dan para anak buah kapal (ABK) asal Vietnam di kapal ikan berbendera Taiwan, agar berbicara jujur kepada Kepolisian Mauritius.
Baca juga: Pak Jokowi, Tolong Bantu Pulangkan Anak Kami dari Afrika
Menurutnya, saat ini kepolisian Mauritius sedang menangani perkara kasus hilangnya tujuh ABK asal Indonesia di perairan Mauritius Afrika Selatan.
Sedangkan untuk Presiden Mauritius, dia meminta agar orang nomor satu di negara itu mendesak nahkoda dan para anak buah kapal (ABK) asal Vietnam di kapal ikan berbendera Taiwan, agar berbicara jujur kepada Kepolisian Mauritius.
Gabriel berharap, Presiden Mauritius bisa membantu keluarga tujuh ABK bisa dipertemukan dengan nahkoda dan ABK kapal ikan Weifa asal Vietnam yang berada di Kepolisian Mauritius.
"Karena sampai saat ini belum ada kepastian berita keberadaan 7 ABK WNI sesuai harapan kami para keluarga korban," ujar dia.